Aku Gilbert dan Dia Diablo

21 1 0
                                    

Untuk Pembaca,

Selamat Datang! Lagi mood bikin cerita ttg werewolf dan fantasy. Selalu suport Penulis dengan tap vote dan love yaa :)) Jangan lupa buat komen apa aja agar selalu terhubung dengan penulis.

Kalian bisa mampir ke IG ku @ daaayyy.1

Selamat membaca ^^

‐----------------------------------------------------------------------------‐--------------------------------------------------

Bulan. Berwarna biru. Penuh. Tanpa bintang. Dia sendirian ditengah langit gelap, setiap hari. Selayaknya Aku.

Mungkin malam ini sedang mendung dan awan cumolonimbus menutupi. Tak apa, memang sering hujan akhir-akhir ini. Lebih baik daripada musim salju, bisa-bisa aku membeku diluar.

Karena tubuhku tak bisa menahan dingin sekuat Serigalaku, ngomong-ngomong aku punya satu.

Namanya Diablo. Jantan. Tapi Aku tidak tau umurnya berapa. Walau Aku dan Diablo jarang makan dalam porsi besar, tapi tubuh Diablo itu agak kebesaran untuk ukuran serigala umumnya.

Kalau Aku, kurus kerempeng dan kurang gizi, kayaknya. Harusnya tinggiku +170cm seperti anak seusiaku. Mungkin kalau Diablo berdiri lurus, lebih tinggi Dia daripada Aku.

Diablo mengerang, Lapar. Sudah malam dan Kami belum makan dari pagi. "Maaf, Diablo". Aku tersenyum menandakan baik-baik saja, walau sama laparnya.

Kami sedang ada di taman dan berteduh di bawah pohon. Semakin lama angin berhembus kencang. Aku kedinginan. Diablo seakan mengerti kondisiku. Dia berjalan memutariku, artinya Dia ingin Aku memeluknya agar hangat.

Memang! Peliharaanku ini berguna. "Aahhh, hangat". Tahu Aku memeluk Diablo terlalu erat, Dia menjilati wajahku.

Beginilah Kami. Selalu bersama, dimanapun dan sering kelaparan. Aku hanya berharap, Diablo tidak pergi meninggalkanku. Tidak punya rumah untuk menetap. Bahkan Kami harus mengejar kelinci, mencuri domba ternak, dan memancing ikan untuk makan. Sebenarnya, Aku hanya membakar daging, berburu dan lain-lain adalah keahlian Diablo. Harusnya Aku yg memberinya.

Seandainya mendapat rumah, ada Orang tua, perapian yang hangat dan meja yang penuh makanan, Tanpa Diablo semua itu bukan apa-apa. Kami pernah bertemu sebuah keluarga, mereka memiliki adik perempuan yang lucu, menawarkan padaku semua itu, tapi menolak membawa Diablo karena si kecil alergi bulu hewan. Tentu saja Aku menolak, tapi hatiku sakit. Sedikit merintih mengingat itu.

Pasti! Masih ada keluarga dermawan yang akan mengadopsi Kami. Itu mimpiku.

Memandang mata Diablo dan menertawakan keadaan. Tubuhku berselimutkan bulunya, meringkuk, sangat nyaman, seperti dekapan seseorang, "Ayah..." .

Sebelum benar-benar terlelap, dalam hatiku bertanya-tanya, mengapa Kau seakan menangis Diablo? "Maaf".

Oh, ya, seingatku, bulan tidak berwarna biru.

--------‐-----------------------------------------------------------------------------------------------------

guys, aku kehilangan akses keakun wp ku finderhan

karena lupa password, lalu aku fokus ke rl dan gataunya byk bgt yang baca

di akun tsb, semua file di laptop lama termasuk data2 sekolah juga ikut ilang, jadi aku harus kerja untuk beli laptop baru dan kuliah juga


lalu aku kehilangan laptop juga, aku berusaha ngembaliin email dll ke laptop baruku, dan baru bisa tahun kemarin, tapi ya gitu aku fokus rl hehehe, so... sebelum itu aku bikin

akun baru lagi deh fennetymen silahkan follow ya teman2 nnti ku follback sangkyuuu


Vous avez atteint le dernier des chapitres publiés.

⏰ Dernière mise à jour : Jul 14, 2023 ⏰

Ajoutez cette histoire à votre Bibliothèque pour être informé des nouveaux chapitres !

Son of the MoonOù les histoires vivent. Découvrez maintenant