Big Problem

482 58 7
                                    

Perlahan Kaneki membuka kedua bola matanya, kepalanya terasa sangat berat.

Kepalaku terasa berat sekali. Ukh, apa yang terjadi, Kaneki bangkit dari tidurnya sambil melihat sekeliling kamarnya.

Aneh sekali, perasaan kamarku kemarin masih berantakan.

Kaneki lalu melihat diatas meja belajar terdapat piring berisi bolu brownies kukus dan sepucuk surat. Penasaran,  Kaneki berjalan menuju meja belajar nya dan mulai membaca tulisan pada surat itu.

Kaneki, kamarmu berantakan sekali! Aku harus membereskannya. Lain kali bersihkan secara teratur,  di dalam kamar yang sehat terdapat jiwa yang sehat, you know? By the way kemarin ada cewek cantik sekali datang ke rumah, namanya Touka. Kamu jahat sekali ga memperkenalkan Touka kepadaku. Dia menanyakan kabarmu dan juga minta tolong kerjakan tugas biologi sama kamu. It's okay. Jangan panik, aku cuma membantu Touka mengerjakan tugas. Aku tidak menceritakan sama sekali tentang rahasia kita. Touka bilang kalau kamu memukul Ayato, adiknya (p.s aku menduga itu ulah Ken, bukan ulahmu tp yah sama saja). Lebih baik km selesaikan masalahmu dengan Ayato, kasihan Touka. Ngomong ngomong aku bikin brownies, kuharap itu bisa menenangkan mood mu, tetap semangat yaaa

Sincerely,

Haise

Karena masih sedikit mengantuk, Kaneki membaca surat dari Haise berulang ulang sebelum memahami intinya.

Fuuuckk!! Sialaaan!!! Si Haise keluar dan ketemu Touka!! Mati aku!

Dengan cepat, Kaneki turun dari lantai dua kamarnya dan menuju ruang makan. Disana ia melihat Ayahnya, Amon sedang meminum kopi, sementara Akira sedang memasak sarapan.

"Selamat pagi... Eer? " Amon memandang Kaneki, menunggu konfirmasi.

"Kaneki. Ayah apakah kemarin ada anak cewek datang ke rumah?" tanya Kaneki dengan cepat.

"Ayah tidak tahu. Kemarin ayah pulang malam dan kamu malah sudah tidur. "jawab Amon.

"Ibu juga pulang sore. Dan di rumah cuma ada Haise."  jelas Akira.

Wajah Kaneki berubah pucat.

"Jadi, aku jadi Haise selama satu hari penuh??! "

Akira mengangguk dengan semangat.

"Iya, dan Ibu merasa sangat terbantu karena Haise. Dia membantu ibu membersihkan rumah, memasak untuk makan malam dan juga bikin bolu juga, dia bahkan mencuci motormu."

"Ja-jadi,  pas Touka kesini kemarin aku jadi Haise? "

"Ooh cewek yang kamu maksud namanya Touka ya? Yang dua hari lalu kerja kelompok sama kamu kah?"  tanya Amon.

"Kerja kelompok? Aku-"

Tunggu, aku memang ingat kalau aku kerja kelompok sama Touka. Tapi kenapa ingatanku samar-samar? Pikir Kaneki.

"Ayah, apakah sesuatu terjadi saat kemarin lalu aku kerja kelompok sama Touka? " tanya Kaneki cemas.

Amon menghela nafas.

"Kamu mendadak kena serangan panik dan Shiro jadi keluar."

"Apa?! Shiro keluar?! Lalu aku ngapain? "

"Shiro cuma nangis dan histeris seperti biasa. Ngomong ngomong kamu belum jelaskan ke Ayah kenapa shiro bisa keluar? Apa ada sesuatu yang men triggered traumamu? Tanya Amon cemas.

"Soal matematika."

Amon dan Akira saling berpandangan dan menatap Kaneki dengan cemas.

"Aku baik baik saja, jangan khawatir. Cuma-"

Fuuuckk!!! Touka sudah memergokiku pas aku jadi shiro dan juga haise! 

Kaneki lalu duduk dekat amon, memakan roti sembari memasang wajah frustasi

"Kamu baik baik saja, Kaneki? Kamu tahu? Kamu tidak seharusnya pergi ke sekolah umum. Kalau kamu mau, kamu bisa sekolah model homescholling lagi" tawar Amon.

"Aku baik baik saja, Ayah. Tak apa, aku hanya ingin mencoba hidup normal. " Kaneki menghela nafas.

"Yo, kanekiii"  Panggil hide di gerbang rumah Kaneki.

Mungkin aku harus membicarakan ini pada hide

Me and my other self (tokyo ghoul fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang