DEAR MOM

381 58 4
                                    

Aku berjalan menuju dapur,badanku terasa lebih segar dan kini aku mengenakan kemeja dengan dasi hitam,tak lupa jas kusampirkan ke lengan kananku.

Aku melihatnya duduk termangu membelakangiku,pakaian hitamnya sepadan dengan rambutnya yang juga hitam,perlahan aku memeluknya dari belakang dia tertawa pelan sambil mengusam rambut abuku,aku mengecup bahunya yang terekpose.

"Kouu,kau mengagetkanku" ucapnya sambil tertawa.Aku suka panggilan itu,dan akupun menghujaninya dengan ciuman tepat dibibirnya."panggil aku lagi,panggil" ucapku "kooouuu" ucapnya sambil mendorong pelan wajahku menjauh darinya,aku hanya tertawa melihatnya yang mengerucutkan bibirnya."iya iya ayo sarapan" ucapku sambil mengenakan jas,"oh aku rasa aku tak butuh jas ini" ucapku sambil melepas kembali jasku dan mengenakannya padanya.Aku bisa melihatnya tersipu malu,dia menyembunyikan wajahnya dibalik rambutnya,aku bisa melihatnya aku bahagia bisa melihatnya,aku tak peduli apakah ini mimpi atau bukan,aku sangat bersyukur,sangat sangat bersyukur bisa bertemu lagi dengannya.

"Ini ayam kesukaanmu sayang" ucapku sambil menaruh piring berisi ayam yang uapnya masih mengepul."Terimakasih sayaaang" ucapnya riang "eitt" aku menahan tangannya yang hampir mencomot paha itu,"cuci tangan dulu" pintaku,dia hanya tersenyum menanggapi perkataanku dan segera pergi ke wastafel.

Aku melihat punggung mungilnya,tersenyum lemah mengingat saat saat kami yang sulit.

"I.ibu.. I..ibu" dia menatap kosong pusara yang masih basah itu,aku hanya bisa memeluknya,memeluknya sangat erat agar bisa menguatkan hatinya agar bisa membuatnya berpijak lagi.
Sebulan selanjutnya dia tak bicara bicara lagi,dia sangat jarang makan aku sangat sangat mengkhawatirkannya.
"Sayang,makan ya?" pintaku sambil mengusap rambutnya,perlahan dia menatapku."koushi" panggilnya.
Hatiku terasa mencelos,setelah sebulan dia bersitegang dengan dirinya sendiri,dia mulai membuka dirinya lagi,untukku."ya sayang,aku disini" ucapku sambil tersenyum bahagia,dan perlahan diapun memelukku,"aku mencintaimu" lirihnya,"Aku sangat mencintaimu" ucapku sambil menciumi rambutnya.

"Sayaaang!" panggilnya mengagetkanku,"ah,kau menangis?" ucapnya panik sambil mengulurkan tangan pucatnya,mengusap airmataku.Aku bergumam pelan menanggapi ucapannya,aku menutup mataku menikmati usapannya."Jangan menangis,aku selalu disini" ucapnya lagi berusaha menenangkanku."Kau selalu ada di hatiku,pikiranku,dan kenanganku" ucapku parau sambil menggenggam tangannya,aku kembali membuka mataku,kulihat dia tersenyum cerah menatapku.

Untuk ibu disurga sana.
Maaf aku tak bisa menjaga anakmu lebih lama.
Aku bahkan tak tahu apakah ini mimpi atau kenyataan.
Tetapi,
Aku sudah berusaha membahagiakannya ibu.
Aku berusaha membahagiakannya sebisaku,semampuku.
Maafkan aku aku tak benar-benar menjaganya dengan baik.
Sehingga membuatku mendapatkan hukuman.
Yaitu kehilangan dia untuk selamanya.

"Ayo lekas makan? Kita akan menemui ibu"


Entah kenapa saya nyesek sendiri saat membuat chapter ini.
Entah kenapa,semacam ada beberapa perasaan yang mirip.
Idk hehe
Cerita ini akan segera mendekati akhir
Terimakasih

DREAM [END]Where stories live. Discover now