LIGHT IN THE DARK

461 67 16
                                    


PIRAEUS HARBOUR - YUNANI.


Sinar rembulan sesaat menyinari gelap nya sebuah gang lusuh yang dipenuhi kotak kayu sisa bongkar muat di pelabuhan. Sesosok pria tua tampak tersudut di ujung lorong gang, peluh mengucur di wajahnya yang pucat pasi, horror tampak terpatri di wajahnya. Umpatan dan makian putus asa terus terucap dari bibirnya yang bergetar, pria tua itu menyesal karna telah salah mengambil jalan memutar hingga akhirnya terjebak di lorong buntu ini. Harusnya dia tetap diam di persembunyian nya, aman...


KRAK...


Terdengar suara kayu patah yang terinjak, pelan namun memberikan efek kuat layaknya setrum pada si pria tua. Tubuhnya berbalik dengan cepat, merapat ke dinding gang seakan ingin menyatu dalam lumut yang menghiasi dinding kelam. Mata nya membulat sempurna, mulut terbuka tanpa suara. Gemetar hebat membuat lututnya melemah dan merosot ke lantai. Tubuhnya semakin lemas seiring dengan bayangan hitam yang kian mendekatinya.



[NaruHina Dark Day 8]

[Naruto, original story by Masashi Kishimoto]

[Mature/18+/Romance/Drama/fantasy/]



Selangkah demi selangkah, pemilik bayangan hitam itu menampakan diri. Wajah tampan nya yang tanpa ekpresi, mata biru yang seperti es membeku menatap dingin. Semua kombinasi ketampanan seakan lukisan yang terpatri dalam kanvas hitam. Rambut pirang nya begitu kontras dengan jubah hitam yang menyelubungi seluruh perawakan nya. Sesaat rembulan terbebas dari pekat awan ingga sinarnya menyoroti sosok yang ternyata bagaikan malaikat, dengan segala ketampanan di wajahnya, ketampanan yang berubah saat seringai menghiasi wajahnya. Topeng dingin nya seakan retak, tergantikan horror, es biru di mata nya berubah menjadi api biru yang membara.

Perlahan si malaikat maut berjongkok, mensejajarkan mata nya dengan si pria tua. Menatap langsung pada mata nanar yang penuh ketakutan. Mata yang disukai nya setiap kali harus melakukan tugas nya sebagai malaikat maut.

"sudah kubilang... aku akan menemukanmu", dengan masih menyeringai si malaikat maut terus memperhatikan mangsa nya.

"j-jjangan bunuh saya.. t-tuan.. a-aampuni s-ssaya..." , lirih si pria tua.

Si malaikat maut tersenyum lembut, jenis senyum yang bisa memperdaya, perlahan di sentuhnya wajah pria tua yang pucat pasi dan licin oleh keringat. Jemarinya menyusuri tulang pipi si pria tua yang tirus, dan berhenti di dagu nya. Dengan satu jari dinaikan wajah di pria tua.

"tenanglah, akan kulakukan dengan cepat",

Si pria tua tak sempat lagi menjawab ketika di rasakan nya benda tajam yang panjang merobek dada nya. Gelap yang lebih pekat menggantikan nanar di mata nya.

Si malaikat maut ikut terdiam memperhatikan mata pria tua yang kian membelalak seiring pedang panjang yang di tekan nya berputar merobek jantung, terasa olehnya ketika pedang menggesek tulang iga yang melindungi sang jantung, ah gesekan yang indah, dia begitu menikmati kegiatan nya sambil menungggu hingga mata sang korban redup kehilangan cahaya.

Darah merah pekat mulai mengucur dari mulut si pria tua dan tubuh nya bergetar. Sambil tetap tersenyum, ditariknya pedang panjang yang kini dihiasi darah si pria tua yang telah terdiam kaku.

FALLEN ANGEL (OS-END)Where stories live. Discover now