1

13.5K 1.5K 240
                                    

Author's POV

Kota Seoul kini sedang  mendung, menandakan bahwa sebentar lagi akan ada rintik-rintik air yang turun. Sepersekian detik  jalanan pun mulai berubah menjadi basah, dan terdapat genangan air dimana-mana.

Telah terjadi kejadian bunuh diri di kota Seoul.

Berita tersebut langsung tersebar ke seluruh penjuru kota.

"Mayat Kim Taehyung kami temukan pukul 15.00 KST, sudah tergeletak disini bersimbah darah." ujar seseorang dengan pakaian lengkap ala tim forensik.

Orang yang tengah diajak berbicara tersebut pun, mendekati mayat yang sudah terbujur kaku ditanah.

Dengan sarung tangan putih yang melekat pada kedua tangannya, ia menyentuh mayat tersebut dengan hati-hati, sampai sesuatu yang janggal ia temui.

"Kau bilang ia ditemukan tepat pukul 15.00?" dia berujar tanpa mengalihkan atensinya pada si mayat.

"Ya."

"Apa ada orang lain selain dia.. Sebelum ia ditemukan tewas?" pandangannya teralihkan ke si lawan bicara.

"Menurut para saksi, ia datang kesini sendirian sebelum akhirnya ditemukan tewas, bukankah itu sudah jelas bunuh diri?"

Sang pemuda tersebut sangat meragu kan hal ini.

"Dari mana ia bunuh diri?"

"Lantai dua gudang ini." Ujarnya

Tak lama mereka pun menuju ke lantai dua gudang yang tengah dipenuhi tim forensik dan juga anggota polisi. Semuanya sibuk dengan kegiatan masing-masing, ada yang tengah memotret, mengambil sampel, dan lain sebagainya.

"Dari sini ia melompat."

Ia menujukkan sebuah kaca jendela yang sudah pecah, jendela tersebut tepat berada 6 meter diatas mayat korban.

Pemuda yang baru sampai tadi terus memperhatikan kaca tersebut, dan ia menemukan sesuatu.

"Apa ada luka gores ditubuh korban? Seperti tergores benda tajam?" Tanya nya tanpa mengalihkan atensi.

"Saat kami periksa tidak ada luka gores atau apa pun." ujar sang ketua tim tersebut.

"Luka lebam?"

"Tidak ada."


















"Kalau begitu, Ini pembunuhan."

Semua yang ada diruangan tersebut terkejut, termasuk para tim forensik, semudah itukah bagi anak SMA untuk menemukan bukti?

"Pem.. Pembunuhan?" ujar salah seorang tim forensik dibelakang pemuda itu.

"Ya"

"Bagaimana kau bisa tau? Secepat itu kah?"

"Simpelnya saja, jika beliau bunuh diri, bukankah seharusnya jendela ini terbuka? Tapi saat dilihat jendela ini tertutup,"

"Tidakkah kau lihat anak muda? Kaca jendela tersebut pecah, itu tandanya beliau bunuh diri dengan cara memecahkan kaca tersebut lalu melompat." ujar salah seorang tim forensik yang sedari tadi menyimak percakapan mereka berdua.

"Bukankah tadi ku bilang itu hanya simpelnya saja?" tegas pemuda tersebut.

"Kalau pun ia memang memecahkan kaca ini untuk bunuh diri, tidakkah ia berfikir lagi? Bahwa akan lebih mudah membuka jendelanya, dari pada harus memecahkan kacanya? Ditambah lagi jendela ini terlalu kecil untuk dilewati." Lanjutnya.

"Lalu, ketua bilang tidak ada luka sama sekali ditubuh korban, padahal saat tadi kulihat ada lebam dibagian perut, dan bagian belakang leher, aku jadi ragu darimana kau dapat posisi seorang ketua tim forensik, jika tidak mengetahui keadaan korban yang sebenarnya." Sarkasnya sambil melirik sang ketua dan tersenyum miring.

"Bukti lainnya, seseorang sepertinya telah memukul korban dibagian perut dan leher bagian belakang. Terlihat dari lebam yang tercetak dileher belakang nya, pelaku memukul korban dengan benda tumpul. Mungkin bagi pelaku setidaknya sang korban pingsan, agar pelaku lebih mudah melempar korban dari lantai dua, dan orang akan menyangka bahwa korban melakukan bunuh diri." ujarnya panjang lebar, membuat semua tertegun.

"Dan bukti yang terakhir...... " sang detektif menggantungkan ucapannya, sembari menunduk mensejajarkan dirinya dengan kaca yang sudah tak berbentuk tersebut, lalu memperhatikannya secara seksama.

"Jika tadi pak ketua bilang, korban tidak punya luka gores di kulitnya, lalu darah siapa yang ada disini?" ujarnya sembari memperhatikan sedikit darah kering yang tercetak rapih di ujung kaca lancip yang masih setia menempel dibingkai kayu jendela tersebut.

Sang pemuda itu pun membalik tubuhnya dan menatap kedua manik sang ketua tim forensik sambil melepas kedua sarung tangan putihnya.

"Bukankah sudah jelas? Bahwa ini pembunuhan... Min Yoongi-ssi?" ucapnya datar.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?" ujar Yoongi sang ketua tim.

"Darah yang tercetak disini adalah darah tangan kiri seseorang, karna kaca berujung lancip ini berada disisi sebelah kiri jendela, jika pelaku menjatuhkan korban tanpa berhati-hati, maka..." ujarnya tanpa memperdulikan ucapan sang ketua tim, lalu berjalan mendekatinya.

"Inilah yang terjadi." ucapnya final begitu mengangkat lengan baju kemeja panjang milik sang ketua. Ya, disana terdapat perban yang menutupi lengan bagian kiri miliknya.

"I-ini luka kemarin, lenganku tergores ujung meja kaca di rumah." ucapnya dengan tatapan khawatir dan mulut bergetar.

Pemuda itu tersenyum.

"Tapi maaf, para warga bersaksi," pemuda itu mengeluarkan buku note kecil dari sakunya dan membuka lembaran pertama.

"Bahwa kau pergi ke gudang ini sebelum kedatangan Kim Taehyung, dan sebelum pergi kemari aku mengecek semua cctv disekitaran gudang ini. Dan aku mendapati kau tengah berjalan memasuki gudang. Jika kau tidak juga mau mengakuinya," Cakapnya sambil mengeluarkan benda kotak berwarna hitam dari saku jaketnya.

"aku bisa menyuruh seseorang untuk mencari tahu di rumah sakit mana kau mengobati lukamu." sambung Han dengan smirk has di wajahnya.

"Bagaimana tuan Min? Masih mau mengelak? Aku tak percaya, seorang ketua tim forensik bisa berlaku jahat juga." ucapnya tersenyum miring, lalu melenggang pergi disaat polisi tengah meringkus Min Yoongi.

" ucapnya tersenyum miring, lalu melenggang pergi disaat polisi tengah meringkus Min Yoongi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

----

Haii

[1] Millenium ÷ Stray Kids '00L ✔ [revisi]Where stories live. Discover now