Kain Hitam - Sepuluh

189 21 3
                                    

Setelah mendengarkan apa kata kakaknya tadi, Nabila masih berada di kamar Maryam. Entahlah, rasanya Nabila pengin sekali pergi ke pasar malam. Nabila terus melirik ke arah Maryam yang fokus kembali membaca buku.

Nabila bingung, Nabila pengin pergi ke pasar malam. Tetapi ragu untuk mengatakannya lagi kepada Maryam. Sepuluh menit sudah berlalu, Nabila sudah merasa bosan dan rasa penginnya sudah meronta - ronta. Oke, kayaknya Nabila harus mulai bicara.

"Ehm, Kak...," Ucap Nabila sambil menarik pelan ujung kerudung Maryam.

Maryam menutup bukunya, kemudian berdiri. Membuat Nabila bingung. Maryam mengambil setelan baju dari lemari. Membuat Nabila semakin bingung. Kakaknya mau kemana?

"Ehm, Kakak mau kemana? Rapi amat dah." Tanya Nabila sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Maryam menatap adeknya dengan gemas, "Kamu pasti pengin banget ke pasar malam kan? Yaudah ayo kali ini Kakak mau ke pasar malam." Ucap Maryam sembari membenarkan kerudungnya.

Nabila menatap Maryam dengan mata yang berbinar - binar, "Hah? serius? Bentar Nabil otewe ke kamar terus ganti baju. Tunggu Nabil ya kakak cantik. Muah, lop you pul."

Nabila langsung berlari ke kamarnya dengan kencang. Maryam hanya tertawa melihat tingkah adeknya yang semakin hari semakin aktif.

Nabila tak butuh waktu lama untuk bersiap - siap. Dalam waktu 10 menit Nabila sudah berdiri siap didepan kamar Maryam.

"Ayok, Kak." Ucap Nabila dengan senyum sumringah.

Maryam tersenyum, "Ayo, kita izin Ayah sama Ibu dulu."

Abdurrahman dan Kalsum yang sedang menonton tv di ruang tamu menatap heran kepada kedua anaknya yang sudah rapi.

"Mau kemana, Nduk?" Tanya Kalsum.

"Anu, Nabil sama Kakak mau izin pergi ke pasar malam, Bu. Boleh ya? ya ya ya ya?" Ucap Nabila sambil memeluk ibunya. Maryam hanya menggelengkan kepala, adeknya ini memang kalau ada maunya seperti ini.

"Iya Bu, kita mau izin ke pasar malam sebentar. " Sahut Maryam.

Abdurrahman menatap kedua anaknya, "Yasudah, gak papa. Tapi pulangnya jangan terlalu malam. Jam 9 sudah harus ada dirumah."

Nabila langsung melompat kegirangan. Nabila memeluk Abdurrahman dan Kalsum secara bergantian.

"Terima kasih Ibu, terima kasih ayah."
Ucap Nabila.

🍃🍃🍃

Sesampainya di pasar malam. Senyum Nabila tidak pernah luntur. Nabila dan Maryam berkeliling untuk mencari jajanan yang enak. Dan pilihan mereka jatuh kepada corndog.
Makanan Korea yang berisi keju mozzarella. Membayangkannya saja sudah membuat Nabila menelan ludah.


Nabila dan Maryam memesan corndog kemudian memakannya di kursi yang sudah disediakan oleh penjualnya. "Ini enak bingit. Hemmm udah lama Nabil pengin jajan ini." Ucap Nabila.

"Berdoa dulu dek sebelum makan. Biar setannya gak ikut makan. " Sahut Maryam.

"Oh iya, Lupa. Bismillahirrahmanirrahim." Nabila langsung memasukkan corndog dengan gigitan yang cukup besar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sehelai Kain HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang