Siapkan mental dan selamat menangis!
INI CERITA PERTAMA, BELUM BERSERIES-SERIES
Darah terus mengalir dari hidungnya. "Obat lo dimana? Lo mau gue antar ke rumah sakit?"
"Gue capek Ra, gue gak butuh obat. Obat gak bisa nyembuhin sakit gue."
"Lo gak a...
Budayakan vote dan follow sebelum membaca, xixixi!
Oh iya, Author mau cerita sedikit nih, kalau author lolos jadi peserta gmg writers 2022 dengan cerita ini. Jadi author akan update setiap hari mulai dari tanggal 01 September hingga 31 November 2022. Asik banget bukan? So, terus dukung author gemes ini ya hingga akhir!
Playing Now | Chord Overstreet - Hold on
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
"Terseyumlah! Kamu berhak bahagia walaupun hampir seluruh dunia tak mendukungmu untuk terus hidup."
-Rachel SyafanaDenara-
oOo
Suasana dingin langsung terasa begitu dia memasuki minimarket yang ada di depan sekolah barunya. Iya, dia baru menyelesaikan pendaftarannya. Kebetulan dia haus, jadi mampir dulu ke minimarket. Minimarket ini cukup luas. Ada meja dan kursi yang tertata rapih di luarnya, bahkan di dalam juga ada beberapa.
Matanya tak bisa diam menatap sekelilingnya, rasa ingin membeli semua. Penglihatannya terhenti pada satu objek yang sangat membuatnya tertarik. Siapa sih yang tidak tertarik dengan lelaki yang memiliki kaki jenjang, berpakaian serba hitam, dan yang pasti memiliki aura yang dingin. Namun, dia cepat tersadar dan langsung melanjutkan langkahnya.
"Aishhh! Gimana sih Rachel, oneng banget! Kalau ngeliatin mulu terus ke tangkep basah 'kan malu!" gerutunya.
Dia mulai fokus pada semua minuman yang tertata rapih di dalam kotak pendingin. Semuanya menggiurkan, lebih-lebih kalau ada potongan harga. Dia berjongkok memilih minuman di rak yang paling bawah. Saat sedang asik memilih, dia kaget oleh tangan yang menepuk bahunya.
"Rachel Syafana Denara?"
Dia langsung berdiri dan berbalik badan. "Eh?"
Yap, nama panjangnya Rachel Syafana Denara. Dia baru pindah beberapa hari lalu ke Jakarta. Mamahnya baru saja mendaftarkannya lagi ke sekolah. Rachel berpisah dengan mamahnya di depan gerbang. Dia ingin jalan-jalan, melihat indahnya kota Jakarta sendirian. Karena me time adalah waktu yang sangat menyenangkan.
Rachel menghela napasnya, untung bukan lelaki yang di depan itu yang menepuk bahunya. "Masih inget gue?" tanya perempuan sebaya yang ada di depannya.
Rachel menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Eumm, A ... A ... Anna?" tebak Rachel.
Rachel ingat, dia baru bertemu Anna beberapa jam lalu di sekolah. Anna langsung mengajaknya berkenalan di depan ruang tata usaha. Anna, anaknya sangat periang dan mudah bergaul dengan siapapun. Asik sekali jika bisa menjadi sahabat Anna.