Aldrich Ed Stanford | Chapter 40

118K 7.8K 570
                                    

Akan hadir versi buku
Aldrich Ed Stanford

PO akan diinformasikan nanti🥰 tunggu informasi selanjutnya ya...

Biar gak ketinggalan informasi kamu bisa follow👇🏻

Andai saja waktu bisa diputar, Ashley akan bersikeras menahan dirinya untuk tidak pergi ke toilet malam itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Andai saja waktu bisa diputar, Ashley akan bersikeras menahan dirinya untuk tidak pergi ke toilet malam itu. Dengan begitu, dirinya tidak akan menanggung rasa malu yang tak tertolong lagi.

Seharusnya Ashley tidak melihat pemandangan menjijikkan yang Helena pertontonkan secara gratis atau harusnya ia sadar minuman yang teman Sam berikan mengandung alkohol berkadar tinggi. Namun, apa daya nasi sudah menjadi bubur, tidak ada yang dapat ia ubah.

Sudah satu jam lebih, Ashley bangun dengan keadaan yang masih sama seperti semalam. Gaun dan riasannya masih menempel tanpa kurang apapun berikut dengan sebuket bunga mawar besar yang ia sendiri tak ingat siapa yang menaruhnya di sisi ranjang.

Kilasan malam tadi, masih berputar-putar dikepalanya seolah mengejek dirinya untuk kembali mengingatkan kekacauan yang ia buat. Meskipun tidak sepenuhnya lengkap tapi Ashley mengingat kalau dirinya telah mencium seorang pria disana.

Astaga! Mendadak dirinya ingin amnesia..

Tok! Tok! Tok!

Ashley tersentak mendengar seseorang mengetuk pintu kamarnya, terlalu keras dan tak beraturan seolah tidak sabar menunggu dirinya keluar. Ia menjambak rambutnya sendiri, bingung bagaimana caranya berpura-pura lupa?

"Oh.. Pagi, Ashley!" sapaan itu lebih seperti godaan kecil untuknya begitu ia memposisikan diri di meja makan setelah sebelumnya Ashley berlama-lama dikamar.

Lihatlah! Mark berusaha menahan tawanya dengan menggigit roti, hal itu tidak pernah Mark lakukan karena dia tidak senang dengan roti selai nanas. Ashley mengatur napasnya, Seth pun tak jauh berbeda dari pria besar itu. Sangat jelas kalau tatapannya seolah menegaskan bahwa dirinya telah mencuri sesuatu yang berharga dari mereka.

"Katakan! Siapa dia?" begitu sarapan selesai, Ashley langsung menanyakannya tanpa bisa ditahan-tahan lagi. Meskipun telah susah payah berpura-pura lupa, semua terasa percuma karena mereka tidak menginginkan itu.

Seth membulatkan matanya, "kau tidak ingat?" tanyanya setengah berteriak, tak percaya. Gadis itu mengingat ciumannya tapi tidak dengan orangnya.

Ashley menggeleng lemah, ia menatap bibir mereka satu-persatu seolah tengah memindai. Mungkin saja Ashley menemukan petunjuk seperti bibir yang bengkak atau-- sial ia memikirkan apa?!

"Tidak! Tidak! Bukan salah satu dari kami orangnya. " Max menggeleng cepat seraya melempar tatapan geli kearahnya.

"Selanjutnya, kau bisa menebaknya sendiri. " sahut Mark, mengetuk-ngetuk jarinya di atas meja, menunggu Ashley menebaknya.

Aldrich Ed Stanford (Tersedia di Gramedia)Where stories live. Discover now