Hujan

761 17 0
                                    

Hari ini, tepatnya tanggal 12 November pukul 09:15 di salah satu kota di Singapura,lebih tepatnya di kota tempat tingggalku,kini baru saja di guyur hujan yang cukup deras. Langit kini sudah menampakan awan hitam yg menggunung.  Tetesan air hujan kini perlahan mulai terdengar nyaring ketika berhasil menyentuh jalanan. Ini masih pagi memang,tapi entah kenapa akhir-akhir ini langit sedang tidak bersahabat dengan bumi. Bulan November adalah bulannya hujan. Jadi,tidak heran jika setiap harinya butiran air selalu menemani aktivitas seharian penuh.

Kini,aku sedang duduk di halte bus. Menyaksikan deras nya air hujan yang kini mulai terdengar bising. Beberapa orang terlihat sedang mengenakan payung. Berjalan dengan tergesa-gesa mencoba untuk melawan hujan deras ini. Ada juga beberapa orang yang kini tengah duduk sama hal nya denganku. Sibuk melihat ponsel atau memilih untuk menikmati suasana hujan di pagi hari ini. Ternyata hari ini tidak cukup banyak orang yang melakukan aktivitas. Hujan yang cukup deras ini telah berhasil membuat sebagian orang untuk lebih memilih tinggal diam di dalam kamar,mengenakan selimut yang tebal,hingga di temani dengan secangkir minuman yang hangat.

Sebelum aku benar-benar beranjak dari tempat duduk,kedua mataku menyempatkan untuk melihat keadaan di sekitar. Aku menghela nafas,ketika hendak meraih ponsel yang berada di dalam saku mantel. Namun belum sempat aku berhasil meraihnya, aku urung untuk melakukan ketika pikiranku mengenang kejadian yang cukup pahit dua hari yang lalu.

Suara percikan air hujan yang jatuh kini semakin terasa. Semakin lama aku terdiam,semakin terasa  angin menusuk ke tubuh. Rasa dingin perlahan mulai menghembus melalui celah pakaianku. Aku mulai kedinginan. Ku rekatkan kembali mantel untuk mendapatka kehangatan. Syal coklat yang sedang ku kenakan,ku tarik lagi lebih kencang untuk mengusir angin yang mulai menyentuh leherku. Aku melirik jam tangan yang ada di tangan kananku. Sudah waktunya aku berangkat,tapi hujan tidak kunjung reda . sepertinya hujan kali ini akan memakan waktu yang cukup lama. Aku berfikir sebentar,mengingat kembali tujuanku. Akhirnya setelah sekian lama duduk di halte bus,aku memberanikan diri untuk segera berangkat ke tempat tujuanku. Kuraih payung kuning yang ada di dalam tas. Lalu,aku segera bergegas pergi.

Tidak jauh memang tempat tujuanku kali ini,hanya saja membutuhkan waktu kurang lebih dua puluh menit untuk aku sampai di tujuan. Namun karena sudah terbiasa untuk berkunjung, waktu yang cukup lama itu sudah seperti waktu yang singkat bagiku.

Langkah kakiku kini semakin cepat ketika aku harus segera sampai sebelum hujan yang deras dan rasa dingin ini semakin menusuk. Aku berjalan secepat mungkin tanpa mempedulikan keadaan sekitar. Hingga akhirnya,aku sampai di tujuan.

Aku menghela nafas sambil meletakan payungku di pojok kanan pintu. Kurapihkan sebentar rambutku yang sedikit berantakan. Kedua tanganku lihai mengibaskan percikan air yang kini telah memenuhi mantel dan celanaku. Butiran air hujan nampak terlihat jelas. Menetap di mantelku. Sebelum aku memutuskan untuk segera masuk,mataku lebih dulu menangkap sosok wanita di balik kaca yang kini sedang merapihkan ruangan. Wanita itu nampak gesit dalam setiap gerakan tangannya yang mulai merapihkan satu persatu barang yang ada di hadapannya. Tanpa menunggu lama lagi,aku segera memasuki toko buku ini,lalu berjalan pelan menghampirinya seraya melemparkan senyuman. Wanita yang kini sedang berdiri itu membalas senyumanku,menyadari kedatanganku, lalu berbalik mulai menyapa terlebih dahulu.

"Sepertinya kau berhasil menjadi pengunjung pertama Sarah." Serunya sambil membersihkan vas bunga yang ada di hadapannya. Wanita dengan ciri khas senyuman manisnya itu kini mulai menyapa. Dia nampak sedikit sibuk.

"Iya, aku sengaja datang lebih awal." Jawabku singkat sembari membalas senyumannya,lalu meraih kursi untuk Ku duduki. Saat itu suasana di toko buku masih terasa sepi.

Namanya Clausa. Seorang wanita yang berusia 24 tahun. Dia memiliki perawakan yang lebih tinggi dariku. Rambut panjangnya terikat rapi. Kulitnya sedikit gelap dariku,tatapan matanya cukup tajam. Dia adalah wanita yang selalu duduk dan menyambut hangat toko buku ini. Dia adalah pegawai pertama di toko buku ini.  Hal yang selalu aku sukai dari dirinya adalah,dia memiliki senyuman yang mampu mematikan para pengunjung toko buku ini. Dia tidak lupa untuk selalu melakukan kebiasaannya itu. Senyuman manisnya itu adalah senjata ampuh untuk pengunjung bisa kembali lagi mendatangi toko buku ini. Bukan hanya itu saja, dia memang memiliki sikap yang selalu ramah pada siapapun.

Lelaki Pengantar Rindu (On Going)Where stories live. Discover now