dua belas

3.9K 525 26
                                    

"Oh, jadi dia yang sama kak Jeno?"

"Apaan sih, cantikan juga kak Nancy."

"Ga ada cantiknya sama sekali."

Dara keliatan santai aja lewatin kerumunan cewe-cewe lambe turahnya smansa.

Jujur dia masih kepikiran kata-kata Jeno tadi.

Mark apa gue?

"Lu balik sama siapa?"

Dara langsung nengok kearah belakang, ada si Haechan bersama dengan Somi.

"Kenapa? Mau nebengin?"

"Ogah banget, ga liat gue ama neng Somi?"

"Loh? Udah jadi nih?"

"Hah? Kaga lah Dar." kata Somi malu-malu kambing.

"Kok kamu gitu sama aku? Jadi selama ini kamu anggep aku apa?"

Pas Haechan mulai dramanya, palanya langsung ditabok sama Somi.

"Geli anjir."

"Yah, terserah kalian berdua. Kalo udah jadian jangan lupa peje."

"Ogah banget gue ngasih peje ke kutu beras macem lu!" kata Haechan

"Ya."

Abis itu Dara pergi gitu aja. Datang ga diundang pulang juga ga dianter. Persis daralangkung.

"Itu temen kamu yang lagi jadi bahan gosip karena sama Jeno ya?" tanya Somi yang masih ngeliatin Dara yang udah jalan ke gerbang sekolah.

"Hm."

"Dia beneran deket sama Jeno?"

"Kamu mau jadiin dia bahan gosip juga?"

Raut wajahnya Haechan keliatan langsung beda. Mau bagaimanapun Dara itu sahabat seperbijian dia.

Soalnya motto hidupnya Haechan sahabat lebih penting dari doi.

Gatau kalo besok ganti lagi itu motto.

"Engga gitu Chan."

"Jadi balik ga?" tanya Haechan sambil benerin tasnya trus jalan duluan diikutin sama Somi.

"Cui!" teriak Haechan pas liat Jeno lagi turun tangga sambil gendong tasnya.

"Iya cui?"

"Baru keluar dia, susulin sono. Kasian jalan sendiri."

"Oke thanks ma bro. Lewat mana?"

"Ya lewat gerbang lah bego."

"Kaya lu pinter aja ngatain gue bego."

Jeno nepuk-nepuk pundaknya Haechan trus pergi.

"Yee si tai."

"Chan, ga baik tai teriak tai." Somi nepuk-nepuk pundaknya Haechan trus lari.

"Orang ganteng harus sabar. Ini cobaan."

🏃🏃

Dara terus aja jalan kaki, ga ada niatan buat pesen ojol. Hemat duit, sekalian olahraga siapa tau bisa langsing.

"Sendiri aja neng?"

Dara nengok ke belakang, ngeliat cowo yang pake seragam sama kaya dia. Lee Jeno.

"Iya mang."

"Sini jalan sama mamang neng."

"Engga mang makasih."

"Karena ban motor gue bocor, jadi gue ga bisa nebengin lu." kata Jeno sambil sejajarin badannya sama Dara.

"Santai."

"Jadi gue anterin pulangnya jalan kaki aja."

"Kenapa repot-repot nganterin gue? Gue biasa balik sendiri."

"Gapapa, siapa tau ada yang gangguin lu. Ntar gue jagain. Lumayan kan bodyguard gratis."

"Yah terserah."

"Dar."

"Hm?"

"Liat gue dong, diajak ngomong juga." protes Jeno.

Dara langsung aja nengok kearah Jeno, sambil ngangkat satu alisnya.

"Apa?"

"Lu marah ya sama gue?"

"Engga tuh."

"Kok jawabnya singkat-singkat."

"I think you don't know me Jeno Lee." kata Dara.

"Maka dari itu gue pengen tau lu lebih lagi."

Dara nengok lagi kearah Jeno, yang jalan sambil masukin telapak tangannya ke saku celana.

Ganteng, jelas.

Anak smp yang lewat aja ampe jejeritan. Berasa liat oppa.

Tapi ya gitu, Dara tetep Dara. Yang males banget respons omongan orang yang dia pikir ga penting.

Dia malah jalan santai aja sambil masang muka datarnya.

"Sekalian gue minta maaf."

"Buat apa?"

"Gara-gara gue, lu di gosipin anak satu sekolah." kata Jeno yang bener-bener keliatan tulus.

"Gue maafin."

"By the way, tadi gue dikabarin kalo Mama gue masak banyak malem ini. Dateng ya? Anak-anak juga pada dateng."

"Anak-anak? Sejak kapan lu punya anak?"

"Maksudnya anak geng gue."

"Oh."

Krik.. Krik..

Jeno kehabisan topik.

"Lu dateng aja."

"Ga tau nanti." kata Dara sambil benerin kacamatanya yang melorot.

"Haechan dateng kok."

Dara cuma noleh sebentar trus senyum.

"Dar,"

"Hm?"

"Sayang sama elu boleh ga?"

Abis itu Dara nyungsep sambil nabrak tiang listrik.








vousmeais present—

Adolescence 🔓 Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang