Surat Untuk Mayat

137 3 0
                                    

Teruntuk...yang sudah mati.

Wahai kalian-kalian yang dikatakan sudah mati. Bolehkan aku bertanya ?

Bagaimakah alam kematian itu?

Aku mengerti apa yang diterangkan orang-orang yang katanya pintar agama itu. Mereka bilang, alam kematian itu adalah jalan penghubung menuju alam akhirat. Sambil berjalan, dia yang sudah mati akan sedikit merasakan siksaan atas dosanya di dunia. Karena itu, mereka menggembar gemborkan ajaran kebaikan. Agar saat kematian itu datang, tak perlulah si mati merasakan siksaan.

Aku mengerti apa yang orang-orang katanya pintar agama itu menerangkan. Tapi aku tidak mau sepenuhnya percaya. Karena mereka sendiripun belum pernah berada di alam kematian itu. Oleh sebab itu, aku memutuskan untuk betanya kepada kalian secara langsung. Kalian yang sudah disebut-sebut sebagai orang mati.

Aku tidak memaksa, jikalau kalian menolak untuk menjawab. Aku bisa mengerti jika alasannya mungkin akan melanggar kode etik kematian, karena membocorkan rahasia dunia kematian kepada yang masih hidup.

It's OK. Dan aku tidak akan marah. Tetapi ya...kalau bisa sih, kalian beri tahu aku. Apalagi jika alasannya takut terbongkar oleh manusia-manusia hidup lain, kalian bisa percaya aku. Aku sudah terkenal sebagai orang yang tak banyak bicara. Jangankan untuk membocorkan rahasia besar itu, bicarapun aku sudah tak mampu lagi saat ini.

Jadi, kalian-kalian yang sudah mati. Jika berkenan, bisikkanlah padaku bagaimana dunia kematian itu. Jika mati ternyata lebih baik dari hidup, maka aku akan pilih kematian. Tapi jika mati ternyata lebih menyengsarakan, aku akan berusaha untuk hidup. Walau dunia kehidupan amat terasa berat kurasakan.

Kalian yang sudahmati, aku sangat menunggu jawaban kalian...jika bisa. Maaf jika aku terkesan memaksa, itu hanya karena aku sudah tidak memiliki banyak waktu lagi.

Jika kalian bilang kematian ini indah, maka akan segera kupotong pembuluh nadi di lenganku ini. Tapi...jika kalian juga tenyata sudah menjadi bisu hingga tak mampu memberitahuku, maka tunggu sajalah aku. 

Barisan KataWhere stories live. Discover now