20

1K 184 32
                                    


"Hei, hei, apa kau sudah dengar?"


"Aah, berita itu? Aku sudah mendengarnya."


"Benar-benar menggelikan, memangnya dia kira siapa dia?"


"Bukan hanya Wakatoshi-kun, bahkan dia mengincar mereka yang dari luar Shiratorizawa?"


"Menjijikkan..."


Kawanishi mengerjapkan kedua maniknya, sesaat melirik menuju kumpulan perempuan yang baru saja lewat sembari berbincang ria—lucunya, mereka tidak berusaha menyembunyikan fakta kalau mereka sedang bergosip. Pemuda itu hanya menghela nafas, sebelum kembali menatapi mesin penjual otomatis di hadapannya. Tanpa pikir panjang ia segera membeli jus jeruknya.


"Ada apa dengan perempuan-perempuan itu? Belakangan ini mereka tidak bisa diam," gumam Kawanishi dengan kesal, kemudian ia berjongkok untuk memungut kotak jusnya. "Sepertinya ada berita panas sampai-sampai mereka tidak bisa berhenti berbicara semenjak kemarin, ya?"


Shirabu yang berdiri di sebelahnya hanya bisa mengangkat bahunya perlahan. "Entah, aku tidak begitu mengikuti topik-topik mereka," katanya. "Pada dasarnya mereka juga perempuan—entah berada di sekolah biasa atau akademi seperti Shiratorizawa. Mereka pasti banyak berbicara," pemuda berponi miring itu menambahkan sembari mulai melangkah pergi bersama Kawanishi.


Untuk beberapa saat Kawanishi diam sembari menatapi temannya itu. Dia hanya diam saja, sebelum menyenggol Shirabu pelan. "(Surname) akan kesal kalau dia tahu kau berkata seperti itu, kau tahu," katanya. "Mungkin dia akan mengatakan sesuatu seperti, 'Oh, maaf kalau aku sudah mengganggumu, Tuan-yang-tidak-banyak-berbicara,' atau sejenisnya."


Kawanishi segera dibalas dengan senggolan dengan penuh kekesalan, diikuti tatapan sinis Shirabu. "Apa-apaan kau ini? Tahu-tahu saja sudah mengungkit (Surname)," desis Shirabu. "Lagipula, aku tahu kalau (Surname) tidak seperti itu," dia menambahkan dengan pelan.


Temannya di sebelahnya hanya diam saja sembari menyeruput jusnya. Manik cokelat gelapnya memperhatikan setter reguler itu, sebelum kembali menghadap ke depan. Tidak perlu waktu lama sampai akhirnya topik berganti menuju hal-hal lain seperti voli atau pelajaran biasa. Namun, tidak jarang salah satu dari mereka mendengar suara samar-samar perbincangan para perempuan.


Biasanya mereka bisa mengabaikan hal itu dengan mudah, hanya saja ada sesuatu yang membuat mereka merasa kalau topik pembicaraan mereka tidaklah jauh dari yang mereka tahu—atau setidaknya mereka bisa membayangkan siapa yang sedang mereka bicarakan. Kawanishi dan Shirabu masih bisa mengabaikannya sedikit, sembari lanjut berjalan menuju kelas mereka.


"Oh," Kawanishi mengangkat tangannya dan melambai kecil ketika ia melihat Yunohama, pinch server timnya, berdiri tidak jauh di daun pintu kelasnya. "Yunohama, halo," sapanya santai. "Siapa yang ingin kau temui?"


Pemuda berkepala botak itu menatapi rekan satu timnya tersebut dengan terkejut, sebelum ia langsung tersenyum. "Halo Kawanishi, Shirabu," balasnya. "Aku hanya ingin mengembalikan buku catatan milik Manajer," jelasnya sembari menunjukkan buku tulis di tangannya. "Sepertinya dia tidak di kelas, bisa kau berikan padanya nanti?"

Liberosis ⎾Haikyuu!! Fanfiction⏌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang