Your Heart

176 9 0
                                    

Begitu membuka mata hal yang Fajar rasakan adalah pusing. Pemandangan di hadapannya terasa berputar-putar bagaikan gasing. Kepalanya juga sedikit sakit.

Fajar berusaha untuk bangun dari tidurnya. Tangannya meraih ponsel yang berada di meja kecil samping tempat tidurnya. Seketika matanya melebar saat melihat layar ponselnya menunjukkan pukul sepuluh pagi.

Dia benar-benar telat masuk sekolah.

Ada dua puluh panggilan tidak terjawab dan juga ratusan chat menunggu untuk dibuka.

Panggilan tidak terjawab: 15 dari Mela dan sisanya dari teman-temannya.

Sedangkan chat setengahnya dari Mela dan sisanya dari teman-temannya dan juga grup.

Untung saja Mela tidak berangkat bersamanya hari ini, kalau tidak mungkin dia juga akan ikut telat.

Jay Lew
Iya sayang, aku baru bangun ini

Mela uwu
Astagaaaaaaaaaaa kakak kok baru bangun?
Kok bisa?
Kemaren ngapain aja emang?


Jay Lew
Nggak tau ini, pas bangun langsung pusing gitu
Nggak enak badan kayaknya
Kamu udah selamat sampai kelas kan?

Mela uwu
Tuh kan pasti gegara sok ujan-ujanan kemaren
Udah dibilangjn dari kemaren kakak tuh mau sakit
Ngeyel sih
Ibu sama bapak udah pulang belum?


Jay Lew
Iya iya maafin atuh
Nggak papa yang penting bukan kamu yang sakit
Ibu sama bapak belom pulang
Besok kan mereka pulangnya

Mela uwu
Jadi ini kakak sendirian dirumah?
Tuh kan
Ntar aku kerumah kakak ya
Untung hari ini pulang cepet
Udah jangan dibalas lagi
Tidur aja lagi sampe aku dateng
Awas kalo balas!

Read


Dan benar saja, dua jam kemudian Mela sudah berada di rumah Fajar dengan sekantong plastik bubur ayam yang baru saja dia beli.

Sekarang Fajar sedang rebahan di sofa ruang tamu karena tadi harus membuka pintu untuk Mela.

"Nih habis makan terus minum obat, terus tidur lagi," kata Mela. Perempuan itu menarik kursi kecil agar bisa duduk di hadapan Fajar.

"Sekolah emang beneran ngasih pulang cepet kan? Bukan kamu yang sengaja ijin?" Tanya Fajar. Sudah berapa kali Fajar menanyakan pertanyaan ini kepada Mela.

"Iya beneran atuh kak. Aku tau kakak nggak suka kalo aku sampe ijin pulang cepet segala," jawab Mela, "Udah sekarang habisin buburnya biar cepet istirahat,"

"Sini biar aku makan sendiri aja," Belum sempat Fajar memegang sendok, Mela langsung menariknya.

"Udah sih yang lagi sakit diem aja. Sok-sokan mau makan sendiri, megang sendok aja masih gemeteran," omel Mela.

Mela emang gini gaes. Dia kalau ngerawat orang sakit itu bukannya di sayang-sayang di manja-manja gitu tpi malah di judesin gini. Apalagi kalau Fajar yang sakit, makin judes lah dia. Tapi coba aja kalau Mela yang sakit, Fajar bakalan panik setengah mampus.

Ketahuan kan siapa yang boocheen diantara mereka? :')

Fajar pun membiarkan kekasihnya ini menyuapi bubur ayam hangat. Selama makan, tidak ada yang berbicara sama sekali.

"Udah, aku kenyang," kata Fajar saat kerongkongannya menelan sendokan kelima bubur.

"Yaudah, abis ini minum obat terus tidur," Mela memberikan Fajar gelas air mineral lalu menyiapkan obat-obat yang sudah dia ambil dari kotak P3K milik keluarga Fajar. "Ini, diminum,"

Fajar tidak banyak bicara saat Mela memberikan satu butir obat penurun panas. Lelaki itu segera menelan obat tersebut dibantu dengan air, kemudian kembali rebahan.

"Kak, mendingan balik ke kamar aja jangan tidur disini, malah makin sakit ntar badannya," kata Mela.

"Ntar aja, akh masih mau disini sama kamu. Kalo aku udah nyentuh kasur kamar tuh rasanya ngantuk terus,"

"Bagus dong, biar cepet istirahat terus bisa lebih enakan badannya,"

"Nggak mau, masih kangen sama kamu," rengek Fajar.

Mela mencubit hidung mancung Fajar dengan pelan, "Nggaak usah ngegombal ya, lagi sakit gini juga,"

Fajar terkekeh sambil menggenggam kedua tangan Mela.

"Makanya kalo dibilangin itu nurut. Udah tau basah kuyup terus badannya lagi nggak enak malah nggak mau disuruh berteduh. Padahal udah disuruh bunda. Kualat kan jadinya," omel Mela.

"Kemaren kan udah malem banget, Mel, nggak enak sama tetangga,"

"Kan kemaren hujan, lumayan gede lagi, kakak juga bawa motor. Ada ayah sama bunda bahkan ada abang,"

"Iya, tapi kan tetep aja nggak enak sama tetangga. Kalau mereka mikir macam-macam tentang kamu sama keluarga kamu gimana?"

"Nggak bakalan ih, lagian tetangga sekitar juga udah tau sama kakak kan? Udah bosen lagi ngeliat muka kakak seliweran disitu,"

Fajar menjitak kepala Mela pelan, "Kamu tuh kalo ngomong ya... Suka bener..."

Mela tertawa mendengar itu. Kekasihnya ini tidak pernah lelah membuatnya tertawa walaupun keadaan sakit begini.

Fajar bangun dari tidurnya kemudian duduk di hadapan Mela. Lelaki itu menatap Mela dengan lembut sambil tersenyum kecil.

"Makasih udah nge-khawatirin aku sampe segininya setiap aku sakit. Walaupun mulut kamu itu judes banget setiap aku sakit, tapi aku tau kalo kamu khawatir banget sama aku. Aku cuma panas biasa kok palingan besok juga udaj sembuh, nggak usah tegang gitu ah,"

Padahal mereka berdua sudah pacaran cukup lama, tapi entah kenapa Mela selalu gugup dan deg-degan kalau udah ditatap Fajar kayak gini.

"Jangan sakit lagi. Aku nggak suka liat kakak sakit kayak gini," ucap Mela.

"Iya, nggak bakal lagi deh,"





.

.

.



P

art 1 selesai ehehehhehe
Ini ceritanya bakalan oneshoot gitu per chapter ya ya, jadi satu chapter selsai gitu gitu ehehehe

Kritik dan sarannya sangat ditunggu ~

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 07, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

10 Reason To Love You | Fajar Alfian |Where stories live. Discover now