Chapter 12

10.1K 634 32
                                    

Chapter 12 : Perasaan

Chapter 12 : Perasaan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.
.
.

-Japan, Tokyo, 8:11 PM-

Sasuke duduk di salah satu kursi. Tangan kanan pria itu memegang gelas kaca yang berisi cairan berwarna merah kental. Wine? Tentu saja bukan. Sasuke bahkan membencinya. Ya, Sasuke meminum cairan yang mengandung buah tomat kesukaannya. Kita semua tahu jus tomat bukanlah minuman yang cocok di hidangkan dalam pesta. Apalagi, pesta pernikahan.

Sasuke menghela napas bosan. Ia kembali meneguk jus tomat dengan wajah tak berekspresi. Entahlah, waktu terasa berjalan lambat.

Tatapan memuja dari para wanita di sekelilingnya sama sekali tak ia hiraukan. Pandangannya sedari tadi terus berpusat pada sebuah pintu masuk gedung pencakar langit ini- tempat di mana Obito dan Rin akan mengikat janji suci mereka.

"Ada apa denganmu, Sasuke?" Seseorang menceletuk tiba-tiba, "kau tidak mual menelan cairan aneh itu?"

Sasuke menoleh, meluruskan pandangannya pada sosok wanita cantik yang saat ini tersenyum geli di hadapannya. "Bukan urusanmu, Izumi."

"Hei, tidak sopan memanggil kakak ipar dengan sebutan seperti itu." Izumi mengernyit jengkel, tapi tak di hiraukan oleh Sasuke. Uchiha Izumi, adalah istri dari kakak kandungnya, Itachi.

Lihat saja, beberapa menit keberadaan Izumi di disini, sosok Itachi sudah datang menghampiri. "Apa yang kau lakukan disini, Sayang?" Tanya Itachi.

Sasuke memejamkan mata. Mencoba menghiraukan kedua pasangan gila di hadapannya ini. Kenapa ia sebut gila? Karena Itachi dan Izumi selalu saja mengumbar kemesraan mereka dengan tidak tahu malu. Menyebalkan. Entahlah, Sasuke sedang kesal atau iri?

"Lihat adikmu, Itachi. Aura kehidupannya memudar. Aku jadi khawatir." Izumi tertawa. Tak merasa risih dengan Itachi yang tiba-tiba mengecup pipinya sekilas.

Itachi mengalihkan pandangannya ke arah Sasuke. Pria itu membuang muka acuh- terlihat tak peduli. Alis Itachi bertaut. "Ada apa, Sasuke? Wajahmu terlihat kusut seperti alas kaki."

"Tutup mulutmu, Keriput." Sasuke menyahut malas.

Itachi mengambil duduk di samping Sasuke. "Dimana Sakura?" Dua kalimat penuh tanya yang berhasil membuat ekspresi Sasuke berubah.

Sasuke menghela napas. "Dia tidak datang bersamaku."

"Kenapa?" Kali ini Izumi yang bertanya penasaran.

"Bukan apa-apa. Dia hanya ingin berangkat sendiri." Jelas Sasuke datar.

"Wajahmu terlihat tak senang. Kau punya masalah dengannya?" Itachi bertanya.

"Begitulah."

Izumi menepuk pundak Sasuke pelan, "saat kau memutuskan untuk menikahi Sakura, kau harus siap akan konsukensinya. Kau tahu, dia masih gadis labil jadi- tunggu, dia masih gadis 'kan?" Izumi menyipitkan matanya was-was.

My Husband is PossessiveWhere stories live. Discover now