Bagian 1

8.7K 427 1
                                    

Denting sendok dan garpu yang bersentuhan dengan piring menghiasi pagi keluarga Jeon. Semua kursi terisi lengkap, tak ada lagi kekosongan disalah satu kursi disana yang sempat ditinggalkan oleh putra satu - satunya dikeluarga Jeon beberapa minggu kebelakang. 

"Aku berangkat!" itu dia Jeon Jungkook, pemuda tampan kebanggan keluarga Jeon menyahut sembari beranjak dari tempatnya duduk.

"Paman Cha akan mengantarmu" Jungshin ayah Jungkook menginterupsi keberangkatan putranya kemudian kembali menyendokkan sayur kedalam mulutnya.

"Tidak perlu Ayah, aku sudah pulih sepenuhnya" Jungkook berusaha meyakinkan ayahnya. Merasa dirinya sudah sepenuhnya pulih dari cedera kecelakaan yang menimpanya dua minggu lalu.

"Kau yakin?" Ra Mi - sang ibu terlihat menahan sendoknya ditangan atas jawaban putranya. Tentu saja ia khawatir, kecelakaan yang dialami putranya hampir merenggut nyawa satu - satunya putra keluarga Jeon itu.

"Aku akan mengemudi dengan hati-hati, Ibu tak perlu khawatir" Jungkook memeluk ibunya bahwa dirinya bersungguh - sungguh dengan kalimat barusan.

"Sampai jumpa lagi!" Jungkook melesat pergi meninggalkan ruang makan yang menyisakan ayah dan ibunya.

"Keras kepala!" ucap Jungshin sebelum meneguk air putihnya.

Ra Mi  tersenyum geli "hey, dia persis sepertimu!" timpalnya yang membuat Jungshin ikut tersenyum.

***

Jungkook yang baru saja sampai di kelas langsung dihampiri oleh Jimin.

"Woahh, kau pulih dengan cepat!" sahut Jimin menepuk pundak karibnya itu.
Sementara Jungkook hanya diam tak menanggapi ocehan Jimin.

"Hey, Jungkook-ah? Kau tidak ingat padaku? Apa kau amnesia?" Racau Jimin tiba - tiba. Karibnya menunjukkan gelagat yang tidak biasa - hanya diam tidak menanggapi ocehannya.

"Tentu aku tidak mungkin mengingatmu pendek!" sarkas Jungkook namun langsung dihadiahi senyuman lebar oleh Jimin sampai-sampai matanya tak terlihat.

"ahhh ternyata kau masih ingat padaku" Jimin langsung memeluk Jungkook saking senangnya. Dia sepertinya harus berhenti menonton drama karena sudah mengira Jungkook yang tidak - tidak.

Jungkook tak menghiraukan Jimin, matanya menatap fokus lain yang menarik atensinya - seorang gadis berambut cokelat yang sedang bersenda gurau dengan seorang pria tampan berbibir tebal.

"Sial! Untuk apa aku harus mengingatnya!" Rutuk Jungkook dalam hati.

***

Mata kuliah terakhir Jungkook dihari Selasa baru saja berakhir beberap menit yang lalu. Ia memilih segera pergi meninggalkan kelas karena pemandangan dua insan yang ia lihat tadi jelas memuakkan baginya.

"Jung!" Langkah Jungkook terhenti saat Namjoon memanggilnya - "bagaimana keadaanmu?" Lanjutnya pria berlesung manis itu.

"Aku sudah pulih hyung, sepenuhnya" tekan Jungkook diakhir kalimat.

"Syukurlah" Namjoon tersenyum mendengar kabar langsung dari Jungkook. Sempat begitu khawatir mendengar kabar temannya itu mengalami sebuah kecelakaan.

"Ah ya, minggu depan akan ada pertandingan, apa kau bisa ikut?" Namjoon merupakan kapten tim basket kampusnya dan Jungkook adalah salah satu pemain ace milik kampus.

"Benar, aku lupa mengatakannya padamu" sahut Jimin yang muncul dari belakang Jungkook.

"Ya, sepertinya aku bisa ikut hyung" balas Jungkook setelah sedikit menimbang kondisinya.

"Lusa pukul 3 sore kita akan latihan" lanjut Namjoon.

"Aku akan datang, aku duluan hyung!" Jungkook menepuk pundak Namjoon sebelum akhirnya benar-benar pergi.

"Dia sedikit aneh" ujar Taehyung menghampiri Namjoon dan Jimin.

"Kau benar, biasanya dia akan berduet denganmu menjahili anak kelas!" timpal Jimin yang diiringi anggukan oleh Taehyung.

***

Jungkook melesatkan mobilnya menuju taman Seoul. Ia merasa dirinya membutuhkan udara segar, karena saat ini dadanya sungguh terasa begitu sesak.

Memarkirkan mobilnya disalah satu sudut taman, Jungkook kemudian keluar dari mobilnya dan berjalan menuju taman dengan tangan kanan yang menenteng sebuah buku. 

Tungkainya terhenti disalah satu bangku panjang yang terletak dibawah pohon maple kemudian mendudukkan dirinya disana. Suasana cukup tenang karena jauh dari keramaian, hal yang memang Jungkook harapkan.

Setelah sejenak menikmati udara sejuk taman, Jungkook mulai membuka halaman pertama buku itu.

Jungkook tenggelam untuk beberapa saat dalam setiap adegan yang disuguhkan dalam karangan yang ia baca "Menyedihkan" lirih Jungkook mendapati cerita dimana seorang bocah yang mesti di kurung untuk kebahagiaan orang lain. Semacam pengorbanan?

"Apanya? Apakah itu sebuah novel melow?" ujar seseorang dari arah samping Jungkook

"Astaga!" pekik Jungkook terlonjak dari tempat duduknya. "S..siapa kau? Sejak kapan kau disitu?" tanya Jungkook dengan nada yang cukup tinggi dan menunjuk kearah gadis asing didepannya yang entah darimana berasal.

"Tenanglah, Aku baru saja sampai" gadis itu mengerucutkan bibirnya, sedikit kesal karena reaksi Jungkook yang berlebihan.

"tetap saja kau membuatku terkejut!" Seingatnya tak ada suara apapun tadi, ataupun hanya gerakan kaki.

"Yaak! Kau pikir aku ini hantu hah?" Ha Rin sedikit kesal melihat respon Jungkook yang masih terkejut.

"well, ya. Aku pikir seperti itu" Jungkook menegakkan punggungnya dan kembali membuka lembar halaman buku ditangannya.

Ha Rin ikut duduk disamping Jungkook. Matanya memandang jauh kearah Jungkook yang tengah menaruh atensi pada buku bacaannya. Dalam benak Ha Rin timbul pertanyaan "Pria inikah? apa alasannya?"

Kiss Me, Please!Where stories live. Discover now