: 2: Masa Lalu Hanji Kecil

2.8K 384 93
                                    

"Hanji perempuan yang tabah. Bahkan pandai menutupi duka-nya." perempuan berumur itu menghela nafas. "Kedua orangtuanya dibunuh dengan sadis oleh aparat pihak kerajaan."

Kedua mata Levi seketika melebar.

***

KACAMATA HANJI (2)

Disclaimer :
Shingeki No Kyojin © Hajime Isayama
All characters belongs to Hajime Isayama.

[1 tahun setelah pertempuran di Shiganshina]

***

Dahi Levi berkerut. "Apa sebabnya?" tanyanya cepat, kemudian sedikit menyesali pertanyaannya.

Bibi Katja menoleh sejenak pada lelaki itu sebelum melanjutkan.

"Kedua orangtua Hanji adalah dua ilmuwan yang menghabiskan banyak hari-hari mereka untuk riset, mengobati keingintahuan mereka. Bersama suami-istri Arlert, mereka meneliti dan membuat berbagai penemuan menarik dan banyak membantu militer sampai saat ini. Salah satunya, pengembangan maneuver gear kalian. Bahkan mereka berempat bersama beberapa ilmuan lain membuat benda yang bisa terbang dan mengangkut mereka."

"Saya ingat saat mereka sedang mengerjakan proyek itu, membuat sesuatu yang mereka sebut balon udara. Wajah-wajah ceria dan senandung semangat terpancar dari bengkel kecil tempat mereka riset. Hanji kecil, yang mewarisi kecerdasan sang ayah dan sifat keingintahuan dari ibunya, ikut serta disana karena penasaran. Umurnya saat itu masih enam tahun, sehingga ia hanya dibolehkan menonton orangtuanya bekerja. Tapi -"

Kalimat Bibi Katja terhenti. Perempuan itu menarik nafas sejenak, lalu terdiam seakan sedang menenangkan perasaan yang bergemuruh.

Levi memperhatikan raut wajah lawan bicaranya. Yang ia lihat, ada raut kesedihan disana.

"Tidak apa-apa bila Anda tak bersedia melanjutkan." ucap Levi akhirnya, mencoba berucap sesimpatik mungkin.

"Ah, maafkan saya, Kapten Levi. Terkadang terlalu pilu saat mengingatnya." sahut Bibi Katja cepat.

"Biar saya lanjutkan."

Bibi Katja menghirup nafas lagi.

"Tapi, siang itu serombongan petugas berseragam gelap-gelap muncul di bengkel tempat mereka riset. Menghancurkan segala barang yang ada disana. Bahkan, mereka membunuh semua orang yang ada di dalam bengkel. Tak peduli muda maupun tua. Semua dibunuh, dengan sadis."

Raut wajah Bibi Katja semakin berduka.

Levi terlihat bingung. Lalu, nasib Hanji saat itu bagaimana? Bagaimana perempuan berkacamata itu selamat?

"Saat kejadian itu terjadi Hanji baru sampai di rumahnya, mengambil kotak bekal makan siang untuk kedua orangtuanya. Saat ia berjalan kembali menuju bengkel, orang-orang menariknya pulang sambil memanggil saya. Tapi dasar dia terlalu cerdas. Ia melihat asap pekat membumbung tinggi dari arah tempat bengkel berada. Hanji mengamuk, dan melepaskan diri dari pelukan saya. Berlari kencang menuju bengkel. Dan ia melihat yang seharusnya tak ia lihat."

Bibi Katja kembali memotong kalimatnya.

" Mayat kedua orantuanya yang tubuhnya dipenuhi luka lebam, tusukan-tusukan dan sayatan-sayatan memanjang, bekas penyiksaan. Bahkan ayahnya kehilangan kedua bola matanya." lanjut bibi itu.

Sejenak Levi menahan nafas, tak menyangka dengan masa lalu rekannya itu. Tak kalah gelap dibandingkan masa lalunya.

Wajah Bibi Katja sedikit memucat, karena teringat peristiwa bertahun-tahun lalu. Jeritan, serta tangis pilu di hari itu terngiang-ngiang kembali.

KACAMATA HANJI [Levi Hanji Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang