Someone Special

22 0 0
                                    

Di balik jendela ini, gadis ini hanya bisa mengingat, kenangan yang tak mungkin terulang, di satu sisi kenangan itu mungkin kenangan manis yang sulit dilupakan. Saat-saat mengenal rasa cinta pada pandangan pertama pada seorang pemuda yang bernama Brian Austin. Pemuda berkebangsaan Western ini.

*tiga tahun yang lalu

Di depan lobi kampus Aamily menunggu, sekali-kali matanya menatap jam. Sudah hampir Siang, mamanya tak muncul juga hampir setengah jam Aamily mondar -mandir di depan loby.

Tak lama terdengar bunyi ponsel.

"Halo Aamily, maaf Mama ini sudah diperempatan, bentar lagi nyampe !" terdengar ucapan mamanya dari arah ponsel Aamily.

"Ya, Ma," hanya terdengar jawaban singkat dari bibir gadis berambut lurus itu.

Nada sambung terputus.

Muncul seorang pemuda dengan berjalan tergesa-gesa melewati lobi, ia menarik tuas pintu exit, kepalanya menoleh ke kanan ke kiri seperti ada yang ia cari. Tak lama beberapa menit kemudian pemuda itu masuk kembali ke dalam lobi, duduk di sofa berwarna abu-abu, yang terletak di tengah di apit samping kanan-kiri meja resepsionis.

Netra bening Aamily bisa melihat pergerakan pemuda itu, saat duduk.

Suasana kampus saat itu mulai sepi, satu persatu riuh suara para mahasiswa mulai senyap.

Wajah pemuda itu bagi Aamily tidak asing, gadis berambut lurus itu mencoba mengingat-ingat.

Pemuda Western masih asyik dengan layar ponsel di hadapannya. Ia tidak mengetahui ada seorang gadis memperhatikannya.

Aamily memberanikan membuka percakapan dengan pemuda western itu. Rambut ikal dengan berwarna kecoklat-coklatan,

"exuce me, bukankah kamu adalah event chairman untuk acara winter fair tahun ini? Aamily perlahan berjalan mendekati pemuda yang sedang santai bersandar di sofa abu-abu itu.

"Ya, betul, ada yang bisa saya bantu?" pemuda itu mengangkat wajahnya kemudian menatap dengan tersenyum.

Tiba-tiba ada rasa kikuk dalam diri Aamily bagaimana tidak, mata berwarna biru itu hampir saja membuat ia terpesona, belum senyum khasnya, membuat dada Aamily berdesir.

Aamily gugup, hanya bisa mematung, mendadak lidahnya kelu.

"Hey , kenapa kamu diam saja, ada yang bisa saya bantu?" Ucap Brian mengulang pertanyaan, sambil mengerakkan kelima jari nya, berusaha untuk menyadarkan lawan bicaranya.

"Are you okey?" masih menatap Aamily dengan bingung.

"Ya, i am okey , maksud saya ....Ingin ikut mengisi di acara itu, " Amily berusaha menenangkan desiran yang bergumuruh di dadanya.

"Oke, kamu dari jurusan mana? " tanya pemuda western itu.

" Saya dari kelas bisnis, " Ucap Aamily sambil menyodorkan tangannya untuk bersalaman.

" Ok, besok kamu bisa hubungi tim acara winter fair, di lantai 2f, ada Carol, temanku yang akan mendata," pemuda itu beringsut dari sofanya sehingga posisinya berhadapan dengan gadis berambut lurus itu, pemuda itu masih mengenggam ponsel dan dengan segera memasukkan ke dalam saku celananya.

"Oke, sorry , I have to go, My driver has arrived," Sambil tersenyum pemuda itu melangkah cepat, saat menarik tuas pintu ia menoleh ke arah Aamily

"Wait! I am Aamily," seru gadis itu, hampir lupa mengenalkan namanya.

"Nice too meet you,Aamily," Tubuh Brian perlahan menghilang.

***

Suasana di aula begitu riuh suara para undangan orangtua yang hadir, di samping kanan kiri berjajar stand bazaar, yang berisi beraneka produk dari fashion hingga crafting.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 03, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Winter FairWhere stories live. Discover now