32

68.7K 5.4K 444
                                    

Mas Dewa menatapku dengan senyum penuh kemenangan. Akhirnya aku terpaksa mengiyakan keinginan Mama Mala menginap di rumah mereka. Kami ngobrol lama sementara Mas Dewa kembali ke apartemen untuk mengambil beberapa pakaian ganti untukku.

Dan aku shock ketika melihat pakaian apa yang Mas Dewa bawakan untukku. LINGERIE?!!!
Padahal selama ini aku menyembunyikan pakaian mengerikan itu di bawah tumpukan piyamaku, kenapa Mas Dewa bisa menemukannya?
Huh! Dasar mantan playboy, insting mesumnya masih saja tajam!
Dengan menggerutu menutupi rasa malu, aku terpaksa mengenakan pakaian transparan dan mini itu.

"Kenapa ditutupi, Ara?" tanyanya melihatku menutupi lingerie yang kukenakan dengan bathrobe.

Aku mengerucutkan bibirku kesal. Mas Dewa terkekeh, meraihku mendekat dan memaksa melepaskan bathrobe yang kukenakan hingga menyisakan lingerie transparan yang menjijikkan.

"Nah, begini kan cantik. Mas jadi nggak tahan ehem-ehemin kamu, Sayang," seringainya licik.

"Kita sudah sepakat, Mas!" aku sebisa mungkin menutupi tubuhku dengan kedua tanganku.

"Mama ingin cucu loh Sayang. Kalau kita nggak ehem-ehem, gimana bisa jadi?"

"Tapi kan Mas Dewa sudah setuju," protesku menggigit bibir.

"Setuju di bawah tekanan, Ra! Kalau Mas menolak, kamu pasti kabur lagi. Mas nggak mau kamu ninggalin Mas. Kalau tekanannya yang ini, Mas sih rela banget," Mas Dewa memindai seluruh tubuhku dengan tatapan nakalnya. Aku merinding.

"Ini melanggar kesepakatan namanya," gerutuku panik melihatnya membuka semua pakaiannya, menyisakan brief yang menggantung di pinggulnya, mencetak jelas gundukan di dalamnya.

Astaga! Aku menelan ludah dan memalingkan muka.
Tubuhku langsung memanas ketika lengan kokoh Mas Dewa meraih dan melingkari pinggangku hingga perutku menempel merasakan gundukan itu menekan.

"M-mas..."

"Mas kangen, Sayang. Sudah lama banget. Mas mau kamu sekarang. Mas sudah nggak tahan," suara serak Mas Dewa dipadu dengan tatapan penuh gairah yang kutangkap dengan segenap jiwaku.

Bibir Mas Dewa merangkumku hangat. Ia menggigit bibir bawahku sambil mengerang. Lidahnya menerobos membelit lidahku. Rasanya sungguh dahsyat.

Aku terbuai.
Kubalas lumatan bibirnya sepenuh hatiku. Akupun merindukannya.

Kupejamkan mata ketika Mas Dewa makin memperdalam ciumannya disertai tangannya yang mula-mula membelai punggungku kini turun meremas pantatku.

Tiba-tiba kurasakan tubuhku melayang. Mas Dewa mengangkatku dan membaringkanku di tengah ranjangnya yang besar.
Tangannya menangkup dadaku dan memberi pijatan nikmat disusul hisapan kuat di puncaknya. Aku melenting, melengkungkan punggungku, mendamba, memberikan isyarat tanpa kata agar ia semakin leluasa mencumbuku lebih lanjut.

BREEEKKKK!!!!!

Aku memekik tertahan, membelalak ketika Mas Dewa merobek lingerie yang kukenakan dengan brutal, mencabik-cabik semua kain super tipis itu hingga tidak lagi menutupi tubuh polosku.

"MASSS!"

Mata Mas Dewa berkabut memandangku, meneguk ludahnya sambil memindai sekujur tubuhku.
Aku gemetar.

Dengan cepat Mas Dewa melepaskan brief penutupnya, membebaskan miliknya yang sudah pongah berdiri tegak, membuatku lagi-lagi memekik tertahan.

Sesaat kemudian, Mas Dewa seperti kalap, menghujani kecupan kasar dan hisapan kuat di sekujur tubuhku. Aku menggelinjang menyambut gairah brutalnya. Erangan demi erangan lolos begitu saja dari tenggorokanku.

MY POSSESSIVE LECTURER  (Sudah terbit Di GOOGLE PLAY BOOK)Where stories live. Discover now