Kenangan manis itu terulang (End)

854 36 0
                                    

Kushina POV'S

Tak pernah terpikirkan olehku bahwa kenangan manis itu terulang kembali. Sejenak bayangan minato muncul dari narutoku yang kini menggendongku. Samar-samar ku dengar dia memanggil namaku kuat. Dia berlari, terus berlari. Aku mendengar beberapa orang berteriak di iringi suara tembakan di udara. Saat aku benar-benar sadar. Aku baru tahu, itu bukan minato, suamiku. Tapi itu anakku, naruto. Air mataku jatuh dari mataku. Anakku, anakku satu-satunya dapat menemukanku. Seperti minato menemukanku.

Flash back

Aku terus merontak dalam kukuhan (bener ga tulisannya?) para preman itu. Mereka lalu menjatuhkanku di lantai beralas semen yang kasar. Kepalaku terbentur agak keras hingga mengeluarkan darah. Darah jatuh mengenai sebelah mataku hingga membuatku menutup mataku agar tak terkena darah.

"Lepaskan talinya..." seru seorang dari mereka. Teman-temannya yang lain menatapnya heran.

"Hey.. Bukankah kita harus menunggu hidan dulu??" seru mereka. Dia menatap garang semuanya. "Diamlah kalian bangsat!!! Ikuti kataku!!! Jangan menunggu zombie gila itu!!!" serunya marah. Semua temannya terdiam sejenak, lalu segera membuka ikatan di tanganku ketika dia mulai berteriak lagi.

Ikatanku terlepas dan ini kesempatanku. Segera saja aku memberikan bogem kuat pada mereka. Mereka menahanku lagi lalu aku kembali memberontak lalu menendang mereka dengan tendangan setengah memutar. Lalu berlari ke arah pintu keluar. Beberapa orang yang memang menjaga pintu keluar itu hampir menangkapnya namun dengan sigap aku melompat dan menendang punggung mereka. Mereka jatuh hingga kushina mendapatkan kesempatan. Dia berjongkok mengambil pisau yang terjatuh di samping orang-orang itu lalu mengarahkan pisau itu tepat di leherku dan berteriak akan membunuh dirinya sendiri. Mereka tersentak dan berhenti di tempat.

"Bagaimana ini??" tanya teman mereka pada orang yang telah menyuruh teman-temannya itu membukakan ikatanku.

"Itu hanya ancamannya!! Ayo tangkap dia!!" seru orang itu mendorong temannya tadi. Mereka menatapku. Aku mencoba mengancam mereka. Aku akan bunuh diri dan itu benar. Bahkan aku pisau yang menekan kulit leherku kini sudah melukai leherku. Hanya sayatan kecil. Tapi begitu menyakitkan. Ku lihat mereka mundur. Setelah itu aku mengambil kesempatan lari. Mereka mengejarku yang sudah keluar dari ruangan itu. Aku berhenti sejenak menatap mereka yang makin mendekat. Pada akhirnya aku membulatkan keputusanku. Aku memotong rambut merahku hingga pendek.

Helaian rambutku itu ku buang ke wajah mereka dan mengenai mata mereka aku makin berlari. Tak sadar darahku mengalir banyak akibat sayatan tadi. Kemudian, setelahnya pandanga mataku kabur dan aku ambruk.

Flash end

Yah, inilah sekarang. Aku berada di pelukan anakku sendiri. Dia menggendongku ala bridal style. Dia memang belum terlalu kuat karena buktinya yang paling banyak preman-preman itu malah ke empat sahabatnya dan itachi. Tapi, aku malah yakin dibandingkan menghajar para preman itu, dia memilih menjagaku. Ibunya satu-satunya. Orang teramat penting dan paling dia sayangi di dunia ini... Ah.. Anakku... Naruto-kun... Ibu menyayangimu sepenuh hatiku. Meskipun aku tak rela kau yang menjadi pemimpin clan menggantikan posisi ayahmu dengan umur yang masih muda ini. Aku tersenyum dalam gendongannya. Aku mengeratkan pelukanku padanya. Dalam hati aku berjanji tidak akan menyakiti hatinya karena dia milikku satu-satunya pengganti minato.

Saat itu terdengar sirine polisi. Nampaknya kakashi telah memberitahukan perihal tentangku yang tertangkap. Buktinya asuma adik iparku datang membantu sasuke dan yang lainnya dan melumpuhkan semua preman.

Ku lihat sasuke dan yang lain yang sudah babak belur diantar asuma di mobil polisi bersama aku dan naruto juga di mobil polisi yang berbeda dengan mereka naiki.

Teman-teman asuma dan asuma sendiri mengantarku ke rumah sakit mengobati lukaku.

"Hiks, hiks" suara tangis tertahan terdengar di telingaku. Itu adalah suara naruto. Sasuke dan yang lainnya juga menatapku sedih. Seakan-akan mereka telah gagal menyelamatkanku.

"Ibuu... Kau terluka.... Ini salahku..." keluh naruto lalu menghapus air matanya yang lolos dari matanya dengan punggung tangannya. Aku mengelus rambutnya lembut.

"Sayang,, kau tidak bersalah.. Malah ibu berterima kasih pada kalian semua yang sudah menolong ibu..." senyumku. Naruto menghentikan tangisnya lalu menatapku perlahan bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman. Begitupun sasuke dan yang lainnya. Aku tahu mereka sayang padaku.

Dokter telah selesai membalut lukaku. Hanya goresan kecil. Dan, bisa ku pastikan itu akan segera sembuh. Tak lama setelah itu datang ayah, ibu, mikoto dan fugaku. Mereka melihat keadaanku. Mereka agak lama di kamar rawatku sampai pada akhirnya hanya mikoto yang terus menemaniku karena anak-anak bahkan fugaku, ayah dan ibuku sudah pulang dengan mereka.

"Maafkan aku kushina" sesal mikoto. Aku tersenyum lebar memperlihatkan deretan gigiku.

"Mmm... Bukan salahmu mikoto.. Ini murni karena permintaanku.." mikoto tersenyum kecil mendengar perkataanku.

Aku memegang tangannya erat dan dia memperhatikanku dengan bingung. "Ada apa kushina?" tanyanya.

"Aaahh.." pandanganku menerawang ke arah jendela sambil mengingat kejadian dimana minato menemukanku yang di culik karena helaian rambutku yang ku jatuhkan kala itu.

"Aku hanya kesepian dan merindukan minato.." senyumku lalu menatap mikoto. Mikoto memaksa sebuah senyuman. Dia mengangguk pelan dan memegang tanganku yang menggenggam tangannya.

Minato,, aku tahu kau dapat melihatku dari atas sana... Aku bahagia bisa menjadi istrimu dan memiliki anak bersamamu.. Naruto,, ya.. Naruto satu-satunya anak kita. Aku harap dia tumbuh besar dan menjadi lebih kuat dan lebih kuat lagi dan tak gentar menghadapi segala rintangan, dan aku yakin itu karena dia anak kita. Anak kita berdua...

END...

THE RULER✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang