kelemahanku

36 8 1
                                    

Budayakan vote sebelum membaca, kalau lupa bisa setelah membaca juga kok. Yang jelas kalian ngevote hehe

...

Sabira terbangun dari tidurnya karena sedari tadi ada yang menepuk tangannya

"woi bangun, ini tuh sekolah bukan tempat untuk tidur"

Sabira yang memang belum sepenuhnya sadar mendengar teriakan orang yang membangunkannya pun merasa kesal, siapa lagi kalau bukan Ahza

"Astaga Ahza bisa nggak sih nggak pake teriak-teriak kayak gitu? Kamu kira ini hutan apa"

"Lo sih, masa nggak denger dari tadi bel pulang udah bunyi"

Sabira mengedarkan pandangannya, dan memang benar bahwa tidak ada orang lain selain mereka berdua didalam kelas.

"Loh Agita mana? Kok kelas kosong gini?" tanya Sabira masih dengan muka bingung dan muka ngantuknya

"Gue tadi bilang kalo semua udah pulang, lo aja yang asik molor disini. Agita juga tadi buru-buru pulang" jelas Ahza bersiap meninggalkan Sabira dengan kebingungannya

"Ih Agita nyebelin banget sih, kan bisa bangunin aku dulu. Kok malah ditinggal"

"Kalau ginikan aku sendiri yang malu" gerutu Sabira sambil memakai tas ranselnya

"Udah nggak usah ngomel-ngomel, Agita nggak bakal balik lagi kan" kata Ahza benar-benar pergi meninggalkan Sabira

...

Ketika sampai didepan rumah, Sabira segera masuk dan memberi salam

"Assalamu'alaikum, nek Sabira udah pulang nih"

"Wa'alaikumussalam warahmatullah, kalau pulang sekolah nggak usah teriak-teriak Bira, kan nenek juga liat kamu pulang" kata nenek Aisyah memberi peringatan kepada Sabira

"Hehehe iya nek maafin Sabira yah, kakak mana nek?" melepas sepatunya dan duduk disamping neneknya yang sangat ia sayangi

"Belum pulang" jawab nenek Aisyah singkat sambil melihat kearah luar

"Yaudah kalau gitu Sabira ganti baju dulu yah nek" pamitnya dengan langkah gontai menuju kamar

"Sudah ganti baju langsung makan yah"

"Iya nenek" teriak Sabira dari dalam kamar

Sementara dirumah Ahza, ketika ia pulang dari sekolah ia tak mendapati seorang pun didalam rumahnya. Itu yang membuatnya bingung karena tidak pernah ketika ia pulang dari sekolah rumah sepi seperti tidak ada orang didalamnya.

"Ini orang rumah pada kemana sih, tumbenan Ahza pulang sekolah nggak ada siapa-siapa. Coba telpon mama deh"

Tutt.. Tutt.. Tutt
"Halo, Assalamu'alaikum mama dimana? Kok rumah kosong gini"

"Mama lagi dibutik sayang, maaf nggak ngabarin kamu dulu tadi, soalnya ada langganan mama yang minta didesainin baju untuk pernikahannya"

"Oh, aku kira mama lagi dimana. Kalau adek mana ma?"

"Adek lagi dirumah Fathur kak, main ps katanya. Kakak udah makan? Itu dikulkas ada kari ayam kesukaan kamu, tinggal dipanasin lagi"

"Kakak blum makan ma, yaudah kalau gitu Ahza matiin telponnya yah, mama kalau pulang hati-hati dijalan yah"

"Iya sayang, Assalamu'alaikum"

Antara Harapan Dan KenyataanOù les histoires vivent. Découvrez maintenant