reno

42 5 1
                                    

Jadi di malam hari yang suram ini, gue kerja kelompok gitu di rumah temen gue, namanya Feli.

Oh iya kenalin dulu, nama gue Raina hehe, gue itu siswa SMA Bakti yang terjerumus di jurusan IPS, masuk di IPS 3 lagi, orangnya 'autis' semua.

Ok balik lagi ke topik, jadi gue nggak sendirian gitu di rumah Feli, namanya juga kerja kelompok pasti sama kelompok gue juga kelompok dia hehe, ya jadi dua kelompom gitu.

Ya tahu lah kalo kerja kelompok pasti ada yang kerja, ada yang ngebacot, dan ada yang males-malesan. Gue ada di bagian yang ngebacot lah haha sambil koar-koar.

Nah jadi gini, temen gue nih namanya Reno, dia cowok, dia cerita waktu mau daftar di SMA tercinta ini.


















MIPA

Masa liburan bagi siswa-siswi lulus SMP yang akan melanjutkan ke SMA kini sudah berakhir.

Saatnya mereka mendaftarkan diri sebagai anak SMA.

Reno, laki-laki dengan kepercayaan diri yang tinggi, namun hanya suka bermalas-malasan.

Hingga hari terakhir pendaftaran sekolah.

"Nang, kowe durung ndaftar?" Ibu Reno sudah sangat khawatir karena Reno tidak segera mendaftarkan dirinya.
(Nak, kamu belum daftar?")

"Ya, bar iki aku mangkat" jawab Reno santai masih bermain PUBG.
(Ya, sebentar lagi aku berangkat)

"Aja lali berkas karo syarate"Ibu Reno kembali mengingatkan anaknya yang juga pikun itu.
(Jangan lupa berkas-berkas sama syaratnya ya)

"Oh iya, hehe" Reno segera mengambil berkas-berkas dan syarat-syarat yang harus di penuhi.

Reno mengajak abangnya untuk mendaftar sekaligus verifikasi berkas di SMA Bakti.

Reno memilih jurusan MIPA dengan nilai yang ala kadarnya.

Ketika semua syarat terpenuhi, Reno kembali ke rumah dengan hati tenang.

Ia menyalakan laptopnya dan memantau hasil seleksi sekolahnya.

Reno yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi itu meninggalkan laptop menyala kemudian ia tidur.

"Loh Nang! Nang! Heh tangi! Jenengmu kok ora ana?" Ibu Reno mengguncang-guncangkan tubuh anaknya sambil memandangi laptop dan terus men-scroll sampai bawah.
(Loh Nak! Nak! Hey Bangun! Namamu kok tidak ada?)

"Loh! Iya bu! Kok ngga ada?!" Reno heboh sendiri karena namanya tidak ada dalam hasil seleksi.

"Heh ayo gek ndang ning warnet meneh! Ajak abangmu sisan, verifikasi meneh! Cepet! Cepet!" sang ibu sangat khawatir sementara Reno hanya bersantai-santai saja. (Ayo kamu cepat ke warnet lagi! Ajak abangmu sekalian, verifikasi lagi! Cepat! Cepat!)

Reno kembali ke SMA Bakti untuk mencabut berkas, mendaftarkan diri di warnet, lalu ke SMA Bakti lagi untuk verifikasi berkas.

Sekarang jurusannya ganti menjadi IPS.

Setelah sampai di rumah.

"Reno... Reno... Kowe ndaftar MIPA lak yo mengko mung ngelek-eleki cah MIPA wae" ucap Ibu Reno dalam bahasa jawa.
(Reno... Reno... Kamu daftar MIPA nanti cuma membuat anak MIPA jelek saja"

"Yo piye meneh to Bu?" tanya Reno pada ibunya.
(Ya bagaimana lagi Bu?"

"Makane rak usah dolanan terus, balek sore rak ngerti wayah" sang ibu terus memarahi anaknya.
(Makanya jangan main terus, pulang sore tidak tahu waktu"

"Ampun Bu ampun" ucap Reno.

Tamat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KELAS KOK DRAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang