BLACK HEART (5)

1.4K 182 14
                                    


YAOI

Jonatan x Anthony
.
.
.
.
.

. . .

Anthony belum cukup mabuk setelah meneguk setengah dari botol wine yang ia pesan. Suasana ramai dari pesta perpisahan setelah kelulusan yang diselenggarakan angkatannya sama sekali tak menarik minat pemuda itu bahkan hanya untuk sekedar bergabung bersama mereka di lantai dansa. Setelah menghabiskan sisa cairan berwarna merah pekat di gelasnya, ia membuka ponsel berharap menemukan pesan atau paling tidak panggilan dari seseorang yang ia harapkan dapat menemaninya di pesta malam ini.

"Kau brengsek Viktor!" umpatan kecil lolos dari mulutnya, dan ia melempar topeng berwarna perak yang sebelumnya ia kenakan. Setelah menuangkan kembali minuman pada gelasnya yang telah kosong, Anthony mengedarkan pandangannya berusaha menemukan pemandangan yang dapat membuatnya sedikit tertarik dengan pesta yang masih berlangsung meriah karena music keras yang mereka mainkan.

Ia melihat Kevin tengah berdansa dengan seorang pria berperawakan tinggi, tentu saja Anthony dapat mengenali Kevin dengan mudah mengingat pemuda itu menggunakan topeng dengan warna yang mencolok. "Cih" Anthony berdecak tak percaya ketika acara menari yang dilakukan Kevin bersama pria itu berubah menjadi acara saling melumat bibir di tengah area hall.

Setelah menegak winenya sekali lagi, Anthony merasakan sakit pada kepalanya. Ia sudah mulai mabuk dan saat kesadarannya semakin menghilang, ia memutuskan untuk mengirim pesan kepada Viktor sebelum ia benar benar mabuk.

"Apa kasus yang kau tangani lebih menarik dariku? Baiklah, kau nikahi saja kasusmu dan jangan temui aku lagi!"

"Viktor sialan!" Anthony kembali mengumpat dan menghabiskan sisa wine di gelasnya, rasa sakit di kepalanya semakin menjadi dan ia mulai beranjak dari mini bar tempatnya duduk.

Dengan langkah tak stabil, tubuh pria mungil itu berulangkali menabrak beberapa orang yang masih larut dengan urusannya di lantai dansa.

"Oh, maaf!" Anthony membungkukkan tubuhnya pada seseorang yang ia tabrak, matanya menyipit untuk melihat dengan jelas wajah orang yang masih berdiri tepat di depannya. Seorang pria dengan topeng berwarna hitam yang bertengger di wajahnya. Pria itu menatap lekat pada wajah Anthony, dan sebelum Anthony menyadari semuanya, hanya kegelapan yang ia dapatkan.

. . .

Desahan dan hawa panas memenuhi kamar dengan dua penghuni yang masih sibuk memuaskan nafsunya masing masing. Anthony menggeliat dan tubuhnya menegang dengan cepat ketika seseorang yang berada di atasnya menyatukan tubuh mereka untuk kesekian kalinya. Keringat memenuhi tubuh Anthony dan si pria yang berada di atasnya masih bergerak dengan gerakan konstan saat mereka belum merasakan klimaks.

"Mmpppp" pria itu melumat bibir Anthony dengan hasrat yang semakin menambah hawa panas di antara keduanya. Tubuh Anthony melengkung dan ia mencengkram dengan kuat sprei yang menjadi alasnya bercinta dengan pria yang bahkan tak ia kenali karena kesadaran yang belum sepenuhnya kembali.

"Errghhh" Anthony menggeram, ketika pria yang masih mengerjai tubuhnya itu mengangkat kedua kaki Anthony dan semakin mempercepat gerakannya. Ia menggigit dengan kuat bantal yang ada di sebelahnya dan saat mencapai klimaks Anthony berteriak dengan cukup keras "Errggh, J-Joohhh" dan setelahnya ia kembali merasa ringan.

. . .

Bunyi dari dering ponsel menjadi alarm bagi Anthony yang terbangun dengan rasa sakit yang menjalari tubuh bagian bawahnya. Anthony mengerang, berusaha menghilangkan ngilu yang ia rasakan. Setelah membuka kedua kelopak matanya yang terasa berat, ia berusaha bangkit dari tidurnya. Suara dering ponsel menghilang, dan pemuda itu merasakan lengket pada pada kedua pahanya. Ia melihat aliran berwarna putih tercetak jelas di paha pria itu, cukup banyak hingga membuat warna tersendiri pada seprei warna gading di ranjang yang ia tiduri.

[√] Black Heart (Remake) • JOTING Ver. Where stories live. Discover now