CHAPTER DUA PULUH

92K 4.4K 145
                                    

Daritadi Nada merasa dirinya gelisah tidak tau karena apa, firasatnya buruk tentang suatu hal.

Apalagi dia tidak sengaja mendengar percakapan pamannya, awalnya dia tidak mengerti sama sekali pamannya berbicara tentang apa. Tapi setelah kejadian ini teka teki dari omongan pamannya mulai terpecahkan.

Tapi dia masih heran, mengapa pamannya melakukan rencana tersebut? Batinnya bertanya tanya.

"Woy Nad. Ayok" seru Revan menyadarkan Nada dari lamunannya. Kemudian Nada pun berjalan disamping Naya, Sedangkan Revan dan Bara memilih dibelakang mereka.

"Kok lama kelamaan makin gelap sih? Jangan jangan kita salah jalan lagi?" ucap Revan gelisah.

"Iya loh. Nay petunjuk nya bener kan?"tanya Bara.

Naya pun melihat lagi ke petunjuknya "Bener kok, petunjuknya ngarah ke sini"

"Kayaknya kita di jebak" Ucap Nada, perkataan Nada membuat perhatian Naya, Bara dan Revan teralihkan.

"Apa maksud lo?" tanya Bara tak mengerti.

"Ada yang malsuin peta" timpal Naya.

"Tapi buat apa?" tanya Revan.

Naya dan Nada menggeleng tidak tau. Satu hal yang Bara dan Revan baru sadari, Naya dan Nada jika di lihat lihat lebih rinci mereka terlihat mirip.

"Kalian kok mirip sih?" tanya Revan.

Hal itu membuat keduanya tegang, kemudian Naya pun menjawab "Masa sih? Beda jauh kali. Dia lahir dari keluarga kaya sedangkan gue? Beda banget" bantah Naya.

Nada hanya memandang Naya. Ada sedikit rasa tidak suka saat Naya menjawab itu, tapi dia segera menepis perasaan itu.

"Terus kita gimana nih?" tanya Nada

Bara pun mencari ide "Kita nyari tempat aman dulu aja buat bermalam, nanti pagi kita lanjut jalan lagi" Saran Bara.

Mereka pun mengangguk kemudian berjalan lagi, sampai di tengah hutan mereka pun menemukan sebuah rumah yang terbengkalai.

"Gue berasa lagi main film horor dah. Kenapa harus selalu ada rumah kosong ditengah hutan sih?" tanya Revan tidak penting.

"Karena kalo ada sungai ntar endingnya gak nyambung" ucap Naya malas.

"Untuk sementara kita tidur disini dulu" Ujar Bara.

Nada ingin membantah namun ucapannya terpotong oleh Naya "Gak ada bantahan. Kecuali kalo mau dimakan hewan buas diluar, ya silahkan aja" Ujarnya membuat Nada menutup mulutnya kembali.

"Tapi ini gelap" ucap Nada.

"Nanti gue sama Bara nyari kayu bakar deket sini, kalian siapin dulu tempat tidurnya" Ujar Revan kemudian berjalan mencari kayu bakar disekitaran rumah yang diikuti oleh Bara.

Tinggalah Naya dan Nada di rumah itu, Nada masih sibuk mengamati sekeliling rumah, sedangkan Naya dia lebih memilih membereskan benda benda yang sudah tidak terpakai untuk tempat mereka tidur.

"Woy! Bantuin gue! Jangan cuman diem aja lo" Ucap Naya.

"Apaan sih? Kerjain aja sendiri" Sahut Nada tak peduli.

PAINFUL✔[SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang