-Althaf Rifqie Abrisam-

518 22 3
                                    


🌹Berusaha ikhlas memang lah sulit
Namun, percayalah itu tak selalu berakhir sakit🌹

~Pilihan dari-Nya~


🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻


"Rifqie"


Sang empu yang merasa terpanggil namanya pun menoleh ke sumber suara.

"A--aphhaa" jawab nya singkat.

Perkenalkan dia Althaf Rifqie Abrisam, penyandang disabilitas yang kini di asuh oleh seorang wanita paruh baya yang sangat sayang padanya. Kisah hidupnya sungguh miris, ketika masih berumur 1 tahun dia di telantarkan oleh kedua orangtua nya dengan cara di tinggalkan di halaman panti asuhan. Sejak kedua orang tuanya mengetahui bahwa dirinya cacat.

Memasuki umur ke 10 tahun dia telah berhasil menuntaskan hafalan 30 juz. Dan menjadi seorang hafidz Qur'an beserta kekurangan yang dia punya. Di umur ke 17 tahun dia mendapatkan beasiswa kuliah di Universitas Hadramaut Yaman juga, menempati salah satu ma'had° disana, istilah nya belajar ilmu agama serta ilmu pengetahuan. Masyaallah.. memang prestasi yang luar biasa oleh penyandang disabilitas satu ini.

Kini menginjak usia ke 25 tahun dia telah lulus kuliah dengan IPK tertinggi ,dan mulai mengajar di Panti Asuhan tempat dimana dia di besarkan dengan penuh kasih sayang sebagai seorang guru agama dan tartil Al Qur'an.

"Di panggil ibunda , katanya hal penting. Ibunda nunggu tuh di rumah utama" ucap Ahmad Hamdan Fa'iz--biasa dipanggil Hamdan, sahabat karib Rifqie. Bedanya, Hamdan tidak memiliki kekurangan fisik apapun. Hanya saja, dia telah di tinggal pergi kedua orang tuanya ketika kecelakaan beruntun untuk selamanya. Beruntung waktu itu Hamdan kecil bisa di selamatkan dengan luka lecet yang memenuhi tubuh mungil nya. Dan ketika itu semua terjadi Hamdan masih berumur 7 bulan. Masih bayi.

Alhamdulillah, Allah sangat baik kepadanya karena masih memberikan hidup untuk nya sekali lagi.

"Baiklah Qie, aku mau ngajar dulu. Assalamu'alaikum" salam Hamdan kemudian.

"Wa'alaikumussalam danh" balas Rifqie seraya menangkupkan kedua tangannya di depan dada sebagai tanda terima kasih.

Hamdan hanya tersenyum manis melihat ucapan terima kasih dari Rifqie, yang kemudian berlalu menuju kelas yang akan di ajar nya.

🌻🌻🌻🌻

Dengan langkah yang sedikit tergesa Rifqie mengayunkan kakinya menuju rumah utama untuk menemui ibunda nya. Ibunda angkat, sekaligus ibunda panti yang sangat dia sayang. Karena hanya beliau lah yang di punyai oleh Rifqie selain Hamdan.

Mendekati rumah utama tiba-tiba Rifqie merasakan gugup yang teramat. Di pegang dada nya yang kini berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. 'Ada apa ini YaAllah?' batin nya berbicara.

Namun, dengan pasti dia mulai membuka knop pintu rumah dan tak henti henti nya melafalkan kalimat istighfar.

"Assalamu'alaikum ihbhundhah" Salam nya, yang hanya menggaung ke seluruh penjuru rumah, tanpa ada tanda tanda balasan salam.

Tak ingin terlalu larut dalam kebingungan, dengan sedikit berlari dia menaiki tangga menuju lantai 2. Tempat dimana kamar ibunda nya berada.

Dugaanya benar, terdengar sayup sholawat dari kamar sang ibu karena pintu kamar yang tak tertutup dengan rapat.

'Mungkin ibunda lagi bersih bersih' fikirnya.

Pilihan dari-NyaOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz