01 [Revisi ✔]

85.1K 3.3K 28
                                    

Alangkah baiknya, sebelum baca di vote dulu YA.

****

Aku mengendarai mobil ku dengan kecepatan sedang, melewati beberapa kemacetan di ibu kota Jakarta menuju rumahku. Hendak melepas penat setelah seharian berada di kantor bergerumul dengan berkas-berkas perusahaan. Aku melirik ke arloji yang kukenakan, sudah menunjukkan pukul tujuh malam lewat lima menit.

Aku, Faisal Adhitama. Putra tunggal dari pasangan Shinta Aditama dan juga Keenan Adhitama. Aku kini sudah mengambil alih perusahaan yang sebelumnya telah dirintis oleh kedua orangtuaku. Dan kini, aku yang akan menjadi penerus Adhitama corporation. Aku berusia dua puluh lima tahun. Usia yang sudah pas untuk menikah bukan? Namun, aku belum merasa siap menikah.

Hey! Belum menikah bukan berarti aku tak memiliki seorang kekasih. Aku memiliki kekasih, ia cantik, memiliki body yang sexy dan sikap yang sangat baik. Dan aku, sangat, sangat, sangat mencintainya. Mungkin, beberapa bulan lagi aku akan berencana melamarnya. Ya, aku akan melamarnya, meskipun ... orang tuaku tak merestui hubungan kami, tapi aku tak pernah putus asa. Aku adalah Faisal, apa yang aku inginkan, harusnya bisa terwujudkan.

Sekitar lima belas menit berlalu, kini aku telah sampai di pekarangan rumah. Namun pandanganku tertuju pada sebuah mobil putih terparkir di depan rumahku. Siapa yang bertamu? Pikir ku memikirkan siapakah yang bertamu kerumahku. Tanpa pikir panjang, aku langsung menyuruh satpam rumahku untuk membukakan pintu gerbang dengan menekan klakson mobilku, dan setelah pintu gerbang terbuka lebar, aku langsung memasukkan mobilku ke garasi.

Aku turun dari mobil setelah memarkirkannya dengan benar. Kemudian, aku mengayunkan kakiku ke arah pintu utama. Tanpa mengetuk pintu lagi, aku langsung membuka pintu dan berjalan memasuki rumahku yang kini seperti terdengar suara banyak orang yang sedang berbincang, aku juga bingung apa yang sedang terjadi.

"Assalamualaikum, Mom, Dad. Aku pulang." Aku memberi salam setelah memasuki rumah. Langkahku tertuju pada ruang tamu, dimana suara-suara itu berasal.

Aku melihat ada seorang pria dan wanita berusia empat puluhan, seperti Mommy dan Daddy ku. Bisaku kira, itu adalah sepasang suami istri. Dan aku melihat seorang wanita cantik berambut panjang sepunggung, dengan polesan make-up natural, yang kuperkirakan ia seumuran dengan ku.

Ku akui dia memang cantik dan menawan, nampak begitu sangat anggun dan sopan karena paduan dress berwarna merah maroon selutut. Ya, dia memang cantik, tetapi tak ada yang lebih cantik daripada kekasih ku, Fika. Lamunanku buyar saat Mom memanggilku, membalas sapaanku.

Shinta, Mommy langsung bangkit, lalu menghampiri ku. "Waalaikumsalam. Kenapa baru pulang? Kan tadi Mommy sudah menyuruhmu pulang lebih awal." Mommy berkacak pinggang, menatapku dengan tatapan kesal.

Aku menggaruk tengkuk ku yang tak gatal. "Aaafkan aku, Mom. Tadi benar-benar masih banyak pekerjaan hingga aku harus lembur. Yang penting kan, aku sudah pulang. Jadi Mommy jangan memarahiku lagi oke? Aku lelah Mom." Aku meraih tangan Mommy untuk menyaliminya.

Mommy tampak mendengus, "Kamu ini selalu saja sibuk dengan pekerjaan," gerutu Mommy, kemudian menyilangkan kedua tangannya didepan dada.

"Sudah-sudah jangan berdebat. Apa tidak malu, hm? Kasihan keluarga Wijaya, sudah menunggu sedari tadi," ucap Daddyku melerai.

"Tapi, Dad. Anakmu ini keterlaluan, padahal kan Mom sudah menyuruh nya pulang sejak tadi. Tapi apa? anak ini malah telat," adu Mommy pada Daddy, sambil berusaha menetralkan emosinya.

"Sudah sudah. tidak perlu bertengkar, kami juga memaklumkan Nak Faisal karena sibuk mengurusi pekerjaannya itu." kata Tuan Wijaya, pemilik perusahaan bahan pangan makanan terbesar di Jabodetabek.

"Ya sudah duduklah Faisal," titah Daddy dengan lembut, dan aku langsung duduk di kursi kosong yang bertepatan di sebelah wanita muda ini. Aku menoleh kearahnya, menatap manik coklat miliknya yang kini tengah menatapku, aku tersenyum tipis, membuat gadis itu ikut tersenyum.

"Ya sudah kalau Nak Faisal sudah di sini, kita akan langsung membahas masalah intinya saja," ucap tuan Wijaya.

"Faisal, perkenalkan ini Tuan Herman Wijaya dan ini istrinya Nyonya Adinda Wijaya. Dan gadis cantik ini adalah calon istrimu, namanya Nadira. Cantik sekali bukan?" ujar Mommy memperkenalkan mereka yang membuatku terkejut.

'Apa maksud Momny yang bilang bahwa wanita ini calon istriku.' -batinku tak percaya akan apa yang baru saja mommy katakan.

****

Sudah direvisi
Jika masih ada kesalahan pengetikan, titik, koma, dll, tolong dikoreksi ya

Thanks for reading
See you next part

Tanggal direvisi 13 Desember 2020

Revisi ulang. 08-02-2021

Bad Wedding [Complete ✓] Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang