.
.
.
.
.
.
.
.Miracle In December
.
.
.
.
.Ryu Jin tersenyum menatap Seong Woo yang menghabiskan makannya dengan baik. Seong Woo belum mau mengeluarkan suaranya lagi, dia seperti orang linglung dan merasakan tubuhnya lemas sekali.
Seong Woo berkali-kali tak percaya dengan keadaannya ini apa lagi setelah Ji Sung menjelaskannya. Dia mengedarkan pandangannya dan berkedip beberapa kali.
Ingatannya tidak terlewatkan sedikitpun walau dirinya sedang lemah. Tapi dia ingat dimana terakhir kali berada di rumah sakit Incheon, dia sedang melahirkan. Namun Ji Sung tidak menceritakanya sejauh itu, Ji Sung tadi menangis dan berkata Seong Woo harus banyak istirahat dulu."Dokter Yoon sudah melepon Daniel. Dia di rumah orang tuamu, dia sedang dalam perjalanan kemari." Ucap Ryu Jin dan dibalas senyuman dari Seong Woo.
"Seong Woo." Ryu Jin mengenggam tangan lemas Seong Woo, dia menatap Seong Woo dengan sendu. Tidak, dia tidak akan menangis lagi walau ini rasanya berat.
"Berjanjilah tidak seperti ini lagi. Hiduplah bahagia dengan Daniel dan Arin."
Sebenarnya Seong Woo masih banyak pertanyaan, dia bahkan tak paham kenapa Ryu Jin bisa ada disini. Tentang Daniel dan Arin, bagaimana Ryu Jin mengetahuinya? Namun Seong Woo menyimpannya dalam-dalam. Dia lebih dulu ingin bertemu dengan Daniel.
Sampai akhirnya pintu ruang rawat itu di buka kasar. Mata Seong Woo berkaca-kaca menatap pria yang terlihat lelah habis berlari. Ryu Jin pergi keluar sesaat setelah Daniel berjalan masuk ke dalam.
Grepp!!
Daniel dengan perasaan bahagianya menarik Seong Woo ke dalam pelukannya. Seong Woo juga melingkarkan tangannya di pinggang Daniel dan menumpahkan tangisnya di dada Daniel.
Keduanya menangis, Daniel benar-benar dilingkupi kebahagiaan dan tak rela melepas pelukannya. Kecupan pada puncak kepala Seong Woo ia berikan, sungguh amat merindukannya. Tak ada kata-kata yang sanggup mereka ucapkan, mereka hanya menangis dan saling berpelukan dengan erat.
Ketika tangis mulai mereda, Daniel melonggarkan pelukannya. Dia merendahkan kepalanya menatap wajah Seong Woo sembari menghapus air mata Seong Woo dengan jemarinya. Perasaan bahagianya masih memuncak, jemarinya terus membingkai wajah Seong Woo dan pandangan mereka tidak teralihkan sekalipun.
"Maafkan aku. Maafkan aku. Jangan seperti ini lagi. Aku mohon." Daniel mengucapkan kekhawatirannya. Dengan meneteskan air matanya lagi dia mengungkapkan ketakutannya yang amat besar terhadap Seong Woo.
Kedua telapak tangan Seong Woo menakup pipi Daniel, sama seperti apa yang Daniel lakukan padanya saat ini. Ibu jarinya senantiasa menyeka air mata Daniel dan menarik kepala Daniel lebih mendekat padanya.
Cup!
Seong Woo memejamkan matanya saat bibirnya menempel tenang dengan bibir Daniel. Berkali-kali dalam hatinya dia terus berucap 'terimakasih' pada Daniel. Walaupun selama ini dia tertidur namun dia menyadari apa yang sudah Daniel lakukan padanya dan seberapa besar harapannya pada Seong Woo. Juga cinta yang luar biasa membuat Seong Woo bertekad untuk bangun.