[1]

59 10 5
                                    


Hey Tuan..
Ingatkah kau dengan pertemuan pertama kita?
Waktu itu adalah senja yang sangat berkesan untukku. Ketika kau mengajakku berlindung dibawah payungmu lalu kemudian kita berkenalan. Aku berterimakasih pada hujan waktu itu.

Hey Tuan..
Ingatkah kau waktu pertama kali mata kita bertemu?
Aku suka dengan warna matamu yang hitam itu, seakan akan dia mengajakku untuk tenggelam di dalamnya

Hey Tuan..
Ingatkah kau pernah mengatakan seperti ini? "Jika kita bertemu lagi untuk ketiga kalinya, sepertinya itu takdir. Bukan kebetulan lagi." Mengingat pada pertemuan kedua kita, aku mengatakan bahwa itu adalah kebetulan.

Hey Tuan..
Kau ingat pada pertemuan ketiga kita? Dan ya kurasa itu memang takdir. Kau sedang membawa sebuket bunga di tanganmu, tapi raut wajahmu menunjukkan kesedihan. Aku tebak kau sedang patah hati. Dan memang benar, kau bercerita padaku kalau kau baru saja ditolak oleh perempuan yang kau sukai.

Lalu aku ingat kata-kata yang kau ucapkan setelah kau bercerita padaku.
"Hey, kurasa Tuhan berencana lain." Katamu.
"Apa maksudmu?" Tanyaku.
"Yah, aku ditolak oleh perempuan yang aku suka. Tapi setelahnya aku bertemu denganmu untuk ketiga kali dalam pertemuan takdir. Tidakkah itu bermaksud lain?" Jelasmu.



-Nona merindukan Tuan-

Untukmu, Si Tuan BerjaketOnde histórias criam vida. Descubra agora