CHAPTER 22

3.2K 288 100
                                    


"Kkkk....kau....."
Suho tampak tertegun melihat sosok namja tinggi dihadapannya kini tengah tersenyum manis padanya. Sosok itu masih sama saat terakhir kali Suho melihatnya seminggu yg lalu.
"Annyeong hyung.. Lama tidak berjumpa, bagaimana kabarmu akhir-akhir ini?" Tanya Chanyeol ramah
Ya, namja yg kini ada dihadapan Suho tidak lain adalah Park Chanyeol, salah satu sahabat Sehun. Suho yg ditanyai oleh Chanyeol hanya diam, dirinya tahu bahwa Chanyeol hanya sekedar berbasa-basi dengan menanyakan kabarnya.
Chanyeol yg merasa diabaikan lantas hanya bisa menghembuskan nafas pelan, "Huuuffttt... kurasa hyung semakin kurus akhir-akhir ini. Pasti Sehunnie akan sedih melihat hyung jadi semenyedihkan ini"
Suho tersenyum kecut, "Nde, kau benar... Aku memang sangat menyedihkan setelah kehilangan dongsaeng kesayanganku satu-satunya"
"Hyung.... kuharap hyung tidak hidup seperti ini. Kasihan Sehun disurga nanti.. Tolong jangan menyia-nyiakan mata yg didonorkan Sehun hanya untuk menangis. Sehun ingin hyung bahagia dengan mata itu. Sehun ingin menebus semua kesalahannya dengan......."
"GEUMANHAE!!!! AKU TIDAK PERLU BISA MELIHAT UNTUK BISA BAHAGIA!!!!" bentak Suho tiba-tiba memotong perkataan Chanyeol. "Kau tahu apa soal bahagia huh??? Kau tidak tahu bagaimana sakitnya kehilangan adik yg begitu kau sayangi bukan???" lanjutnya sinis
Chanyeol terdiam sambil memejamkan kedua matanya rapat-rapat. Ia berusaha menekan rasa emosinya. Chanyeol tersenyum kecut, benarkah ia tidak tahu rasanya kehilangan?? Itu semua salah besar. Ia juga begitu kehilangan Sehun. Sosok Sehun bukan hanya sekedar teman baginya, Sehun sudah seperti adiknya sendiri. Tidak mungkin ia tidak kehilangan saat Sehun pergi meninggalkannya untuk selamanya. Tapi ia lebih memilih bungkam daripada harus berdebat dengan Suho, karena Chanyeol tahu bahwa Suho lah sosok yg paling terluka disini. Suho bahkan belum pernah merasakan indahnya hubungan antara kakak-adik yg sesungguhnya dengan Sehun. Entah kenapa Tuhan membuat hidup Suho begitu terasa tidak adil. Dia membuat Suho bisa kembali melihat dengan mengorbankan adik tersayangnya. Miris memang.
"Kau tahu, Yeol-ah???" ucap Suho setelah cukup lama terdiam. "Aku pikir jika aku bisa melihat kembali Sehunnie mau menganggapku sebagai hyungnya. Ia akan mau bermain denganku dan kita bisa menghabiskan waktu berdua. Aku bisa bermain bola bersamanya, hangout bersama dan saling mencurahkan isi hati mengenai seorang gadis yg akan kita sukai nanti.. Tapi nyatanya.....hiksss...."
Suho tidak bisa melanjutkan kata-katanya lagi. Dadanya begitu sesak bagai ditusuk ribuan paku. Hatinya semakin pilu tatkala ia sadar bahwa semua angan-angannya tidak akan pernah tercapai. Ia memang sudah bisa melihat, tapi ia tidak akan pernah bisa mewujudkan semua impiannya karena Sehun sudah tidak ada.
"Hhh...hyung....."
"Pergilahh Chanyeol..." putus Suho tiba-tiba. "Tolong biarkan aku seorang diri disini. Aku butuh ketenangan"
Chanyeol lagi-lagi menghembuskan nafas pelan dan mengangguk ragu setelah berperang batin selama beberapa menit, "Baiklah hyung.. Aku akan pergi. Tapi kuharap hyung tidak melakukan hal nekat yg akan membuat Sehun kembali membenci hyung. Hyung tidak maukan jika Sehun membencimu jika bertemu disurga nanti??"
Setelah mengucapkan seuntai kata yg Chanyeol rasa bisa membuat pikiran Suho jernih ia mulai merajut langkah meninggalkan sosok rapuh itu seorang diri. Walau sejujurnya Chanyeol masih ragu untuk meninggalkan Suho mengingat jika namja bertubuh pendek itu nyaris saja menghilangkan nyawanya sendiri, tapi setidaknya Chanyeol harus meyakinkan dirinya sendiri bahwa Suho tidaklah sebodoh itu. Suho tidak mungkin kan menyia-nyiakan pengorbanan Sehun dengan mati sia-sia?
Sepeninggalan Chanyeol, Suho kembali termenung dengan tatapan kosong. Ia begitu hampa dan tubuhnya begitu tidak bertenaga. Sejujurnya perkataan Chanyeol cukup membuat hatinya tertohok. Ya, ia sadar bahwa ia telah menyia-nyiakan kedua mata Sehun hanya untuk menangis dan menangis.
Tapi siapa yg tidak akan menangis jika kau kehilangan seseorang yg paling berharga dihidupmu? Biarlah Suho dianggap cengeng karena hatinya memang begitu sesak saat harus menerima kenyataan pahit tersebut.
"Sehunniee... kumohon biarkan hyung menangis untuk hari ini saja...." lirih Suho sambil meremas dadanya kuat

