Berlin

41 7 0
                                    

[Name] akhirnya tiba di Berlin. Perjalanan dari Tokyo menuju Berlin bukanlah jarak yang dekat. Tubuhnya terasa pegal karena lelah dengan perjalanan yang lebih dari 15 jam itu. Ia langsung memanggil taksi begitu keluar dari bandara.

Sepanjang perjalanan [Name] melihat pemandangan kota Berlin yang ditutupi salju. Ini pertama kalinya [Name] datang ke Berlin. Selama ini tunangannya selalu melarangnya untuk datang sekedar menjenguknya. Hari ini [Full Name] memang nekat pergi ke Berlin untuk menemui tunangannya itu.

*

Supir taksi menghentikan laju mobilnya. [Name] segera turun dan membayarnya. [Name] masih harus berjalan beberapa meter menuju apartemen tunangannya itu. Udara malam yang dingin tidak memadamkan semangat [Name]. Tangan kanannya sibuk mencari kertas alamat dan tangan kirinya menarik koper kesayangannya.

[Name] terlihat bingung. Ia tidak tahu dimana letak pastinya apartemen itu. Orang-oramg yang berlalu-lalang berjalan dengan cepat. [Name] jadi mengurungkan niatnya untuk bertanya. Ia mengeleng cepat dan berusaha menyemangati dirinya.

"Tenang [Name]! Kau pasti bisa menemukan apartemen Miyoshi!" Ucap [Name] pelan sambil menepuk kedua pipinya

[Name] kembali mendonggak untuk melihat papan jalan. Ia terlihat terkejut ketika tidak sengaja bertatapan dengan seseorang pria. Pria itu berdiri 5 meter di depanya dan ia pun tidak kalah terkejutnya dengan [Name]. Ia berjalan mendekati [Name].

"Apa yang kau lakukan disini?!" Tanya Pria itu

"A-aku datang untuk men-"

"Ikut aku!" Ucap Pria itu sambil menarik lengan [Name]

[Name] mengganguk pelan dan ikut pergi bersama pria itu. Ia tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya. Pria itu membuatnya terbang jauh-jauh dari Tokyo ke Berlin. Pria yang selalu mengajarkan banyak hal kepadanya, yang selalu membuatnya merasa tenang dan nyaman, yaitu tunangannya, Miyoshi.

Miyoshi menuntun [Name] menuju apartemen nomer 302. Ia merogoh sakunya untuk mencari kunci. Dari tadi [Name] hanya diam dan tersenyum sendiri sambil memperhatikan Miyoshi.

"Kau kenapa?" Tanya Miyoshi sambil membuka pintu apartemenya

[Name] tidak menjawab pertanyaan Miyoshi ia hanya membalasnya dengan senyuman. Miyoshi masuk kedalam apartemen dan [Name] mengikutinya.

Miyoshi menyalakan lampu apartemenya dan pergi ke dapur. [Name] terlihat takjub dengan furnitur dan koleksi lukisan Miyoshi. Ia duduk di sofa sambil melihat-lihat isi dari apartemen Miyoshi.

"Ini benar-benar apartemen yang mengambarkan dirimu..." Ucap [Name]

"Inikan memang apartemenku." Ucap Miyoshi sambil menaruh teh dan biskuit di meja

[Name] mengambil cangkir tehnya dan Miyoshi duduk di depanya. [Name] terlihat menikmati tehnya. Sunyi, tidak ada yang mau berbicara terlebih dahulu.

"Jadi, kenapa kau datang ke Berlin?" Miyoshi angkat berbicara

"Hm? Aku ingin menjenguk tunanganku yang pergi selama satu setengah tahun ke Berlin." Jawab [Name] sambil memakan biskuit

"Kan sudah kubilang jangan kesini." Ucap Miyoshi

"Maafkan aku Katsuhiko-san, tunanganku tidak memberiku kabar sejak 5 bulan yang lalu. Bagaimana aku bisa tinggal diam?" Ucap [Name] sedikit kesal

"Tapi aku sudah bilang akan mengabarimu setelah urusanku selesai, [Name]." Ucap Miyoshi

"Urusan apa? Ah! Jangan-jangan sebenarnya tunanganku ini menyembunyikan seorang gadis di kamar apartemen ini?!" Ucap [Name] pergi mencari kamar Miyoshi

I'm Glad I Met You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang