Kisah Kesabaran Rasulullah

1.3K 109 0
                                    

Hari ini, Nabi Muhammad SAW akan pergi ke masjid. Seperti biasanya, beliau mengatakan bahwa jalan itu karena konon memang hanya jalan satu-satunya.

Setiap melewati jalan itu, Nabi Muhammad SAW dihina, dicaci, diludahi, bahkan dilempari kaca oleh seorang sahabat. Nabi Muhammad SAW menderita bersabar dan bersabar.

Bahkan, konon Malaikat Jibril muntap alias marah besar atas penghinaan sahabat itu kepada Nabi Muhammmad SAW. Maka, Malaikat Jibril merayu Nabi Muhammad SAW untuk membalas dendam. Namun, Nabi Muhammad SAW berkata, “Tak usah ya, Jibril. Sahabat itu belum mengenal Islam. Biarkanlah dia dengan perilakunya. ”Dan terjadilah penghinaan itu uterus-terus.

Namun, hari itu sungguhlah teramat berbeda. Nabi Muhammad SAW tidak bertemu dengan sahabat yang biasa menghinanya. Tak terlihat sahabat itu duduk dan menunggu Nabi Muhammad SAW yang biasa lewat jalan itu. Tentu saja kondisi itu tepatnya mengherankan Nabi Muhammad SAW.

Maka, beliau pun berusaha mencari tahu tentang nasib sahabat. Diketahuilah bahwa sahabat itu sedang sakit keras. Sahabat itu tidak bisa bangun dari tidurnya. Sehari-hari sahabat itu hanya meringkuk di tempat tidur.

Begitu mendengar kabar itu, Nabi Muhammad SAW pun segera bersiap pergi. Beliau pergi untuk menengok sahabat yang sedang sakit itu. Sama sekali beliau tidak menghiraukan pengalamannya yang dihina, dicemooh, dicaci, bahkan disakiti. Nabi Muhammad hanya berkeinginan untuk segera bertemu dengan sang sahabat. Nabi Muhammad SAW ingin mengetahui kondisi yang sebenarnya.

Setiba di depan pintu menyanyikan sahabat, Nabi Muhammad SAW segera mengetuk pintu. Tak lupa beliau berucap salam. Hanya suara lemah yang terdengar.

Suara lemah yang mencerminkan orang yang membalas salam dalam kamar sakit keras. Nyaris perasaan Nabi Muhammad SAW tak kuat lagi. Langsung saja pintu rumah dibukanya. Dan aku, tiba-tiba, Nabi Muhammad SAW terbelalak untuk melihat kondisi sang sahabat. Sahabat itu terkulai lemah di kamarnya.

Saat mengetahui orang yang menengoknya adalah Nabi Muhammad SAW, sahabat itu pucat pasi. Keringat dingin mengucur deras sebagai pertanda rasa ketakutan yang teramat sangat. Sahabat itu ketakutan karena disangkanya Nabi Muhammad SAW akan membalas dendam.

Ya, Nabi Muhammad SAW dikira akan membalas dendam karena sahabat itu terlalu sering menyakitinya. Semakin Nabi Muhammad SAW mendekat dirinya, sahabat itu semakin pucat pasi.

Saat sudah berada di sampingnya, tak disangka Nabi Muhammad SAW memiliki fasilitas lembut di tangan. Lalu, tangan Nabi Muhammad SAW mengusap-usap tangan sahabat. Dengan suara lembut, Nabi Muhammad SAW Bertanya tentang penyakit dan perasaan yang dirasakan sahabat.

Mendengar bahasa halus Nabi Muhammad SAW, sahabat itu bergidik gemetar. Perasaannya berkecamuk. Sahabat itu tak pernah menyangka bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki watak yang lewat mulia. Sama sekali Nabi Muhammad SAW tidak menampakkan rasa dendamnya. Justru Nabi Muhammad SAW memperlihatkan kepribadiannya yang penyayang dan penyantun.

Sungguh sikap Nabi Muhammad SAW itu mengetuk hati sahabat. Tiba-tiba saja, sahabat itu mencium tangan Nabi Muhammad SAW. Dengan gemetar suara, sahabat itu berusaha mengatakan-kata.

“ Wahai Muhammad. Jika engkau akan beribadah, aku selalu mengganggumu. Saya selalu mengusirimu. Saya selalu berusaha agar kamu tidak dapat beribadah dengan semua caraku. Namun, semua usahaku Ternyata gagal.

Hari ini, saya sedang sakit. Tak menjadi pun teman-temanku menengokku. Justru kamu adalah orang yang pertama menengokku. Sungguh hatimu teramat mulia. Maka, persaksikanlah wahai Muhammad, bahwa saya masuk Islam. ”

Maaf bila ada kesalahan dalam cerita di atas

Kisah RasulullahWhere stories live. Discover now