PROLOG

542 158 167
                                        

Mentari telah menyinari jendela kamar Reina yang terlihat kecil, disambut dengan kicauan burung-burung yang sedang berkumpul di awan yang menandakan hari ini akan terlihat lebih cerah dari hari kemarin.

Reina segera bangun dari tempat tidurnya lalu mengambil handuk menuju ke kamar mandi. Setelah 10 menit berada di kamar mandi, ia keluar hanya memakai bathrobe. Dan segera ia memakai seragam sekolahnya tak lupa berdandan dengan natural, seperti bedak dengan tipis, memoleskan liptint tipis, dan parfum yang secukupnya.

Reina kini menginjak kelas XI, tepatnya XI IPA 3. Reina memilih jurusan IPA karena ia menyukai sesuatu yang berhubungan dengan alam, hanya menyukai bukan menguasai. Kalau masalah menguasai mungkin Reina kurang handal, namun Reina suka mendengar cerita tentang alam. Terlebih tentang bunga dan binatang yang ia suka.

"Reina, ayo turun nak, makan dulu." Astrid, bunda Reina. Astrid sangat menyayangi Reina, anak kedua dari Astrid dengan Aston. Aston juga sayang kepada putri nya melebihi bundanya. Namun mereka tak pilih kasih, mereka juga sayang kepada anak-anaknya yang lain. Yah, mereka 3 bersaudara. Ardhan Triston yaitu kakak laki-lakinya, Reina Triston, dan juga Kayla Triston adik perempuannya yang masih berusia 7 bulan.

Ardhan satu sekolah dengan Reina, umur mereka hanya berjarak satu tahun. Ardhan kelas XII dan Reina kelas XI. Dan Ardhan adalah most wanted di sekolahnya. Hm, tidak tidak, Ardhan most wanted ke-2 setelah Michael Jordan. Michael Jordan adalah rival Ardhan dari kelas X, perihal mengapa mereka menjadi rival itu masih tanda tanya bagi anak SMA Baratina.

Kembali ke cerita~

Reina keluar dari kamarnya, menuruni tangga demi tangga lalu tak lama sebuah insiden muncul di kepalanya.

"Bun, aku nggak mau berangkat sama bang Ardhan. Masa kemarin aku diturunin depan halte bus, Bun. Masih jauh lagi sama sekolah, aku disuruh naik bus aja katanya, trus untung aja ada Vira sama supirnya yang ganteng nya LEBIH GANTENG dari bang Ardhan." Ia berceloteh di tangga sambil merapikan dasi kecilnya lalu duduk di tempat makan tepat di depan Ardhan. Tak lupa ia menekankan kata lebih ganteng di depan wajah Ardhan.

"Nggak kok, Bun. Dia bo'ong biar ongkos jajannya ditambahin, jangan percaya, Bun. Mana mungkin sih aku tega sama adik sendiri, hiks." Ardhan berkata sambil berlaga akting memelas.

"Reina, bener itu kata abang kamu? Kamu lagi butuh uang? Jangan bohongin bunda, lo." Kata Astrid sambil menyiapkan roti dengan selai yang ia letakkan disetiap piring di atas meja makan tersebut.

Reina tahu sikap licik kakaknya itu, namun ia punya jurus yang jitu agar kali ini perdebatan dengan kakaknya itu ia menangkan.

"Halah sok peduli lo! Kemarin lo ninggalin gue cuma buat jemput pacar lo yang roknya di atas dengkul, bajunya yang ketat sampek anunya keliatan gede banget, trus wajah yang menor kek mau kondangan, trus rambut yang udah kek gulali tiap hari ganti warna, trus--" Ardhan segera menutup mulut Reina sambil cengengesan di depan orang tuanya yang ikut tertawa oleh kelakuan kedua anaknya itu.

Tawa mereka kembali meledak setelah Kayla juga ikut tertawa padahal kayla mungkin tidak mengerti apa yang sedang dilakukan kakak-kakaknya kini.

Setelah sarapan pagi, mereka bergegas berangkat ke sekolah. Tak lupa mencium punggung tangan bunda tercinta dan ayah tercinta.
"Bun, yah, Reina berangkat."
"Ardhan juga berangkat."

"Ardhan, sini. Asnjwnwjsjjlwpp" Aston membisikkan sesuatu saat Ardhan mendekatkan telinganya.

"Ayah, mau ngajarin yang aneh aneh kan sama abang? Mentang mentang dulu waktu SMA-nya sama kayak abang." Tudung Astrid mengetahui mata Ardhan terlihat berbinar binar setelah Aston membisikkan itu.

"Ih enggak kok bun, cuma trik trik aja biar nggak kayak ayah dulu, pacaran sama siapa nikah sama siapa, jodoh ayah malah bunda." Aston mendekati Astrid lalu melingkarkan tangannya ke pinggang Astrid yang sedang mencuci piring.

"Duh selalu deh mesra mesraan di depan anak, udah ah berangkat dulu ya, Bun. Berangkat dulu, Ayah. Muah muah, Kayla. Ayuk bang! Nanti telat!!" Reina.

Thanks for reading💕

Maaf agak aneh, karena aku baru nge berani'in nge publish cerita ini di wattpad padahal di laptop udah banyak cerita, dari dulu aku suka nulis cerita, tapi belum PD buat nge publish hehe~

Pokok nya selamat membaca dan kasih saran atau kritik yaaa

Comvot!!! :*

I N D I E T R O ✔️Where stories live. Discover now