Luka dari Senja

33 4 0
                                    

Sebenarnya tidak ada kata baik-baik saja dari seorang pejuang rindu. Kau akan paham setelah kau tahu sakitnya bergulat dengan jarak dan waktu. Kau bilang hatimu batu, tetap kau akan kalah dengan rindu. Kali ini semesta mendukungku lewat banyak tatap, ada tatap menunggu jawaban, ada tatap berharap pada harapan, ada tatap semangat memulai tantangan, ada tatap haru melihat pengorbanan. Semua kusaksikan, seakan semesta ingin menunjukkan seperti apa akan kuakhiri hariku hari ini. Berapapun harap, seberat apapun rindu seperih apapun penantian. Bersyukurlah, karena langit tak pernah meninggalkan mu, angin tak pernah berhenti menyapamu, matahari tak pernah berhenti tersenyum di pagimu. Simpan dulu perasaan yang berkecamuk dihatimu, sudahi dulu untuk hari ini. Aku pun tahu seberat apa menahan rindu. Bersabarlah.

11 April 2017, diperjalanan pulang menuju Jakarta.

*****

Seketika pilu menyelimuti hatiku, perlahan cairan bening yang terasa hangat mulai berjatuhan dari pelupuk mataku. Kuarahkan pandanganku melihat hamparan awan putih yang ada dibalik jendela. Ada apa dengan hati yang dirundung mendung padahal hari begitu cerah diluar sana. Kali ini aku tak mampu menghindari meski kucoba untuk bersembunyi. Kupejamkan mataku berkali-kali tapi tetap fikiranku masih tertinggal dibandara yang sudah sejam lalu kutinggalkan bersama seseorang yang kucintai. Theodorico nama lelaki yang sudah mencuri separuh hatiku itu. Lagi-lagi aku gagal untuk menepati janji tak lagi menangisi setiap kali perpisahan terjadi. 3 hari bersama yang dilalui membuatku tak ingin meninggalkannya kembali, tapi apalah daya kenyataan yang harus dihadapi bahwa perjuangan cinta harus kembali diuji. Komitmen yang sudah disepakati untuk tetap bertahan meski kini lelah ulang harus kembali berbeda arah pulang, dia sempat mengatakan "sabar sayang" dengan mata berkaca-kaca seolah tak ingin memberatkanku melihatnya meratapi perpisahan. Sebenarnya kutahu hatinya sedang tersayat-sayat tapi dengan gagah tubuh kokohnya memelukku hangat, menenangkan hatiku seolah ini akan menjadi yang terakhir kali. 5 tahun sudah aku mengenalnya, tak ada yang berubah darinya setiap hari aku dibuat jatuh cinta olehnya. Kutelusuri bandara yang sudah menjadi tempat pemberhentianku, tak sadar hampir 2 jam otakku hanya memikirkannya. Dengan cepat kucari telfonku dan mengabarinya.

"Aku sudah sampai"

"Iya sayang, hati-hati dijalan aku mencintaimu"

Kututup telfonnya dan kulanjutkan kembali petualangan malamku bersama sorot lampu kota. Sudah berapa hari setelah aku pergi cuaca disini tak bersahabat, kadang hujan ditengah terik mentari, kadang mendung ditengah bintang ingin menampakkan sinarnya seperti malam ini. Kudapati kamarku yang sudah 3 hari kutinggali, ada rindu bercengkrama hangat dengannya dimalam-malam dingin diantara hiruk-pikuk kota. Kuhempaskan pasrah tubuhku diatas ranjang yang sudah menunggu. Lalu mulai bermain bersama imajinasiku mengulang kembali setiap kejadian yang baru saja kulalui bersamanya. Pasir pantai, air laut, desiran ombak, dan bulan purnama jadi saksi bisu malam terakhir perpisahan kami. Theo menghampiriku dipesisir pantai dengan stelan serba putih dan segelas anggur yang dibawanya dari kamar hotel, lalu tak lama beberapa pegawai hotel mulai berdatangan membawa buket bunga mawar merah lengkap dengan seorang pemain biola.

"Aku ingin malam ini tak berlalu dengan cepat"

"Apa yang ingin kau lakukan"

"Menurutmu?"

"Aku tak berfikir banyak, hanya ingin menghabiskan waktu seperti ini bersamamu sudah cukup untukku"

Theo menarik tanganku, dan menatapku dengan mata berbinar.

"Akan kubuat malam ini menjadi malam paling istimewa untuk kita"

Lalu mengajakku berdansa diiringi musik biola yang hari itu terdengar sangat romantis dari yang pernah kudengar sebelumnya. Setelahnya dia meminta si pegawai hotel dan pemain biola meninggalkan kami, dia kembali memegagang tanganku menggapai rambutku yang terurai dengan lembut dia berbisik kearahku.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 10, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Luka dari senjaWhere stories live. Discover now