#Epilog 2 : Sebuah Trauma

605 72 11
                                    

Hai, nama ku Karamel, umur ku lima tahun lebih sedikit. Aku duduk di bangku TK-B1 kata orang-orang aku pinter, tapi aku tidak setuju.

Aku itu menggemaskan, kata Papa ku yang ganteng (jangan bilang Papa kalau aku bilang dia ganteng ya, nanti dia geer!) Aku ini anak kesayangannya Papa dan Mama, mau aku pinter apa nggak aku tetep di sayang Mama sama Papa.

Papa ku sekarang seorang CEO di perusahaan yang dia pimpin, hobinya ngajak jalan-jalan ke luar negeri, nyenengin anak kata nya mah.

Kata Mama, papa hobinya buang-buang duit, tapi kata Papa sayang anak dan istri itu wajib. Apalagi istrinya kaya Mama (kata Papa. Dia bucin banget, aku gumoh?!)

Aku mau cerita pengalaman ku di Melbourne tahun lalu, waktu itu telah terjadi suatu yang menyeramkan antara Mama dan Papa. Aku sampe gak bisa tidur.

***

Melbourne, Australia 12 April.

Pesawat landing dengan sempurna, Papa geret-geret aku dengan semangat 45 nunjukin gimana bandara yang dia suka ini. Mama sibuk di belakang sama tab dan maid ku juga dia.

Oh ya, kata Papa Mama gak boleh capek-capek apalagi banyak fikiran. Aku gak tau itu kenapa.

Apa kalian tau itu kenapa?

"Kara, liat ini Melbourne!" seru Papa ku, Hwang Minhyun.

"Iya, udah tau," jawab ku lalu berlari menubruk Mama. Mama ini kesayangan ku, aku gak sayang Papa. Soalnya Papa suka ngerebut Mama kalau malem, suka ngembat Mama dari Kara kalau malem. Kara sangat ngga like.

"MAMA LIAT DEH! DEDEK NYA LUCU BANGET!" seru ku lalu menunjuk anak kecil yang kayaknya umur nya lima tahun sedang berlari kesana kemari. Seru ya kayaknya punya adik? Kara jadi pengen punya adek.

[2] Diary +H.Minhyun [✔️]Where stories live. Discover now