.
.

Three Months Later

Sudah tiga bulan semenjak kematian Sehun dan semuanya kini sudah berubah. Bagi Luhan kini kehidupan yg ada dihadapannya begitu kelam. Bahkan sedaritadi Luhan hanya bisa tersenyum miris saat menyadari dirinya kini berada di depan gedung yg bernuansa putih.
Luhan menatap nanar sosok namja yg kini tengah meringkuk sambil menatap jendela dengan tatapan kosong. Entah apa yg ada dipikiran namja itu karena sedaritadi Luhan memanggil namanya, namja itu tetap saja tidak mau bergeming walau hanya untuk sekedar meliriknya.
"Suho-ah..."
Suho yg tengah melihat keluar jendela akhirnya bergeming dan menatap wajah Luhan dengan tatapan kosong. Luhan yg melihatnya pun hanya bisa tersenyum miris. Tidak ada lagi Suho yg ceria, kini sosok itu begitu berbeda. Suho yg sekarang begitu rapuh dan mungkin akan hancur sebentar lagi.
"Apa yg menarik diluar sana hmm??? Kenapa kau terus melihat keluar jendela??" tanya Luhan memulai percakapan
"Aku melihat Sehunnie" jawab Suho kembali memfokuskan dirinya menatap keluar jendela
Luhan tersenyum miris, "Suho-ah, Sehunnie sudah....."
"Aku benar-benar melihat Sehun, Lu... Dia tersenyum padaku dan terus melambaikan tangannya. Sehun mau aku mengikutinya" potong Suho cepat
Luhan memejamkan kedua matanya rapat-rapat hingga sebulir airmata turun membasahi pipinya. Buru-buru ia menghapus airmata itu lalu berjalan mendekat kearah Suho. Luhan tersenyum sendu melihat kondisi Suho sekarang. Bahkan Suho harus dirawat ditempat terkutuk ini lebih dari dua bulan lamanya.
Ya, Suho kini tengah berada dirumah sakit jiwa. Namja itu terlalu depresi karena tidak bisa menerima kematian Sehun. Bahkan ia terus berteriak-teriak layaknya orang gila dan berakhir menyakiti dirinya sendiri jika ada yg mengatakan bahwa Sehun telah tiada.
Suho yg sekarang selalu menciptakan khayalan-khayalannya sendiri. Ia selalu mengatakan jika Sehun masih hidup dan selalu meminta bermain dengannya. Bahkan tak jarang Suho berbicara sendiri seakan-akan Sehun berada disampingnya. Dan yg lebih mirisnya lagi Suho sering tertawa sendiri namun dimenit berikutnya ia akan terisak tanpa sebab yg jelas.
Lagi-lagi Luhan tersenyum miris saat melihat Suho kembali terisak dan memanggil nama Sehun berulang kali dengan nada lirih. Sungguh rasanya ia lebih baik mati daripada melihat penderitaan Suho seperti ini.

