SEPASANG bola mata perempuan itu menatap lurus pada sosok yang duduk di hadapannya saat ini. Pria tinggi dengan balutan hoodie hitam tengah balik menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan."Salah gue apa?" Suara serak dan gemetar itu memecah keheningan yang terjadi di antara mereka. "Salah gue apa?" ulangnya.
Tangan perempuan itu gemetar, rambut hitam yang tadi tergerai indah kini menjadi kusut, pipi yang terasa panas, serta sudut bibir yang terasa perih membuatnya bingung. Apa yang sebenarnya terjadi? Tidak pernah sekalipun dia berpikir kalau cowok yang yang selama ini selalu bertutur kata lembut bisa berubah menjadi harimau yang kelaparan.
"Apa buat lo, gue ini cuman lelucon?"
Dewa menghela napas, tersadar dengan apa yang sudah dia lakukan. Perlahan dia mendekat ke Helen, berusaha meraih tangan gemetar itu. "Maaf, Len. Aku minta maaf, aku nggak sadar—"
"Gila," potong Helen dengan cepat sambil sedikit menjauh dari Dewa, karena jujur saja dia terkejut dengan sifat lain yang ditunjukan cowok itu.
Helen menggeleng pelan, tangannya mengusap kasar air mata yang terus meluruh. Hatinya jauh lebih sakit dari fisiknya saat ini.
Helen tidak menyangka, cowok yang selalu dia banggakan, cowok yang menurutnya terbaik selama ini ternyata mengkhianatinya bahkan setelah terbukti dan Helen protes akan hal itu justru Dewa menyangkal, tidak terima. Helen terus mendesak sampai akhirnya Dewa hilang kendali.
"Gue mau kita udahin semua ini."
Perlahan Helen beranjak dari posisinya hendak meninggalkan Dewa, tapi dengan cepat cowok itu menarik erat rambut Helen membuatnya berteriak sambil berusaha melepaskannya.
"Dewa, sakit! Lepas!" Helen berusaha melepas cengkraman kuat itu.
Namun, Dewa malah menarik rambut itu semakin kuat hingga Helen hilang keseimbangan dan menabrak tubuhnya. Dewa menatap Helen penuh dengan amarah.
"Gue nggak akan pernah lepasin lo! Helen, gue udah akuin kesalahan gue dan tugas lo cukup maafin gue, tapi lo malah berani mutusin gue!"
"Anjing lo!" teriak Helen, masih berusaha lepas dari cengkraman itu. "Gue baru tau sifat asli lo selama tiga tahun ini, bahkan setan pun lebih baik dari pada lo!"
"Terserah lo mau bilang gue apa, gue pastiin setelah ini lo nggak akan pernah pergi dari gue." Dewa terkekeh, langsung menyeret Helen masuk ke kamar.
─✿─
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart of Glass
Teen FictionSebut saja si bodoh, meski yang Helena tau dia hanya mencintai Dewa dengan tulus. ••• Copyright © 2018 by YustikaM