CHAPTER 1

7.3K 862 14
                                    


Pukul dua belas malam seharusnya sudah cukup larut untuk Park Seolhee tetap terjaga. Jam segitu seharusnya ia sudah terlelap pulas menyelami mimpi dengan terbalut selimut tebalnya. Ya, seharusnya begitu. Tapi malam itu matanya belum mau juga dipejamkan, pikirannya masih berkeliaran entah ke mana.

"Ayolah, cepat terpejam!"

Seolhee mendengus pelan, sepertinya malam ini ia membutuhkan sedikit udara segar.

Tungkai kakinya ia arahkan menuju balkon kamarnya, menghirup udara luar sebelum manik matanya jatuh tertuju pada bangku lebar yang berada di halaman luas rumah tetangganya yang terhubung dengan miliknya. Bukan bangku kayu itu yang menjadi perhatiannya, melainkan sosok pria tampan yang mendudukinya.

"Dia belum tidur?" bisiknya.

Jeon Jungkook, tetangga sebelah rumahnya sekaligus sahabat baiknya termenung seorang diri menatapi gelapnya langit yang dihiasi bintang. Matanya sesekali terpejam menikmati hilir angin malam yang menerpa wajahnya, sementara bibirnya sibuk mengecap rasa manis dari permen karet yang senantiasa menemaninya.

Seolhee tersenyum tipis, sepertinya kali ini ia tidak akan menghabiskan malam panjangnya seorang diri. Kakinya segera melompat dengan hati-hati dari pagar balkonnya, menuju tangga kayu yang senantiasa berada di samping tembok kamarnya-alat ajaib yang selalu ia gunakan untuk menyelinap keluar kamar tanpa sepengetahuan ibunya.

Hingga kakinya berhasil menginjak rumput halaman luas yang menghubungkan rumahnya dengan milik Jungkook, pria itu belum juga menyadari keberadaannya, terlalu menikmati kesendiriannya. Kesempatan bagus untuk mengejutkan Jungkook, pikir Seolhee.

Perlahan tapi pasti Seolhee melangkah mendekati Jungkook, sedikit lebih berhati-hati agar tidak menimbulkan suara. Ujung bibirnya tertarik ke atas, tidak sabar akan reaksi terkejut sahabat baiknya itu.

Satu...

Dua...

Tig-

"Boo!"

Seolhee tersentak, langkahnya mundur beberapa langkah saking terkejutnya.

"Sial, kau sudah tahu, ya?"

Jungkook terkekeh melihat ekspresi terkejut Seolhee, memamerkan deretan gigi rapih dengan dua gigi kelinci depannya seakan mengejek ketidak berhasilan usaha Seolhee mengejutkannya.

"Tentu saja! Aku bahkan sudah melihatmu saat masih di balkon sana. Kau itu masih terlalu amatir untuk bisa mengejutkanku, Seol."

Seolhee mendecak pelan sebelum ikut mendudukkan dirinya di samping Jungkook, lalu menyandarkan kepalanya pada pundak kuat pria itu. Memposisikannya senyaman mungkin tanpa meminta izin terlebih dahulu pada pemiliknya. Untuk apa harus izin? Jungkook sahabat baiknya, pikir gadis itu.

"Kenapa belum tidur?" tanya Seolhee setelah keduanya terjebak dalam keheningan beberapa saat.

"Hanya belum mengantuk."

"Mereka bertengkar lagi, ya?"

Jungkook tersenyum tipis, tidak ada gunanya berbohong pada sahabatnya sedari kecil. Gadis itu terlalu pandai menebak alasan utama mata lelahnya belum bisa terpejam.

"Ya, begitulah."

"Jeonshan bagaimana? Sudah tidur?"

Jungkook mengangguk. "Ya, tiga jam yang lalu. Dia tidak akan terusik meskipun ada suara nyaring di samping telinganya."

LILIUM✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang