[17] Tidak perlu malu

2.9K 477 41
                                    

Malamnya, Guo Zhi tidur dengan lelap. Kepalanya berada diatas bantal dan kelopak matanya lembab karena bulu mata yang basah. Napasnya terasa berat setelah menangis. Shi Xi duduk di tepi tempat tidur dan memandangi Guo Zhi, sampai dia yakin bahwa Guo Zhi sudah tertidur, dia keluar dari kamar dan menutup pintu dengan pelan.
.
.

Keesokan harinya, Guo Zhi bangun dengan mata memerah dan bengkak sampai sulit membukanya. Dia menyibakkan selimut dan menapak kakinya kelantai.

Bagaimana ini? Dia menyukai Shi Xi dan jelas Shi Xi tidak menyukainya karena Shi Xi tidak sepertinya yang berbeda. Tetapi dia tidak merasa kehilangan karena walaupun Shi Xi sudah tahu tetapi dia tidak membenci Guo Zhi.

Guo Zhi orang yang tidak ribet. Begini saja sudah membuatnya lega.

Dia sadar akan butuh waktu untuk merangkai dan menerima kenyataan bahwa dia menyukai lelaki.

Dia tidak ingin melarikan diri lagi.

.
.

Guo Zhi bangkit dari kasur dan meregangkan ototnya. Kemampuannya untuk pulih seperti binatang. Setelah mandi, Guo Zhi mengetuk pintu kamar Shi Xi.

Saat membuka pintu, alis Shi Xi mengerut melihat senyuman Guo Zhi dan mata bengkaknya. Perpaduan yang tidak tepat. Dia kembali menjatuhkan tubuhnya ke kasur, melanjutkan tidurnya.

Sadar situasi, Guo Zhi menutup pintu dengan pelan kemudian duduk disisi jendela sambil melihat figure Shi Xi, ia merentangkan kakinya, mengetik beberapa kata dilaptop lalu meraih secarik kertas didekatnya, membuka tutup pulpen dan mulai mengoreksi kata yang salah.

Tadi malam, Shi Xi mengamati Guo Zhi yang tertidur.

Pagi ini, Guo Zhi melihat Shi Xi tidur.

.
.

Setelah beberapa lama, Shi Xi bangun. Guo Zhi dengan bahagia berkata, "Kemana kita akan pergi hari ini? Atau hanya disini saja?"

Shi Xi memperhatikan Guo Zhi yang terlihat bahagia. Dia pikir Guo Zhi akan tertekan dan terus menangis namun tampaknya Guo Zhi lebih kuat dari yang dibayangkannya.

Shi Xi tak menanggapi. Dia beranjak kekamar mandi membersihkan diri setelahnya keluar membuka pintu kamar, "Ayo pergi!"

"Baik."

Keduanya turun kelantai bawah. Penampilan Guo Zhi membuat banyak orang memandang ke arah mereka. Tidak mengherankan karena matanya seperti dua pukulan oleh kepala biara Kuil Shaolin.

Shixi membeli brosur perjalanan lokal. Tujuan pertama mereka adalah kota kuno. Gang-gang sempit dan melengkung dipenuhi orang. Di kedua sisi ada toko-toko kecil yang menjual makanan ringan dan kerajinan tangan. Beberapa dari mereka berdiri di luar dan berpakaian aneh. Guo Zhi dengan penuh rasa ingin tahu memperhatikan, ditangannya penuh dengan makanan ringan.

"Shi Xi, lihat disebelah sana!"

"Shi Xi, lihat disebelah sini!"

Guo Zhi selalu menjerit setiap melihat sesuatu yang menariknya membuat Shi Xi tak tahan untuk mendesis. "Cukup kau saja yang lihat. Tak usah memanggilku."

"Tetapi aku ingin memanggilmu."

Guo Zhi memilih kostum aneh di sebuah toko dan membandingkannya. "Shi Xi, bagaimana menurutmu warna yang ini?"

"Sangat cocok dengan mata bengkakmu."

"Aku tidak bertanya tentang itu." Guo Zhi mendatarkan bibirnya. Mata merahnya terasa perih.

Tiba-tiba sesuatu menutupi kepalanya. Guo Zhi mendongak menyadari ia memakai topi yang meskipun bentuknya aneh, tetapi gagang topi itu menutupi cahaya dan melindungi mata merahnya.

[END] Oh, My Dear!Where stories live. Discover now