Start!

81 3 0
                                    

Every day, I felt love only in the movies
Or in books or dramas
Mmm, that’s how I learned love













Mela Adelina Putri. Seorang perempuan yang belum pernah merasakan yang namanya 'pacaran' dalam duapuluh tahun dia hidup di dunia ini.

Oke, dulu dia memang tidak cantik -cenderung buluk malah- tapi sekarang dia sudah lebih baik dibandingkan dulu.

Dia sudah cantik -walaupun tidak cantik-cantik amat- dia sudah glowing -walaupun masih dibawah rata-rata- pokoknya dia sudah layak lah.

Tapi entah kenapa sampai sekarang dia belum menemukan tambatan hatinya /aseek/

Dia hanya belajar tentang cinta melalui drama korea yang sering dia tonton, novel-novel -bahkan teenlit- atau mendengar curhatan teman-temanya.

Iya, Mela hanya belajar dari itu semua.

"Heh, baca novel lagi lo?"

Mela mengalihkan pandangannya kearah seseorang yang baru saja mengganggunya.

"Iyalah, gak bisa liat lo?"

"Kampret tenan anak ini,"

Mega Arsyara Zivia.

Sahabat Mela, yang kemana-mana mereka selalu berdua.

Kecuali saat Mega bersama dengan pacarnya, jelas saja Mela tidak akan berada disana.

"Mending lo cari pacar beneran deh daripada bacain novel mulu,"

"Gak ada yang mau sama gue,"

"Gimana gak mau, lo sadar gak sih muka lo itu judes banget?"

Mela menatap Mega bingung, "Judes? Masa sih? Gak tau gue,"

Mega berdecak kesal, "Muka lo itu judes banget kalo disekitaran lo ada cowok, ya jelas mereka takut lah,"

Atensi Mela kembali ke Novel yang dia pegang, "Ya mau gimana lagi, udah bawaan lahir,"








My heart kept racing as if it was my story
My heart was pounding and fluttering
Mmm, I’m so curious, I’m going crazy











Jantung Mela selalu berdetak lebih kencang saat dia membaca novel atau menonton drama, seakan-akan dia lah pemeran utama perempuannya.

Sebenarnya bukan cuma dia yang kayak gini, pasti banyak juga kok yang deg-degan gini, cuma kalo mereka bisa direalisasikan ke pacar masing-masing sedangkan dia sendiri gak. Pedih memang :')

"Mel, ayo cepetan. Stop dulu itu nonton drakornya,"

"Oh iya njir, lupa gue. Lo duluan aja kesana, ntar gue nyusul,"

Yang berbicara tadi adalah Mela dan temannya, Apriani Rahayu atau bisa dipanggil Apri.

Apri adalah salah satu anggota klub bulutangkis di kampus mereka dan Mela hanyalah seorang manajer di sana. Dia dulu sempat ikut jadi anggota, tapi dia merasa tidak ada perkembangan yang signifikan akhirnya dia memutuskan untuk out. Tapi banyak sekali anggota klub bulutangkis -terutama yang perempuan- ingin Mela tetap disitu, dan Mela pun ditunjuk menjadi manajer setelah berdiskusi panjang.

Begitu barang-barangnya sudah siap, Mela langsung bergegas menuju ruang latihan klub bulutangkis.

Hmm dia mencium bau-bau akan di marahin oleh ketua ini.

"Mela,"

...kan.

"Kok telat? Darimana aja kamu?"

Mela berjalan mendekati sang ketua dengan langkah pelan.

"H-habis dari kelas tadi kak, terus gak inget jam makanya telat. Huhuhu maapin ya kak,"

"Emang kamu ngapain sampe gak inget jam?"

"Tadi-"

"Dia habis nonton drama korea lagi kak. Sampe gigitin tisu dia,"

Tiba-tiba ada menyeletuk. Mela menatap sang tersangka dengan murka. Ternyata Apri yang sudah cekakak-cekikik sama Mega.

"Gitu? Kalo gitu kamu lari keliling lapangan lima kali ya,"

Mela langsung menatap lelaki dihadapannya dengan horor.

"Kok gitu kak? Aku gak pake sepatu, nih cuma pake flatshoes doang,"

Lelaki tersebut tetap kukuh dengan pendiriannya.

"Kak Kevin!" Bentak Mela.

"Cepet weh!" Bentak Kevin balik.

Mau tidak mau Mela melaksanakan perintah dari ketua klub bulutangkis itu. Walaupun dia manajer, tetap saja jiwa anak buah masih melekat padanya.

Ketua klub bulutangkis di kampus mereka bernama Kevin Sanjay-eh Sanjaya maksudnya. Dia ini udah deh paling ngetop se kampus. Gimana gak ngetop, setiap pertandingan dia sama partner nya selalu menang, partnenya bernama Marcus Gideon omong-omong. Marcus jni udah lulus dari kampus tapi masih sering datang latihan. Nah, dulu Marcus ini yang menyandang jabatan ketua, tapi semenjak lulus akhirnya di berikan ke Kevin.

Asalkan tau aja Kevin ini manusia paling menyebalkan dan tengil di klub, mungkin juga di kampus. Terkadang dia suka masang muka 'ngece' yang bikin banyak orang murka, salah satunya Mela. Tidak jarang Kevin dan Mela ini berantem. Walaupun begitu, Kevin bisa serius kalau dia sedang mode ketua seperti tadi, makanya Mela gak berani ngebantah.

"Kak Kevin~ udah ya capek nih, sepatu juga gak mendukung," rengek Mela. Perempuan ini berusaha sekuat tenaga memasang wajah menyedihkan.

"Gak usah masang muka sok teraniaya gitu deh, geli gue liatnya," balas Kevin.

..kan kan, kumat dah tengilnya.

"Yeu~ jahat lo kak. Udah ya, capek nih, ya ya ya?" Rengek Mela lagi. Ingin sekali dia menjitak Kevin sebenarnya sekarang, tapi hukumannya akan bertambah entar.

"Yaudah, sana urusin dulu jadwal kegiatan hari ini, terus bawain ke gue,"

"Siap bos!"





































Hai gaessssss wkwkwkwk ini Pajar nya belom muncul yaaaa ehehehehehe gak tau deh kapan dia muncul:"))



So stay tuned aja yaaaaaaa

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 30, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

What Is LoveWhere stories live. Discover now