Chapter 5

169 34 1
                                    

ALL CHARACTERS BELONG TO J.K. ROWLING

THE PHILOSOPHER'S STONE
~CHAPTER FIVE~

Mimpi apa aku semalam?! Sekarang aku terjebak bersama mudblood dan temannya yang gosong itu! Diruangan antah-berantah pula! Sial benar aku ini. Tahu begini, aku lebih baik menemani Dudley mengerjakan esai di perpustakaan.

Aku benar-benar makin kesal dengan mudblood itu. Ugh!

Awalnya, kukira aku akan mengetahui alasan menjijikannya para mudbloods selama di Hogwarts. Nyatanya, aku cuma mengetahui betapa menyebalkannya satu mudblood. Hanya satu! Hanya satu dari berpuluh-puluh mudbloods yang ada di Hogwarts. Tapi benar-benar menyebalkan.

Pertama, ia menjengkelkan. Ayolah, aku belum menjawab pertanyaan para professors minggu ini! Bayangkan! Semua pertanyaan yang ada, ia menjawabnya dengan mudah, sangat cepat dan benar. Seakan-akan mengejek aku karena terlambat sepersekian detik mengangkat tangan.

Kedua, apapun yang ia lakukan di kelas selalu mendapat nilai Outstanding! Dia hanyalah seorang muggle-born! Apa yang ia tahu tentang dunia sihir?! Jumlah nilai Outstanding-nya mengalahkan nilaiku. Aku benar-benar ingin memakinya untuk itu.

Seperti tadi. Ia dengan cepat mengingat mantra Alohomora dalam keadaan terdesak. Dan mantranya berhasil! Sangat menjengkelkan!

"Really, what is this place?" teman Malfoy yang hitam gosong bicara cukup kencang. Membuatku ikut melihat sekitar, ruangan ini lebih mirip gudang dengan pencahayaan yang tidak terang sama sekali.

Tak lama, aku merasa ada sesuatu dibelakangku. Ada angin panas.. atau lebih tepatnya.. nafas? Yang sangatlah bau. Aku menengok sekilas. Dan...

Oh

My

God

What is that thing?

Aku terpaku, tak bisa bergerak. Hewan didepanku ini, seperti anjing raksasa berkepala tiga, dengan nafas yang sangat bau, dan ew.. berliur. Pantaskah that thing disebut hewan? Itu monster!

Butuh tiga detik untuk Malfoy menyadarinya.

"B-Blaise"

Teman gosongnya itu akhirnya menengok. Kami semua menahan nafas.

"Should we scream?" Malfoy berbisik, pelan sekali.

"We should." balasku berbisik juga.

"AAAAAAHHHHH!!!!"

Si gosong itu membuka pintu dan berlari keluar mendahului aku dan Malfoy. Aku berlari sekuat tenaga, meninggalkan Malfoy yang sedang berusaha menutup pintu.

Aku memutar bola mataku, berhenti sebentar dan berteriak ke arahnya, "just leave it, stupid!"

"If i leave the door open, the monster will come out!" balasnya sambil berteriak juga.

Aku menghampirinya dan membantunya. Monster tersebut benar-benar memaksa untuk keluar dari ruangan itu. Kami berhasil menutup dan mengunci pintu lalu kami langsung berlari.

Kami berlari sejajar, aku menoleh sekilas kearahnya. Wajahnya yang biasanya pucat itu sekarang makin pucat. Arah matanya fokus ke depan, walau beberapa kali menatap awas ke belakang. Cara ia berlari pun cukup bagus,—aku memutar mataku saat mengatakan ini—ugh! Badannya yang kurus serta tegap memberikan kesan, ugh, I admit that he has a good posture! Don't make me say it again! Dan, he has a Vanilla scent.

Draco Malfoy and the Philosopher's Stone || DramioneWhere stories live. Discover now