5☕ || Dancing in the dark ||

117 8 0
                                    

Perfect, Ed Sheeran🎵
Baby arms, dancing in the dark. With you between my arms.

||☕||

Mobil sport berwarna hitam itu mulai keluar dari area gerbang sekolah. Milan dan Reisha yang berada didalamnya dengan tatapan elang milik Milan yang celingak-celinguk menatap luar itu mengumpat kesal ketika beberapa siswi yang katanya ingin nebeng minta antar.

Reisha sendiri juga kesal dengan sikap siswi Galaksi terutama kakak kelas 12 yang akhir-akhir ini mulai mendekatinya karna tahu bahwa Milan ada sepupunya. Dasar parasit, padahal sebelumnya mereka tidak mengenal Reisha sama sekali.

Reisha melipat kedua tangannya didepan dada, "Dasar ganjen." Cibirnya kesal. "Apa gue harus keluar dan menyelesaikannya?"

Milan menahan lengan Reisha agar tidak turun dari mobil. Lagipula ini bukan masalah yang besar. Hanya butuh kesabaran untuk menghadapinya. Setelah bisa keluar dari keramaian gerbang sekolah, keheningan terhadi. Hingga tiba-tiba, suara handphone milik Reisha berbunyi dari dalam tas selempangannya.

Reisha membaca siapa penelponnya, dan ternyata Hilda--Mamanya. Milan menatap Reisha seolah bertanya siapa penelpon tersebut. Reisha memerlihatkan layar ponselnya pada Milan.

"Mama," Jawabnya singkat.

Reisha tidak menerima panggilannya, justru hanya bertanya lewat chatting saja. Percuma juga, Hilda akan ceramah sepanjang peradaban karna merasa sewot kepada tetangga. Biasanya juga selalu begitu, Hilda terlalu terbuka kepada putrinya dengan curhat panjang lebar sampai Reisha bosan mendengarnya.

Mama

Ada apa, ma?

Mama boleh minta tolong nggak? Kamu pulang sama Milan, 'kan?

Iya

Tolong mampir ke supermarket, ya, beli bumbu dapur, nanti mama kirim catatannya.

Habis itu pulangnya cepetan, mama mau curhat bentar tentang Bu Mirna. Bye, sayang.

Kalau nurut makin cantik deh:*

Reisha terkekeh geli membaca isi pesannya dengan Hilda yang begitu receh nyeleneh. Hilda itu bukannya nggak normal, tapi otaknya memang agak geser gitu mirip sama Rou.

"Ada apa sama tante?" Milan bertanya penasaran melihat ekspresi Reisha yang menahan senyum tidak biasanya.

Reisha mendongak lalu menggelengkan kepalanya pelan. "Gue berhenti diperempatan aja, ya, Lan."

Milan menaikkan salah satu alisnya. Ia tidak mungkin bisa meninggalkan Reisha di jalanan. Lagipula Milan sudah mendapatkan amanah dari Hilda dan Reza--Papa Reisha kalau mereka meminta menjemput Reisha hari ini.

"Kenapa?" Tanya Milan penasaran. "Lo ada janji sama temen-temen lo?"

Reisha menggelengkan kepalanya lalu merogoh kembali dalam tas selempangannya. "Mama minta gue mampir ke supermarket dulu,"

"Oh, ya udah sekalian aja. Gue juga mau beli makanan buat makan malam nanti." Ujar Milan tidak sepenuhnya bohong.

Tadinya, Milan memang berniat membeli makan malam karna akhir-akhir ini Diana jarang memasak. Gernald juga jarang pulang ke rumah, alasannya sibuk dengan pekerjaannya. Kalau menurut Milan, alasan tersebut adalah alasan yang paling basi di seluruh dunia.

Milan & Rou ✔Where stories live. Discover now