Tak Sengaja

3.5K 540 79
                                    

Kelas terdengar riuh karena guru PKN yang seharusnya mengajar tidak masuk di karenakan sakit. Dan lebih menyenangkannya, guru itu tidak memberikan satu tugas apapun.

"Gila ye, si Ten berani banget anjir," Eunha mendudukan dirinya disebelah Jhonny yang tengah membaca novel.

"Emang dia kenapa?" Tanya Jhonny tanpa mengalihkan pandangannya dari novel yang sedang ia baca.

"Dia ngasih permen karet ke kursi guru njir. Dan lu tau siapa guru yang kena,"

"Siapa?"

"Pak Shindong!" Jhonny menghentikan acara membacanya, kemudian mengalihkan pandangannya pada Eunha.

"Serius?"

"Serius. Itu gua denger katanya si Ten sekarang lagi di ruang BK. Mau disidang,"

"Kemungkinannya, dia bakal di skros kali ini. Lu tau sendiri pak Shindong galaknya gimana," Lanjut Eunha.

Jhonny terdiam. Apa Ten memang sebandel ini? Ia bahkan sampai berani melakukan hal tersebut pada guru yang seharusnya dihormati.

Jhonny dan Eunha menatap bingung pada teman-temannya yang berlarian keluar kelas.

"Ada apa?" Tanya Jhonny.

"Gatau, ayo liat aja," Eunha berdiri, kemudian menarik lengan Jhonny untuk mengikutinya.

Eunha dengan badan kecilnya berhasil mendapatkan tempat dekat tembok pembatas koridor lantai 2, diikuti oleh Jhonny yang berdiri di belakangnya. Kelas mereka memang ada di lantai 2.

Jhonny menatap lurus lelaki mungil yang kini tengah berdiri di bawah terik panas matahari pukul 11 siang di tengah lapangan. Ia tidak sendiri, melainkan bersama pak Shindong, dan bu Sunny-guru BK.

"LIHAT! DIHADAPAN SELURUH SISWA/SISWI DISINI, BAPAK MAU MEMPERMALUKAN KAMU SEBAGAI MANA KAMU MEMPERMALUKAN BAPAK!" Teriakan tegas pak Shindong terdengar menggelegar.

Jhonny masih menatap lurus Ten yang seperti tidak ada takut-takutnya pada pak Shindong. Ia bahkan dengan berani menatap wajah pak Shindong.

Jhonny sedikit tersentak saat pandangan keduanya tak sengaja bersirobok. Namun sepersekian detik kemudian yang lebih kecil memutuskan pandangan keduanya.

🍃

🍃

🍃

Bruk!

"Aduh!"

"Maaf, maaf. Ga sengaja," Jhonny berjongkok membantu adik kelasnya yang menabrak dirinya. Namun malah si adik kelas itu yang terjatuh.

Pergerakan Jhonny sedikit terhenti saat menyadari Ten lah adik kelas yang menabraknya.

"Maaf. Gua bener-bener ga sengaja. Ga pa-pa kan?" Jhonny membantu Ten untuk berdiri. Ia kemudian melirik anak-anak kelas 7-yang sepertinya teman-teman Ten, yang sedang tertawa.

"Ga pa-pa apanya! Sakit nih pantat gua kak! Udah mah pantat gua tepos, makin tepos dah ini!" Jhonny menunduk, menatap Ten yang tengah mendongak sembari mengomelinya.

"Eung.. ya terus gimana?" Jhonny bingung. Masa ia harus mengusap pantat Ten? Kan tidak mungkin.

Ten mingabaskan tangannya, ia membuang pandangan ke arah lain. "Ga, ga gimana-gimana,"

"Eung.. oke," kemudian keduanya terdiam.

Ten berdecak pelan. "Kalo gitu gua duluan kak,"

JohnnyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang