Chapter 4 - Begin

58 2 0
                                    

Hari minggu, 2 minggu setelah aku pindah sekolah, hari itu sedikit mendung, dan jadwalku hari itu adalah pergi ke perpustakaan. Jam 08:00 aku berjalan menuju perpustakaan dan kurasakan suasana kota yang sangat ramai, mereka yang sibuk dengan urusan mereka masing - masing, seperti biasanya.

Saat sampai perpustakaan, waktu menunjukan jam 08:15, aku langsung kebagian psikologi, mencari tahu banyak-banyak tentang ilmu psikologi, aku membaca tentang bagaimana cara memahami seseorang, agar aku bisa memulai untuk mencari tahu tentang anna, dan ada satu buku yang membuat diriku tertarik. Buku itu berjudul "Looking for the FUTURE?". Buku itu bersampul hitam dengan judul yang menutupi hampir semua bagian halaman depan buku itu, aku pun mengambilnya, membukanya pelan-pelan di halaman pertama hanya bertuliskan " Ingin melihat masa depan?" Aku bingung dan membalik halamannya lagi dan hanya bertuliskan "Apakah kamu yakin sudah siap?" Dan akupun membalik lagi halaman buku itu dan terdapat tulisan "Baiklah, akan kutunjukan jika kau memaksa" dan tiba² buku itu tertutup dengan sendirinya dan membalik halamannya sendiri hingga dia berhenti pada tulisan.. "This is A Future" lalu muncul sinar yang menyilaukan pandangan ku, aku tak bisa melihat apa-apa karena cahaya yang di pancarkan buku itu..

Dan setelah cahaya itu menghilang aku berada di sebuah ruangan kecil, dan ada seorang pria botak tinggi dihadapan ku terdiam..

"Halo, Jeremy" katanya..

"Kenapa kamu bisa tau namaku?" Tanya ku heran..

"Mungkin.. karena aku adalah kau atau lebih buruknya, kau adalah aku" jawabnya

Aku tak mengerti apa yang dia maksud.. apa mungkin dia adalah diriku dimasa depan?, Apakah aku akan menjadi pria botak dimasa depan?, Aku bertanya² soal itu

"Tidak mungkin.. tolong ceritakan bagaimana rangkaian kejadian aku bisa mengalami kebotakan?" Tanyaku heran

"Apa kamu menghina kepala ku?" Tanyanya balik

"Tidak tidak, kau bilang tadi kau adalah aku, apa kau adalah aku dari masa depan?" Kataku menjawab sembari bertanya

"Bukan.. kau tidak bertanya kenapa kau sering melihat kejadian² lebih awal dari orang lain?" Katanyaa

"Itu berasal dariku, dasar bodoh" lanjutnya

Aku kaget sekaligus bertanya-tanya dengan pernyataan dia barusann

"Lalu kau ini apa?, Apakah kau manusia?, Apa jangan jangan kau hantu?" Tanyaku terheran heran

"Mungkin lebih tepatnya, aku alam bawah sadarmu, itulah kenapa aku bilang kau adalah aku atau aku adalah kau" jelasnya..

"Ketika kau mendapati sesuatu yang kau bilang 'penglihatan' itu tandanya aku sedang berusaha untuk berinteraksi denganmu, tindakan ku terbatas soalnyaa" lanjutnya menjelaskan

"Apakah aku bisa mengajakmu bicara tanpa harus kesini?" Tanyaku

Karena akan jauh lebih mudah bagiku jika begituu

"Aku bisa membaca hati dan pikiranmu, tentu saja kau bisa, tapi kau harus berlatih untuk itu" jawabnya

Aku senang mendengarnya dan bertanya dengan semangat

"Bagaimana caranyaa?"

"Itu sih.." katanya mulai menjawab

Namun tiba² badannya bersinar terang hingga kembali menyilaukan mataku, Dann terdengar suara bising kota yang sangat mengganggu, namun aku tersadar ketika ada seseorang yang menepuk bahuku sambil berkata

"Bisakah kau tenang sedikit?, Ini persputakaan" katanya marah

Lalu ia meninggalkan ku, aku yang masih syok dengan kejadian barusan itu tak menghiraukannya, aku ragu apakah kejadian itu nyata atau aku hanya bermimpi di tengah hari bolong, meskipun saat itu belum jam 9 pagi, aku bergegas bangun dan pergi meninggalkan perpustakaan itu dengan rasa kebingungan, aku berjalan menyusuri trotoar yang kala itu sedang ramai, dan tidak sengaja menabrak orang dan orang itu mengatakan

"Hey do you looking for the FUTURE?"..

Future (Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang