Bonus Chapter II

19.5K 2.1K 217
                                    

Warning:
Sex scene.
Di mohon kebijakannya.

.

Dan disinilah Felix terdampar, di bandara Venice Marco Polo dengan dua buah koper besar dan satu tas ransel sedang di punggungnya. Felix menghela napasnya berat, tidak menyangka juga Changbin akan menganggap serius tentang bulan madu.

Di hari itu juga Changbin langsung memesan tiket pesawat ke Venice, hotel dan tetek bengek lainnya yang tidak ingin Felix mengerti. Changbin berbicara cukup serius dengan seseorang di sambungan teleponnya, saat Felix tanya kenapa, suaminya menjawab dengan polos; "Ini kan honeymoon, jadi harus sempurna lah."

Oke, terserah Changbin saja. Yang penting jadi.

Ngomong-ngomong soal Changbin, suaminya itu sedang memenuhi panggilan alamnya. Jadi Felix disuruh menunggu sampai Changbin datang, sebenarnya tidak apa-apa. Tapi lama kelamaan jadi ada apa-apa, dalam hati Felix mengutuk Changbin yang buang air saja sampai selama ini.

Pasalnya, sedari tadi sudah ada empat petugas bandara yang mengira Felix anak kecil yang hilang dari pengawasan orang tuanya. Menanyakan dimana orang tua Felix atau bahkan ada yang menyuruh Felix untuk segera ke ruang Informasi.

Bersama orang tua ndasmu, jelas-jelas Felix kesini untuk bulan madu. Tidak tahu apa kalau jari manisnya sudah tidak polos lagi, ya maksudnya ada cincin yang melingkar disana.

Mungkin ini juga efek dari baju yang Felix kenakan, baju lengan panjang oversized warna abu di padukan dengan jumpsuit warna biru —hadiah dari Jisung. Tidak lupa sneakers kekinian melapisi kakinya, tidak ada yang lucu sebenarnya. Tapi proporsi tubuh orang Asia yang rata-rata mungil, Felix jadi terlihat seperti anak kecil diantara tiang-tiang Italia.

Padahal Felix masih ada gen Australia yang mengalir di tubuhnya, tapi tetap saja tubuhnya mungil kalau di bandingkan orang lain seumurannya.

Belum lagi posisinya sekarang yang sedang duduk diatas koper dengan dagu yang bertumpu di pegangan koper, ya tidak salah juga banyak orang yang mengira kalau Felix anak kecil.

Yang membuat Felix semakin sebal adalah, kenapa malah Changbin yang terlihat tinggi dan dewasa sekarang? Ada berapa banyak sol sepatu yang membuat suaminya itu terlihat tinggi? Belum lagi style Changbin yang terlihat seperti CEO muda di drama-drama yang sering Felix tonton, —karena pada faktanya Changbin memang CEO muda.

Kaos putih tipis di padukan dengan jas hitam casual, dan celana bahan senada dengan jasnya melapisi kaki rata-ratanya itu yang membuat Changbin terlihat dewasa. Belum lagi sneakers hitam yang membuat Changbin terlihat semakin tampan.

"Itu mau bulan madu apa ngelayat orang meninggal, sih?" dengus Felix saat melihat Changbin yang tengah berjalan kearahnya, di bahunya ada tas berukuran sama seperti Felix.

Sudah menikah saja style Changbin tidak berubah sama sekali, tetap suram. Untung kariernya tidak ikut suram.

"Lama ya? Maaf, tadi sekalian nyari mobil."

"Engga, kurang lama malahan."

Changbin tertawa geli mendengar jawaban Felix yang sewot, bibirnya mengerucut lucu sambil menatap kesegala arah. Apa saja pikirnya, selain Changbin yang sedang berdiri di depannya.

"Maaf deh, kan biar bisa langsung ke hotel, Fel."

"Bi tau gak sih, udah berapa orang yang nyangka aku anak ilang!?"

Runtuh sudah pertahan Felix agar tidak memarahi pemuda di depannya. Nyatanya emosi Felix langsung pecah saat matanya bertatapan langsung dengan manik kelam Changbin.

kakel +changlix ✔Where stories live. Discover now