"Suho-ah... Tenanglah... Aku akan memanggil dokter untukmu" ucap Luhan dengan suara bergetar karena menahan tangis

"Hahahahahha"

Baru saja Luhan hendak melangkah keluar dari kamar Suho, ia kembali dihadapkan dengan sosok Suho yg kini tengah tertawa sendirian dengan posisi seakan-akan sedang memeluk seseorang. Tanpa perlu bertanya Luhan tahu apa yg sedang Suho lakukan, Suho pasti sedang berkhayal sedang memeluk Sehun sekarang.

"Yaampun Sehunnie.. Kau membuatku takut eohhh??? Kenapa kau nakal sekali?? Kenapa kau menjahili hyung dan pura-pura pergi? Kau tahu hyung benar-benar ketakutan tadi"

"Jangan merajuk Sehunnie.... Dan jangan memasang aegyo payahmu itu lagi..."

"Arraseo arraseo... Hyung mana mungkin bisa lama-lama marah padamu. Cha,,, sekarang peluk hyungmu ini.."

Lagi-lagi Luhan hanya bisa menyaksikan kegilaan Suho dengan mulut bisu dan tatapan nanar. Bahkan ia tidak sadar jika sedaritadi airmata telah sukses membasahi kedua pipinya.

'Apa kau begitu menderita kehilangan Sehunnie, Suho-ah?? Kenapa hidupmu jadi begitu menyedihkan??? Kenapa Tuhan begitu berat memberikan cobaan pada keluarga kita?' batin Luhan pedih

Luhan terus memperhatikan Suho yg kini tengah cekikikan sendiri. Sepertinya Suho sama sekali tidak menganggap dirinya ada disini. Suho hanya asyik sendiri sambil berkhayal sedang memegang stik ps. Sepertinya Suho sedang berkhayal bermain game bersama Sehun.

"Ada apa Sehunnnie??? Eohhh??? Kau ingin hyung ikut denganmu?? Menemanimu?? Kau kesepian?? Arraseo... hyung bahkan sangat senang menemanimu..."

Luhan terus menatap nanar pemandangan yg ada dihadapannya. Hatinya begitu pedih seperti disayat pisau tajam. Ia membiarkan Suho larut dalam khayalan karena ia tidak ingin membuat Suho histeris dan kembali menyakiti dirinya sendiri. Tapi tak lama kemudian tatapan nanar Luhan berubah menjadi tatapan penuh kepanikan saat melihat Suho tengah mengalami kejang-kejang dengan mulut yg mulai berbusa.

Bahkan Luhan tidak sadar dan tidak tahu sejak kapan ditangan Suho terdapat beberapa pil obat yg entah apa fungsinya. Yang jelas Luhan tahu bahwa Suho kembali ingin bunuh diri dengan mencoba meminum banyak obat hingga overdosis

"SUHO-AAAAHHH!!!!"


'Tidak!!! Tidak mungkin kan Suho benar-benar akan menyusul dan menemani Sehun disurga???'






TBC



Haiii... Aku kembali lagi..

maaf yaa hiatusnya lama

ini belum direvisi jadi masih acak

kalo ada waktu baru aku rapihin.. Aku buat dadakan juga baru jam 12 mlm tadi.

tolong hargai yaa.. Jangan lupa vommentnya. Aku buang waktu tidur aku buat ngetik ini ff loh padahal aku besok mesti berangkat jam 7 pagi dan pulang jam 9 mlm. Huhu


kalo gak vomment aku hiatus lagi..

wkwkw


dadahhh....

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 17, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MY BROTHERWhere stories live. Discover now