Musibah?

159 11 1
                                    

Banyak yang bertanya mengapa musibah yang menimpa Indonesia seolah2 tak ada habisnya?

Membuat gue kembali ingat mengenai materi tingkatan berpikir. Masih ingat???

Tingkatan berpikir dibagi menjadi 3.
1. Dangkal, tingkat berpikir ini adalah tingkatan yang biasanya dipakai oleh orang² awam yang ilmu dan wawasannya terbatas, ex. Ketika terjadi gempa hari ini, banyak dari kita beropini jika itu hanya fenomena alam biasa, tanpa mencari tahu lebih jauh.

2. Tingkatan berfikir mendalam, ini adalah tingkatan berpikir yang biasanya digunakan oleh para ilmuan/ penemu, ex. Fenomena gempa, tsunami dll yang terjadi di Indonesia hari ini, selain beranggapan jika itu hanya gejala alam biasa, merekapun akan mencari sebab terjadinya fenomena alam tsb, ex. Gempa/ tsunami disebabkan oleh lempengan yang saling bergeser. Tapi dalam tingkatan ini para ilmuan/ penemu akan bungkam ketika ditanya mengenai mengapa lempengan tsb bergerak/ siapa yang menggerakkannya?

3. Tingkatan berpikir ketiga  merupakan tingkatan berfikir yang seharusnya dimiliki oleh seorang  muslim karena tanpa harus bersusah susah terlebih dahulu--dia sudah memiliki buku contekan yang paling lengkap mengenai alam semesta beserta isinya juga mengenai hal-hal yang gaib, yakni Al Qur'an, ex. Musibah yg terjadi di Indonesia iyalah sebuah fenomena alam yg mana disebabkan oleh lempengan bumi yang bergeser, tapi tentu itu saja tidak cukup, dia akan berfikir kembali mengenai kenapa Allah menggerakkan lempengan bumi sehingga menimbulkan musibah bagi umat manusia? Jikapun para penduduk bumi memanglah dipenuhi oleh orang² shaleh/ shalehah tentu hal diatas merupakan ujian yang sepatutnya dihadapi dengan ikhlas, tapi sebaliknya jika penduduk bumi dipenuhi oleh orang² yang gemar melakukan maksiat, dosa, tentu hal diatas merupakan teguran dari Allah, yang mana Allah ingin menunjukkan kekuasaannya kepada umat manusia yang serba terbatas, jika alam semesta dan isinya ini tidaklah Allah ciptakan sebagai sarana untuk bermaksiat kepada-Nya, melainkan untuk taat kepada aturan-dan larangannya.


Maka, sudah sampai dimana tahapan berpikir kita hari ini?

Tontonan ZeruWhere stories live. Discover now