Ada Ponsel di bawah Mejamu

1.5K 364 204
                                    

Ada ponsel di mejanya.
Aku melihat itu.
Dia yang duduk pada bangku nomor dua dari belakang sebelah kananku.
Dengan asyiknya ia mengusap-usap layar tersebut, mencari-cari jawaban dari soal yang ia anggap sulit.

Setiap hari. Dari nomor awal hingga akhir.
Maksudku, ia mungkin tidak dapat menjawab soal-soal tersebut.
Bukan bodoh. Hanya malas saja membuka buku saat pulang sekolah, walau hanya membaca atau membolak-baliknya. Baginya paket datanya-lah yang harus ia persiapkan untuk esok hari. Mencari-cari jawaban untuknya sendiri atau teman-teman kami yang terlihat kesulitan.
Padahal kami sudah diperingatkan, baik aku maupun dia dan seluruh penghuni sekolah ini. Mungkin dia tidak dengar, atau mungkin saja tidak peduli.

Bagi para pelajar, mencontek adalah hal yang wajar. Tidak bagi para guru, mereka menganggap hal terpuji bagi siswa itu adalah hal yang salah. Mereka selalu bercerita masa lalu mereka yang tidak pernah mencontek sekalipun. Entah itu benar atau salah. Kami hanya mengangguk mengiyakan.

Teman-temanku yang jarang memperhatikan penjelasan guru malah mendapat nilai yang bagus dan dipuji beliau.
Bukannya aku iri. Tapi andai guru tersebut mengetahui kebenarannya. Entah apa yang akan terjadi.
CCTV yang dipasang juga percuma. Anak itu tidak pernah tertangkap juga.

Aku tidak iri, lebih tepatnya kesal. Tidak adil sekali nilainya lebih baik dariku yang memelototi buku semalaman, sedangkan dia hanya mengusap ponselnya dengan santai.

Siapa yang salah?

Sistem kkm yang ada membuat para siswa berlomba-lomba agar tidak masuk lubang remidi yang lebih ganas soalnya.
Ponsel yang tidak digunakan semestinya.
Para guru juga melihat dari nilai bukan kemampuan.
Anak dengan nilai bawah standar namun jujur dan paham disalahkan.
Sebaliknya, anak dengan nilai tinggi dipuji.
Mungkin beliau tidak tahu kebenarannya.
Tapi memang itu adanya.
Banyak yang melihat dari sisi nilai bukan kemampuan.

Temanku menganggapku pelit juga sombong.
Itu karena aku tidak mau membuka cabang bagi otakku.
Alasan yang konyol bagi mereka yang mengatakan begitu padaku.
Saat aku mengambil kabel olor-pun.

Anak dengan ponsel di bawah mejanya, menatapku, meminta jawaban dari soal di depannya.
Aku menggeleng, batinku, kau kan sudah ada ponsel, kenapa tanya padaku yang hanya memelototi buku hingga malam menjelang?

Aku juga sedikit kasihan padanya.
Teman-teman jadi memanfaatkannya untuk mencari jawaban. Tentu saja ia kebingungan menanggapi.
Saat aku keluar ruangan dan masuk beberapa menit kemudian untuk mengecek buku di meja guru.

Ia masih disana, duduk sendirian dan sibuk mengusap layar tipis di tangannya.
Saat kelas sudah sepi, dan sesi kedua akan masuk, dia masih disana, sibuk mencari jawaban dari ponselnya yang selalu ia simpan di kolong mejanya.

.

.

.






413 kata

Ada Ponsel di bawah MejamuWhere stories live. Discover now