07.Kent(2)

55 18 1
                                    

Venissa terbangun dari tidurnya, sekarang ia berada di sofa ruangan Kent bersama Salma yang sedang menonton drakor.

Ia belum pulang juga, padahal sudah pukul 9 malam. Bahkan seragam sekolah masih melekat ditubuh mereka berdua.

" Venissa, lu gak mau pulang?. " Tanya Salma. Salma tak lelah menemani Venissa. Ia malah senang karena sinyal dan kuota internet menemani dirinya melihat suami khayalannya sedang berakting ria.

Venissa termenung dan sadar. Sudah jam 9 malam, ia merasa telah merepotkan Salma yang dari pulang sekolah tadi menemaninya.

" Udah Sal, kita pulang aja yok. " Kata Venissa.

Salma beranjak dari tempat duduk itu dan mengikuti Venissa.

" Cepat Bangun, Kent.. " Venissa menunjukkan senyum getirnya, Salma terkagum pada Venissa yang masih kuat menjalani hidupnya yang terbilang berat.

******
" Salmaa, makasih banyak yaa. " Venissa keluar dari mobil Salma dan berterima kasih.

" Yoi, gak usah segan minta tolong sama gw. " Salma membuka jendela pintu mobilnya.

Venissa melambai pada Salma dan mobilnya kembali melaju. Venissa memasuki rumahnya.

" Eh, anak bunda... " Bunda menyambut anaknya dengan sangat hangat. Venissa menyalimi tangan Bunda.

" Iya bun, Venissa habis dari rumah sakit. " Venissa tertunduk lemas karena tenaganya sudah habis.

" Sekarang ke kamar, mandi, makan dan tidur ya. " Bunda menenteng tas sekolah Venissa dan membawanya ke kamar anak tunggalnya itu.

" Ayah mana, bun?. "

" Ayah lagi bersama Papa Kent mencari pelaku tabrak lari Kent. Sebentar lagi mungkin pulang. "

Venissa menuju ke kamar mandi dan membersihkan dirinya. Ia ingin segera terlelap di kasur tercintanya. Cukup hari ini, ia lelah menahan dirinya untuk tidak menangis.

Beberapa menit kemudian Venissa sudah duduk di atas kasurnya dan mengambil ponselnya di nakas.

Venissa membuka sosial medianya walaupun tak ada apa - apa disana. Yang mengiriminya pesanpun tak ada.

******
Pulang sekolah, Venissa langsung menuju ke rumah sakit. Bedanya, kali ini ia bersama mama Kent yang menjemputnya kesekolah.

" Mama, aku jadi ngerepotin kan?. " Venissa menghadap ke arah mama Kent yang sedang fokus menyetir.

" Enak aja, Mama mau kasih kabar. Pokoknya kamu ikut ke rumah sakit Sama Mama. Mama udah kabarin Bunda kok. " Mama Kent menjawab dengan pandangan yang tetap fokus kedepan.

Venissa tak tau mengapa jantunya berdetak hebat dan sangat kencang bukan main. Ia sangat gugup jika harus pergi ke rumah sakit disaat dirinya baru saja di bully oleh mantan Kent

" Bagaimana sekolahmu?. " Tanya Mama Kent.

" Sepi, gak ada Kent yang gangguin. " Raut wajah sedih Venissa membuat Mama Kent ikut bersedih.

" Mama berharap semoga Kent bisa cepat sembuh. Mama yakin dia lagi mimpiin kamu di tidur panjangnya. " Mama Kent tersenyum bahagia, wajahnya yang awet muda ditambah dengan matanya yang berbentuk bulan sabit ketika tersenyum membuat dirinya sangat teduh.

Venissa mengangguk yakin dan menghembuskan nafasnya pelan, " Venissa juga berharap begitu, ma. Venissa kangen Kent. " Jujur Venissa dengan lirih.

Mama melihat Venissa sekilas, raut wajah lugu campur lugu itu membuat Mama Kent gemas sendiri. Apalagi bibir mungil Venissa yang dimajukan beberapa senti. Menggemaskan sekali di mata Mama Kent.

" Kamu gemesin, deh. Kent gak salah pilih pacar. Mama bersyukur banget. " Mama Kent mengelus puncak kepala Venissa hangat, Venissa memenjamkan matanya untuk menikmati kehangatan ini.

******
Venissa berjalan menuju ruangan Kent, Mama Kent yang sebenarnya berada di belakang Venissa kini mengejar Venissa dan menghentikan langkahnya.

" Kent pindah ruangan. " Mama Kent menepuk pundak Venissa dan memintanya untuk mengikuti langkahnya.

" Ruang VIP? Kent sudah sadar ma?. " Venissa bertanya namun Mama Kent tidak menjawabnya.

Saat memasuki ruangan, Venissa masuk terlebih dahulu.

Dan..

Ia melihat Kent duduk di ranjang Rumah sakit dengan infus dan alat untuk bernafas yang setia melekat di tubuh tegapnya.

" Kent?. " Venissa memastikan objek yang dia lihat benar.

Kent tersenyum tipis, bibir tipisnya kini tidak terlalu pucat, tetapi di kepalanya terdapat perban yang melingkar.

Kent melambaikan tangannya ke arah Venissa, Venissa mendekati Kent dan melihat Kent dengan tatapan polosnya.

" Lu Kent, kan?. " Venissa menoel pipi kiri Kent.

Kent langsung mencubit pipi Venissa gemas, " Gak, ini suami pertamanya Ariana Grande. " Kent membuang mukanya.

Air mata Venissa luluh, ia sangat senang. Benar - benar senang. Tangisan harunya memecahkan suasana di ruangan Kent.

" Gw kangen lu.. Hikss.. " Venissa terisak pelan dan melihat Kent prihatin.

" Gw udah di samping lu, Ini gw. Kent Alvaro. " Kent menatap sendu wajah cantik Venissa.

Venissa menggenggam tangan kiri Kent. Perempuan itu tersenyum sambil menangis. Aneh memang.

" Lu gak kangen elu. " Kent terkekeh pelan dan Venissa menatap Kent datar.

" Ya ngapain gw kangen, 2 malam gw koma. Lu hadir di mimpi gw. Bosensih. " Kent menatap Venissa kembali.

Venissa menyalurkan kebahagiaannya lewat senyum manisnya.

" Tuhan dengar doa gw. " Venissa menatap jendela rumah sakit. Ia merasa sangat bersyukur.

Venissa dan Kent kini sedang heboh di ruangan Kent. Mereka menonton film Tayo di Handphone Venissa. Sesuai janji Venissa pada chapter 06.

" Gila, Itu penumpangnya gak tewas di dalem pas Tayo jalan. " Venissa mulai berbicara tidak jelas.

Kent mengelus rambut panjang Venissa.

" Mungkin penumpangnya tau cara bertahan. Kayak lu yang ngertiin gw dan mau bertahan sama gw. "

******

732 Kata buat chapter 07 cukup kan?
Happyreading 💘
S

emakin dramatis makin aneh, y g si:(

BR(OK)ENWhere stories live. Discover now