~twenty four~

3.4K 248 7
                                    

Niall POV

“Aku akan mengajak Niall. Kau boleh mengajak Greg, dia sudah dewasa. Niall masih memerlukan kasih sayang dari ibunya” bentak mom pada dad. Mereka baru saja memutuskan untuk berpisah, dan salah satu dari kami –aku dan Greg- harus ikut mom pindah ke London

“Seharusnya kau tanyakan dulu pada mereka. Biarkan mereka yang memilih” kata dad dengan nada yang mulai meninggi

“Aku akan tetap membawanya” putus mom lalu pergi meninggalkan aku, Greg, dan dad di ruang makan

“Tapi mom...” Greg bersuara kali ini dan membuat mom menghentikan langkahnya dan menatap Greg

“Kau memilih dad?” tanya mom. Greg tidak menjawab pertanyaan mom

“ Bagaimana denganmu, Ni?” mom kini menatapku. Aku semakin bingung. Aku sayang mereka. Aku tidak ingin mereka berpisah. Aku ingin kita tetap bersama. Mom menghela nafas

“Baiklah, mom akan pergi sendiri” mom membalik tubuh dengan cepat lalu masuk ke kamar dan membanting pintunya dengan keras.

“Mom... Mom... Mommy..!!!” Aku mengetuk pintunya berulang kali, tapi sia-sia

“Daddy, bisakah kalian tetap bersama?” kata Greg yang masih duduk di depan dad

“Tidak bisa, sayang” dad menggeleng

“Kenapa?” tanyaku

“Maafkan dad, cupcake” dad menunduk sambil meremas-remas tangannya

“Baiklah. Aku akan mengemasi barangku dan pergi bersama mom” aku berjalan ke kamar

“Ni, I’m sorry” kata dad pelan tapi masih bisa ku dengar. Aku berbalik dan mendekatinya

“I love you, dad” bisikku tepat di telinganya. Aku segera berjalan cepat ke kamarku lalu menutup pintunya. Seketika air mataku jatuh begitu saja. Aku kini terduduk di balik pintuku, menangis, dan terus menangis

 ++++

Aku terbangun dari mimpiku ketika mendengar dering dari iphoneku. Ku ambil iphoneku di nakas dengan sedikit usaha tentunya karena selang infus menyebalkan ini. Terpampang nama ‘BriLovy’ di layarnya.

“Pagi, sweety”sapaku

“Hey, Ni. Maaf aku tidak bisa menemanimu hari ini” kata suara di seberang sana

Yeah. Aku tau. It’s Monday. Workday, right?” kataku sambil menatap kalender yang tertempel di dinding

Yeah. I’m sorry cupcake” ucapnya dengan pelan

It’s okay. I’ll be fine” aku tersenyum

Be good boy, okay” perintahnya seolah-olah dia itu buku

“Okay sweety”

“Promise me?”

“Promise”

“Bye, I have to go”

“Bye”

Aku meletakkan iphoneku di kasur. Hari ini akan menjadi hari yang panjang. Kata Liam, tidak ada masalah serius. Tapi aku tidak yakin, karena kemarin dia memberikan surat pada Briana. Aku tidak tahu itu surat apa. Mungkin itu hasil tes darah kemarin. Liam hanya menyuruhku istirahat dan berhenti minum. Untuk berhenti minum, aku tidak bisa berjanji. Aku tak tau kenapa

Knock... knock...

Suara ketukan pintu menyadarkanku dari lamunanku

“come in” teriakku. Pintu terbuka perlahan dan muncul lah si asia itu

Drunk Cupcake [Niall Horan]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें