Emosi

2.6K 197 143
                                    

Gavin Kwan ❤ Septian David Maulana

.

.

.

.

.

Tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan. Tepatnya hari ini, para garuda muda juga akan menjalani pertandingan perdana melawan Singapura dalam ajang AFF Suzuki Cup 2018. Para pemain TimNas U-23 sekarang sudah tiba di Singapura tadi pagi. Selama menunggu pertandingan yang akan dimulai nanti malam, para pemain berlatih lagi.

Malam pun tiba, pertandingan juga sudah dimulai. Pertandingan malam ini berjalan dengan sengit, dan juga diimbuhi oleh sedikit drama. Mulai dari drama para pemain TimNas yang gagal ngegolin terus padahal sudah dalam kesempatan yang bagus, drama para pemain Singapura yang sok-sok'an terlanggar, hingga drama pemain TimNas yang mulai tersulut emosinya karena keputusan wasit yang dianggap tidak tepat.

Hingga pertandingan pun usai dengan skor akhir 1-0. Ya, Singapura menang atas Indonesia. Selesai tanding, seluruh wakil Indonesia langsung kembali ke hotel. Tapi nampaknya para pemain TimNas masih belum terima atas kekalahan pada malam minggu ini. Septian David Maulana contohnya.

Sedari keluar lapangan tadi, mukanya benar-benar menggambarkan bahwa ia sedang emosi berat. Hingga tiba di hotel pun raut mukanya masih tetap sama. Dan semua gelagat David tak lepas dari pandangan seseorang yang sepanjang pertandingan tadi hanya bisa menonton dari bench. Sampai kini dia berjalan beriringan dengan David. Gavin Kwan orangnya.

Keduanya kini sudah memasuki salah satu kamar di hotel tersebut. David langsung mendudukkan tubuhnya di pinggir kasur dengan tidak santainya, mungkin masih terbawa emosi di lapangan tadi. Sedangkan Gavin, dia baru menghampiri David setelah mengunci pintu.

"Are you okay?" tanya Gavin yang sekarang sudah duduk di samping pemuda yang bernomor punggung 29 itu.

"BIG NO!" balas David ngegad.

"Why?"

David kini memutuskan untuk menatap Gavin. Tatapan kesal ia berikan untuk pemuda blasteran di sampingnya. David menghela nafas kasar, sebelum bilang "Emangnya tadi kamu gak liat wasitnya?!"

Gavin hanya diam, menunggu kata-kata berikutnya dari bibir pemuda yang seumuran dengannya.

"Itu waashitnya ngeselin banget! Pilih kasihnya kelewatan!" lanjut David.

"Tapi kamu juga gak perlu nyolot kayak tadi ke wasitnya. Ntar kalo kamu di yellow card gimana?" timpal Gavin sambil mengusap-usap kepala David.

"Gimana gak mau nyolot?! Itu Papa Fano sampe berdarah-darah gitu tapi gak dihirauin sama washitnya!" David jadi ingat momen pas Papa Fano -Stefano Lilipaly- jatuh tersungkur sampai bibirnya berdarah tapi malah tidak dihiraukan oleh wasitnya.

"Pas aku dilanggar juga gak dihirauin, tapi pas pemain Singapura yang dilanggar malah gercep ngasih keputusan! Bener-bener deh itu waashitnya minta banget disleding kepalanya!" dan David jadi ingat pas dia hampir saja berseteru dengan wasit dan pemain Singapura.

"Dari tadi ini mulut ngucap 'shit shit' mulu." kata Gavin sambil menepuk-nepuk bibir David.

"Emang kenapa?! Gak boleh?!" tanya David nyolot sambil berdiri dari duduknya. Maklum lagi emosi.

Gavin ikut berdiri dari duduknya lalu menggelengkan kepalanya sebelum bilang, "Gak pantes bibir manis kamu ngeluarin kata-kata kasar."

David memicingkan matanya ketika mendongak menatap Gavin.

mყ ʟօċaʟ sɦɨք Where stories live. Discover now