Kuintip dibalik tirai penutup pintu megah, kakiku semakin bergetar dengan kencangnya dan sangat susah untuk kukendalikan. Ya…mereka masih disana menatapku dengan tajam, penuh dengan aura kebencian serta cercaan dan cemoohan besar. Ingin segera kusibak saja tirai nan indah serta kuperangi mereka para penggunjing agar aku berkuasa seperti yang lainnya, namun lidah juga terasa kelu hatiku semakin menciut. Bibir bergetar dengan kerasnya, seakan mau menamgis saja namun tertahan. Aku berkaca kepada diriku ini sebenarnya apa yang kutautkan? Ini juga toh daerah kekuasaanku, jadi apapun yang kuperbuat tidak ada yang menyalahkan sama sekali. Bisakah kuanggap mereka semua tiada yang berjibun begitu banyaknya mata mengancam? Kucoba langkahkan kakiku dengan perlahan, kubuka pelan tirai dan kulewati dengan kepura-puraan. Aku harus bisa mengatasi ini semua dengan kemampuanku sendiri, itu akan menjadikanku semakin tertempa keyakinanku. Kuangkat tanganku tadi yang menggenggam microphone, kucoba sapa mereka semua bergemuruh serta merta kulantunkan lagu yang diiringi oleh band dan kini kupandang mereka satu persatu dengan penuh makna serta keberanian, kulihat mereka bersorak sorai mengikuti irama yang kudendangkan bahkan ada yang berjoget dengan riangnya, ini membuatku semakin mantap serta bangga dalam penampilan perdanaku untuk menjadi seorang penyanyi dalam panggung megah nan besar. Seakan aku tak mempercayai apa yang kulakukan ini tapi ya…terjadi begitu saja, karena rasa takutku terkalahkan oleh keyakinanku yang kian berkobar untuk meraih impianku yang kini di awal pencapaian.
***
Akun Instagram penulis dan ilustrator.
Penulis : @iyanferis
Illustrator : @farhazart
YOU ARE READING
KOLAB'BU TIME : BERANI BERSINAR
RandomKumpulan cerita dan ilustrasi dari even mingguan di grup Author Indonesia V, SABTU KOLAB'BU dengan tema berani bersinar.
