[12]

12.6K 2.7K 269
                                    

Bunyi bel menyentaknya.

Jungkook terbangun setelah tidur kira-kira dua sampai tiga jam. Selimut yang semalam membungkusnya jatuh tergeletak di lantai.

Bagian atas badannya yang tidak mengenakan pakaian merasa dingin. Ia berusaha bangun dengan kepala yang terasa berputar-putar.

Merasa pusingnya masih tertinggal, pertama-tama ia memaksakan diri duduk, meluruskan kedua kakinya, lalu membungkukkan tubuhnya hampir menyetuh lutut. Kemudian menutup wajahnya.

Sekali lagi bel berbunyi. Ia mengerang.

Dengan limbung Jungkook memakai sweatshirtnya semalam dan berjalan keluar.

Seorang jasa antar makanan berseragam hitam dan bertopi putih menyambutnya dengan seulas senyum ramah begitu pintu terbuka. Empat plastik besar tergantung di tangan pria itu.

Penciuman Jungkook menangkap bau gabungan berbagai jenis makanan. Ketika itu juga kesadarannya terkumpul lebih banyak.

"Udon, katsu-don, ayam karaage, tebasaki karaage, yakitori, tempura, soba kering, dan tambahan wasabi. Apa pesannya anda sudah sesuai?" Pria itu menjabarkan dengan rinci bahkan sebelum Jungkook bertanya.

Jungkook termangu beberapa saat. "Aku..." ia menelengkan kepala dan membuat suara tarikan udara dari bibir. "... aku tidak pesan semua itu."

Kurir di hadapannya tampak bingung dan segera memundurkan tubuhnya ke belakang, untuk memastikan apakah nomer apartemen di dekat mesin kode benar sesuai tujuannya.

"Apartemen 101, benar?"

Akibat terlalu pusing, Jungkook menoleh pada angka di pintunya, ikut memastikan. "Itu benar apartemenku."

"Seseorang memesannya," lanjut kurir itu.

Dahi Jungkook berkerut.

"Seorang perempuan. Nona Song Yeji," cetus pengantar makanan itu dengan guratan yang masih menunjukkan kebingungan.

"Tunggu sebentar," kata Jungkook dan kembali ke dalam.

Ia mengetuk kamar Yeji. Tetapi tidak ada jawaban.

"Song Yeji?" panggilnya malas-malasan dengan suara serak. "Kau pesan makanan?"

Karena belum ada jawaban, ia mengetuk sekali lagi. "Yeji-ah, pesananmu datang."

Masih tidak ada jawaban, dengan nekat Jungkook menarik tuas pintu ke bawah dan mendorongnya perlahan. Kepalanya melongok ke dalam.

Tidak ada keberadaan gadis itu di sana.

Jungkook menghembuskan napas dan kembali menemui kurir makanan.

"Berikan saja padaku," katanya.

Pria memberikan keempat kantong plastik itu kepada Jungkook.

Jungkook hampir saja menutup pintu jika saja lelaki bertopi itu tidak buru-buru mengulurkan tangannya menahan pintu. "Tagihannya belum dibayar," ucapnya sangat cepat. Ekpresinya menggambarkan raut tidak enak hati.

Jungkook tertegun sekiranya empat sampai lima detik. Setelah itu ia menurunkan semua plastik tadi di lantai. Tanpa mengatakan apa pun ia masuk ke kamar, mengambil beberapa lembar uang dari dompet dan segera membayarnya.

"Ambil saja kembaliannya." Meski tak tahu total tagihan makanan ini, tetapi melihat senyum lebar kurir itu, sepertinya sudah lebih dari cukup.

Lagi pula mau tidak mau Yeji tetap harus mengganti sesuai jumlah uang yang ia bayarkan tadi.

StreamingWhere stories live. Discover now