08

175 51 17
                                    




Hyeongseob berjalan perlahan, pikirannya kosong, anggap saja dia sudah gila sekarang, karena kenyataannya memang begitu.


Ia tak berani menemui Woojin, mengatakan bahwa ia mengandung anak Daniel. Woojin pasti marah, kekasihnya itu pasti sangat kecewa. Dan Hyeongseob tak tahu lagi harus berbuat apa.


Tangannya bergetar hebat begitu ia berhasil meraih sebuah gunting yang ada di atas nakas. Hyeongseob tak pernah memikirkan hal semacam ini sebelumnya, tapi sepertinya dia harus, dia ingin.. 


..ingin mengakhiri segala penderitaan.


Dengan gerakan perlahan, kedua tangannya terangkat, siap menusukkan gunting tersebut ke arah perutnya.


Berniat membawa bayi kecil yang ada dalam perutnya untuk ikut bersamanya.


"Maafkan aku, Woojin -ahh."











"HYEONGSEOB -AHH!!!!"




Taaaakkkk







Tangan Hyeongseob ditepis dengan kasar.


Seseorang baru saja datang dan menghentikan aksi nekatnya.


"Apa kau gila!!! Kau pikir dengan bunuh diri semua masalahmu selesai, HAH?!?"


Bibir Hyeongseob bergetar, begitu juga seluruh tubuhnya. Ia tak tahu kenapa sampai ingin melakukan hal senekat ini.


"Hyuung.. aku--"


"..aku tak tahu harus, bagaimana lagi.. hukss--"


Jendral Hwang menarik Hyeongseob ke dalam pelukannya. Tangannya mengelus pelan punggung Hyeongseob, mencoba membuat kekasih sang Letnan lebih tenang.


Dalam hati ia bersyukur, ia datang tepat waktu.


Tadi Minhyun sudah menekan bel rumah berkali-kali, namun pintu tak kunjung dibuka. Pintu rumah ternyata tidak dikunci, itu sebabnya ia langsung masuk, mencari sosok Hyeongseob.

Without You ;; JinSeobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang